[13] Markhyun (Rewind)

2.5K 172 29
                                    

Dahyun kembali membuka suara. "Apa kau masih menyukai Mina unnie?"
_
_
_
_
Mark berdehem. "Bisakah kau berdiri sekarang, aku mulai merasa pegal"

Dahyun merasakan hatinya menyiut mendengar itu, pria itu berusaha mengalihkan pembicaraan. Apa sekarang Mark kembali menjadi Mark sebelumnya? Dingin dan jahat.

Dahyun akhirnya kembali berdiri. Ia tetap menatap Mark meminta penjelasan yang pasti. Tapi Mark tetap diam, seakan tak mendengar pertanyaan itu.

"Mark?" panggilnya lagi.

Mark tetap diam menatap kedepan. Dahyun melihat itu, sudah yakin Mark masih menyukai Mina. Lalu apa artinya kemesraan mereka selama ini?

Dahyun menjongkokkan dirinya disamping kursi roda Mark. "Katakan saja yang sejujurnya, jangan membohongi hatimu"

Mark tetap diam menatap kedepan. Melihat itu Dahyun menghela nafas dengan kasar.

"Baiklah, aku sudah tahu jawabannya. Aku yakin kau masih menyukai Mina unnie. Kalau begini aku bisa mudah menerima permintaan orangtuaku"

Dahyun kembali berdiri, ia menduduk dirinya di pojok lift itu. Lantai dingin itu langsung menyambut bokongnya, tapi ia tak peduli. Matanya mulai terpejam, hatinya kembali sakit. Sebisa mungkin ia menahan tangisnya.

***
Hari demi hari berlalu. Sikap Mark pada Dahyun semakin dingin seperti mereka pertama kali bertemu. Dahyun selalu mencoba mengajak Mark berbicara ntah hal apapun, tapi pria blonde itu selalu melengos enggan melihat kearahnya, kejadian ini pun pernah terjadi juga. Tentu Dahyun sakit melihat sikap dingin Mark itu, bahkan Mark bisa dibilang semakin dingin. Dan ia rasa akhir-akhir ini Mark mulai bergerak mendekati Mina. Disaat dia ingin mengajak Mark berbicara, pria itu selalu meghindar dan berjalan mendekati Mina. Keduanya pun tampak bercanda tawa, melihat Mina terkadang bersemu membuat hati Dahyun mengilu. Apakah ini tandanya ia harus menyerah?

"Huy!"

Dahyun mengedipkan matanya beberapa kali saat Bambam mengejutkannya dengan suara cempreng itu. Ia menoleh menatap Bambam kesal.

"Mwo?!"

Bambam mendengus. Belum apa-apa, ia sudah kena semprot Dahyun. Ia menatap kedepan, menyandarkan tubuhnya pada dinding itu.

"Kau sedang melihat Mark hyung?"

Dahyun sedikit terkejut dengan pertanyaan yang memang benar itu. "Ti—tidak" ujar gugup.

Bambam terkekeh kecil. Ia kembali beralih pada Dahyun yang duduk di sebelahnya. "Jangan berbohong. Itu terlihat jelas, sedari tadi kau terus memandang Mark hyung dengan Mina"

Dahyun menggeleng keras. Ia memukul pundak Bambam sedikit keras, membuat si empu meringis.

"Apa pedulimu!"

Dahyun berdiri, melangkahkan kakinya menjahui tempat Bambam. Bambam meringis memegang pundaknya.

"Dia tetap saja evil" gumamnya menatap kearah Dahyun.

"Dahyun-ah!" panggil Nayeon semangat membuat langkah Dahyun terhenti.

"Ada apa unnie?" tanyanya mengernyit, ia mendekati Nayeon yang duduk di lantai.

"Lihat!"

Nayeon menunjukkan sebuah majalah. Dahyun memincingkan matanya, memperjelas foto apa dalam majalah itu. Dan saat dia tahu, ia mengangguk beberapa kali seraya ber-oh-ria.

"Kalian ada hubungan?"

Dahyun meringis menggeleng kecil. "Ani"

"Ya! Sepertinya kalian cocok!" seru Nayeon histeris.

Dahyun menggeleng kecil memperhatikan foto di majalah itu. Ternyata foto dia dan Vernon sudah terbit di majalah itu.

Nayeon menarik Dahyun yang tadinya hanya berjongkok hingga terduduk di sebelahnya. "Ya! Pakaian kalian terlihat cocok"

Dahyun kembali meringis, ia menatap Nayeon yang terlalu antusias hanya melihat foto tidak jelas itu. Di foto itu pun ia dan Vernon memang memakai pakaian couple dengan Vernon merangkul pundaknya dan dia tampak tersenyum lebar.

Momo yang mendengar dan mengetahui apa yang Dahyun dan Nayeon bicarakan mulai mendekat membawa ponselnya.

"Lihat ini!" serunya seraya menunjukkan layar ponselnya kehadapan dua gadis itu.

Dahyun terbelakak melihat foto itu. Ia mengambil ponsel Momo, melihat lebih jelas foto yang ada di layar ponsel itu.

"Omo! Gwiyomi!" jerit Nayeon lagi seraya menangkup wajahnya dengan kedua tangannya.

"Verhyun?" gumam Dahyun seraya menscroll twitter milik Momo ke bawah.

Momo menyenggol bahu Dahyun. "Aku rasa penggemarmu sekarang bertambah, karena adanya Verhyun"

Dahyun terus menscroll ke bawah. Banyak sekali foto editan ia dan Vernon. Dan itu berhasil membuatnya bergidik geli.

Momo dengan sigap mengambil ponselnya balik. Ia berdiri, seraya mengancungkan satu tangannya yang terkepal. "Verhyun Berjaya!"

"Unnie!"

Jihyo yang mendengar itu, mengernyit memandang Momo bingung. "Verhyun? Apa itu?"

"Vernon Dahyun" ujar Momo seraya melirik Dahyun tertawa kecil.

Jeongyeon membulatkan matanya, ia beralih pada Dahyun. "Kau berpacaran dengannya?"

Saat Dahyun akan menggeleng, Nayeon langsung mendekap kepala Dahyun. "Ne. Segera" jawab Nayeon langsung.

"Mwoya? Lalu aku bagaimana?" sahut Bambam dengan wajah marahnya.

Yugyeom melihat wajah Bambam itu ingin sekali tertawa, ternyata Bambam pintar juga beracting.

"Sunbae? Sunbae itu jauh sekali dengan Vernon. Jadi lebih baik sunbae mundur saja" jawab Chaeyoung tanpa bersalah.

Bambam mendengar itu mendengus, padahal tadi dia hanya bercanda saja. Tapi perkataan Chaeyoung itu membuatnya menjadi sedikit kesal, apa dia tak tampan?

Dahyun mendorong tubuh Nayeon, karena ia mulai kehabisan nafas. Dengan Nafas tersengal-sengal ia menatap Nayeon dengan penuh kekesalan. Sedangkan Nayeon hanya menyengir tak bersalah.

"Sepertinya akan banyak FF mengenai Verhyun!" sambung Sana terkikik sendiri.

Dahyun berdecak, ia berjalan ke kamar mandi. Tak peduli lagi dia godaan demi godaan dari member Twice lainnya. Mereka pikir ia akan terlena ataupun tersipu? Tidak sama sekali. Itu malah membuatnya menjadi kesal.

Saat ia di kamar mandi, ia berjalan mendekati wastafel, mencuci wajahnya yang mulai berkeringatan dan berminyak.

Brak!

Tubuhnya langsung berputar mendengar pintu kamar mandi itu tertutup dengan keras. Matanya membelakak melihat Mark masuk ke dalam kamar mandi. Mark mengunci kamar mandi itu membuatnya berjalan cepat.

"YA!"

Mark mendorong tubuh Dahyun hingga punggung gadis putih itu bertabrakkan dinding. Dada Dahyun mulai menaik turun dengan cepat, ia mulai ketakutan dengan mata tajam itu. Ujung matanya melirik kedua tangan Mark sudah mengunci tubuhnya.

"Ya—aa! Lepaskan aku"

Dahyun berusaha mencoba mengumpulkan keberaniannya menatap mata tajam itu.

Mark hanya diam memandang Dahyun tajam. Dahyun membalas tatapan itu. Ia tidak mengerti apa mau Mark sekarang. Bukankah pria blonde ini sedang mencoba menjauhinya, lalu kenapa sekarang Mark tiba-tiba menjadi seperti ini lagi?

Dahyun menggelengkan kepalanya kecil. "Tidak lagi Mark. Kumohon jadilah Mark seperti kita pertama kali bertemu. Aku tidak suka dengan kelakuanmu ini"

Setelah itu Dahyun mendorong tubuh Mark pelan. Kemudian ia bergerak membuka pintu itu lagi.

Spontan matanya membulat melihat semua member sedang menunduk mencoba menguping.

"YA!"

Semua member tersadar bahwa Dahyun telah berdiri dihadapan mereka, segera mereka berdehem melihat kearah lain, seolah tak terjadi apa-apa.

Dahyun menghentakkan kakinya beberapa kali dengan kesal.

***
Malam pun tiba, latihan dance juga telah usai. Momo masih asik memainkan ponselnya di hadapan ruangan TV itu, dengan di temani Nayeon yang masih belum tidur.

Ia begitu fokus membaca satu persatu comment di instagramnya. Sesuatu masuk ke dalam notif-nya membuat ia membukanya. Matanya langsung membulat melihat sebuah foto editan yang di kirimkan fansnya dengan mentag namanya. Ujung bibirnya tertarik dan semakin lama semakin melebar.

"Unnie... unnie...!"

Nayeon yang sedari tadi menonton terusik dengan panggilan Momo yang duduk di sebelahnya itu.

"Mwo?"

Momo mendekatkan dirinya, "Lihat ini!"

Nayeon merebut ponsel Momo, ia menatap ponsel itu tak percaya. Sedetik kemudian ia tersenyum lebar menatap Momo.

"Kyakk! Ternyata Markhyun lebih banyak" jerit Nayeon seraya menscroll layar ponsel milik Momo ke bawah.

Semakin di tariknya ke bawah, semakin banyak foto editan Mark dan Dahyun yang benar-benar seperti real.

"Kau tahu unnie, sebenarnya aku tak terlalu suka Verhyun, tadi aku hanya bergurau saja agar Mark sunbae tersadar" ujar Momo.

Nayeon mengangguk membenarkan apa yang ada di pikirannya juga. "Ne. Aku juga begitu. Aku begitu kasihan dengan Dahyun, dia terlihat murung semenjak Mark bersikap dingin dengannya"

Momo tersenyum kecil mengingat sesuatu. "Kau ingat unnie? Saat Mark tiba-tiba masuk ke kamar mandi. Aku pikir mereka akan melakukan.... Kiss?"

Mendengar itu Nayeon menjerit kecil. "Dasar... jangan membuat pikiranku kotor"

Momo ikut menjerit kecil dengan kedua tangannya terkepal kedepan, seperti geram dengan sesuatu. "Mereka itu menggemaskan. Yang satu sifatnya kelewatan tapi satunya dingin"

Nayeon menggangguk seraya tersenyum kecil. "Eh... tag ke instagramku!"

"Baiklah unnie"

***
Hari ini tepat hari pengukuran pakaian untuk member lainnya. Karena juga comeback mereka sedikit lagi. Ini bukan album melainkan single keduanya. Pastinya designer sudah datang di ruangan dance GOT7 dengan adanya JYP PD-nim.

Satu persatu member GOT7 dan member Twice melakukan pengukuran. Tak butuh waktu lama semuanya telah selesai.

"Baiklah, fashion apa yang anda inginkan kali ini?" tanya designer wanita itu pada JYP PD-nim.

"Itu semua ku serahkan padamu. Aku mempercayaimu" ujar JYP PD-nim seraya tersenyum ramah.

Designer wanita itu mengangguk mengerti. Ia tahu, ialah selama ini yang di percayakan JYP PD-nim jika masalah pakaian stage para artist-nya.

Designer wanita itu melirik pada sekumpulan member GOT7 dan Twice yang mulai berlatih kembali.

"Aku rasa gadis berkulit putih itu pantas memakai pakaian yang terbuka"

JYP PD-nim mengikuti arah pandang designer wanita itu. "Maksudmu Dahyun?"

Designer wanita itu kembali menoleh pada JYP PD-nim, ia mengangguk beberapa kali. "Ne"

JYP PD-nim tertawa renyah. "Aku rasa jangan, karena dia tidak terlalu suka pakaian yang terbuka"

Designer wanita itu tersenyum penuh arti. "Kita belum mencobanya? Dan aku yakin, jika kita membuatnya memakai pakian yang terbuka, fan boy-nya akan bertambah"

JYP PD-nim itu akhirnya mengedikkan bahunya. "Baiklah, aku serahkan padamu semuanya"

***
Hari berlalu. Dahyun dan Mark tetap seperti biasanya. Mark seakan menuruti apa yang dikatakan Dahyun, menjadi Mark yang dingin dengan Dahyun. Dahyun menyadari sikap Mark itu, ia merasa ada yang kurang, tapi bukankah itu maunya? Mereka pun jika latihan memang benar-benar seperti sunbae-hoobae. Tak ada percakapan yang mereka lontarkan.

Sampai hari ini adalah tepatnya membuat video clip untuk single mereka.

Semua member Twice dan GOT7 bersiap-siap. Ada yang sudah memakai pakaian, tinggal menatap rambut mereka. Dan ada juga yang kebingungan dimana letak pakaian mereka.

Seperti Dahyun ini, ia bahkan sama sekali belum berpakaian. Yang ada dia malah berjalan kesana kemari menggoda para staf yang sibuk mempersiapkan untuk video clip. Sesekali ia membuat candaan konyol pada staf-staf hingga pekerjaan itu menjadi tertunda.

"Dahyun-ah!"

Dahyun menoleh kearah sumber suara itu. Ia terkejut dengan penampilan Sana yang begitu cantik itu. "Woah... unnie begitu cantik" pujinya.

Sana yang tadinya berniat memarahi Dahyun, menjadi tersipu malu. "Benarkah?"

Dahyun mengangguk beberapa kali. "Ne"

Sana teringat sesuatu, senyumnya langsung melurus. "YA! Pakai pakaianmu sekarang!"

Dahyun hanya menyengir tidak jelas, lalu berlari begitu saja sebelum mendengar omelan Sana.

***
Dahyun menggarut kepalanya yang tidak gatal. Ia kebingungan mencari pakaiannya. Disaat semua member Twice sudah berpakaian dan sudah selesai, tinggal hanya dia seperti anak ayam mencari ibunya.

"Kau mencari apa?" tanya Jieun melihat Dahyun seperti orang bodoh hanya melihat-lihat pakaian-pakaian yang bergantung.

"Unnie... dimana pakaianku? Apa aku tidak dapat?"

Jieun menepuk keningnya, "Astaga aku lupa memberikannya padamu!"

Jieun langsung berlari keluar ruangan rias khusus wanita itu. Dahyun mengerucut, kenapa sedari tadi Jieun tak memberikannya langsung, apa ia dilupakan?

Beberapa menit kemudian Jieun datang dengan tergesa-gesa. "Cepat pakai, semuanya sudah berkumpul, tinggal menunggumu!" seru Jieun memberikan sepasang pakaian berwarna hitam untuk Dahyun.

Dahyun mengangguk, berlari kecil memasuki kamar khusus mengganti pakaian.

Jieun tampak gelisah menunggu Dahyun yang begitu lama keluar. Disaat semua member lainnya sudah siap, tinggal menunggunya yang begitu lama.

"Unnie, kenapa lama sekali?"

Nayeon datang menghampiri Jieun. Jieun membuang nafasnya dengan kasar. "Salah kalian, kenapa tidak mengajak Dahyun berganti pakaian bersama. Sekarang lihatkan dia begitu lama"

Nayeon berdecak melipat tangannya di dada.

Pintu itu terbuka mengalihkan pandangan mereka berdua. Dahyun keluar dengan wajah merengut.

"Mwoya? Kenapa bajuku seperti ini?" dengusnya menghampiri kedua gadis itu.

Nayeon tercengang melihat pakaian Dahyun yang terbuka menampilkan perut rata gadis itu. Ia tersenyum kecil seraya memutar tubuh Dahyun.

"Woah... kau begitu cantik"

Jieun mengangguk membenarkannya. Dahyun menggeram menghentikan aksi Nayeon yang sedari tadi memutarkan tubuhnya.

"Ini terlalu terbuka"

"Tidak ada waktu! Cepat, tinggal menata rambutmu" Jieun langsung menarik Dahyun, menduduki gadis itu di depan cermin.

"Unnie, rambutnya seperti biasa saja. Itu terlihat cocok" ujar Nayeon.

Jieun mengangguk dan mulai mengerjakan rambut Dahyun.

***
Selama melakukan syuting, Dahyun merasa begitu risih. Semua menatapnya begitu terkejut terkecuali Mark. Tapi pria blonde itu selalu menatapnya, membuat ia sangat risih. Jeda sebentar, saatnya istirahat, Dahyun langsung berlari masuk ke ruangan rias khusus wanita, tujuannya untuk menghindari mata-mata yang selalu memperhatikannya sedari tadi.

Di dalam ruangan rias itu ia duduk di salah satu sofa lalu sibuk memainkan ponselnya. Senyumnya terus mengembang melihat komentar-komentar bagus dari penggemarnya di instagram miliknya.

Keningnya berkerut, saat sebuah notif masuk dalam instagramnya. Ia membuka notif itu, mungkin saja dari penggemarnya. Mendadak matanya membulat melihat sebuah foto editan dengan tag namanya dan nama instagram Mark. Foto itu seperti real, matanya beralih membaca caption itu.

'Markhyun, Always in my heart. Hihi...'

Markhyun?

Blush.

Oh tidak. Hanya membaca nama random itu saja sudah membuatnya tersenyum sendiri dan lagi pipinya bahkan sampai memerah seperti kepiting rebus.

"Omo... ada apa denganku"

Satu tangannya sudah menangkup pipinya yang memanas. Ia menggeleng beberapa kali. Kenapa ia harus senorak ini, padahal kemarin ada nama random 'Verhyun' tapi ia malah merasa geli dan tak suka. Tapi ini? Kenapa ia malah seperti kebawaperasaan?

Dahyun kembali sibuk memain instagram. Penasaran dengan instagram milik Mark, karena memang mereka tidak saling memfollow. Alasannya karena Mark tidak memfollow-nya, kan dia malu jika ia yang duluan yang memfollow Mark.

Hanya ketikan MarkTuan saja, instagram pria blonde itu sudah terlihat paling atas ditambah tanda ceklis, yang menyatakan akun itu real, seperti miliknya.

Segera di bukanya. Hal pertama yang membuatnya tercengang adalah sebuah foto yang baru saja Mark upload. Ia melirik pakaiannya, persis sama yang ia pakai.

 Tapi yang bedanya foto itu tak menampakkan wajahnya, seperti Mark mengcrop kepalanya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Tapi yang bedanya foto itu tak menampakkan wajahnya, seperti Mark mengcrop kepalanya. Bibirnya memaju kesal melihat foto itu.

"Apa wajahku sebegitu jeleknya, hingga ia mempotongnya?"

Jari-jarinya menunjuk beberapa kali pada layar itu karena sangking kesalnya.

(Love)

"Omo!!"

Segera jarinya kembali meng-unlike foto itu.

"Apa yang kau lakukan Dahyun!"

Ia memukul kepalanya beberapa kali sangking bodohnya. Seharusnya ia tak perlu menekan-nekan layar ponselnya, apalagi tepat di foto itu. Jadi begini kan, jika Mark tahu bagaimana? Pasti pria itu akan memasang wajah sombongnya pada dirinya.

"Tapi tunggu?"

Ia berhenti memukul dirinya sendiri. Wajahnya tampak berpikir.

"Untuk apa dia memasukkan fotoku?"

Seketika senyumnya melebar, alisnya bergerak-gerak seperti mempunyai ide jahat.

"Hehee... mati kau Mark"

***
Dahyun berlari mengejar Jieun, karena gadis itu telah berhasil mencuri ponselnya. Tentu dia kesal, seenaknya Jieun mengambil ponselnya apalagi ia belum mengeluarkan instagramnya, bagaimana kalau Jieun tahu ia diam-diam menstalking Mark? Tau sendiri kan, Jieun itu senang sekali menggodanya. Mau di taruh mana wajahnya jika wajahnya mendadak memerah karena godaan murahan Jieun.

"YA! Unnie!"

Dahyun semakin mempercepatkan larinya saat Jieun mulai mengotak-atik ponselnya. Jieun sendiri terus berlari menghindar seraya tertawa lepas.

"Hajima!" teriak Dahyun lagi.

Bambam melihat kelakukan Dahyun berlari-lari itu menggeleng kecil. "Dia benar-benar seperti anak kecil errh..."

Dahyun mulai kelelahan, nafasnya mulai tersengal-sengal. Kakinya akhirnya berhenti berlari. Tubuhnya sedikit menunduk, kedua tangannya menahan di lututnya. Ia mencoba menelan air ludahnya. Rasanya ia begitu lelah.

"Ehemm... ige mwoya Dahyuniee..." ujar Jieun tersenyum menggoda seraya menampilkan layar ponsel miliknya kehadapannya.

Dahyun terbelakak, ia mencoba mengambil ponselnya, tapi Jieun malah mengangkatnya tinggi-tinggi, ia yakin Dahyun tak bisa mencapainya, mengingat tubuhnya lebih tinggi dari Dahyun.

"Markhyun..." goda Jieun lagi seraya tertawa keras.

Dahyun menempelkan jari telunjuknya ke bibirnya. "Ssstt..."

Jieun kembali tertawa keras. Ia mengelus kepala Dahyun seperti adik kandungnya. "Aku kembalikan ponselmu. Sekali lagi jangan hanya menstalking saja, temui langsung jika rindu" nasihat Jieun seraya memberikan ponsel Dahyun.

Dahyun mengambil ponselnya seraya merengut. Jieun menggeleng kecil, ia berbalik melangkahkan kakinya meninggalkan Dahyun.

Dahyun membuang nafasnya untung Jieun langsung memberikan ponselnya. Cepat-cepat ia menutup instagramnya. Tubuhnya berbalik, pandangannya langsung tertuju pada dua manusia sedang bercanda tertawa.

Ia kembali menghela nafas dengan kasar. "Bagaimana aku bisa merindukannya, dia selalu dengan Mina unnie"

"Dahyun-ah?"

Dahyun menoleh pada sumber suara itu. Bambam mendekatinya, berdiri dihadapannya. Alisnya terangkat satu.

"Kau tahu kenapa sedari tadi kami semua melihatmu?"

Kepala Dahyun menggeleng beberapa kali.

Bambam berdecak beberapa kali. "Selama ini kami pikir kau gemuk, tapi kami salah"

Ia beralih melirik perut rata Dahyun, bibirnya tertarik. "Ternyata kau langsing juga"

Dahyun melihat tatapan itu seperti tatapan mesum. "Ya! Dasar!"

Dahyun bergerak meninggalkan Bambam, tapi sampah pisang membuat kakinya licin.

Bambam membelakak.

***
TBC...

*PENGUMUMAN!
Jadi gini, ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan.
~Yang pertama, kayaknya aku bakal up seminggu sekali atau 2 kali dalam seminggu, (Fisik aku lagi lemah) Maaf banget ya :(
~Yang kedua, beberapa part cerita bakal aku private. Alasannya, (nggk munafik nih, salah satunya pengen punya follower nambah) tau sendirikan, cerita aku terkadang suka ada bahasa vulgarnya. Nah ini bahaya untuk anak di bawah umur yang bacanya :v jadi aku bermaksud untuk memprivate beberapa part aku yang bahasanya vulgar. Jadi sekali lagi maafkan diriku ini jika kalian tak suka :'(
Bebeapa cerita akan di private mulai besok!

Kayaknya itu aja deh...
Semoga kalian mengerti teman...
Saranghae babe...

Incident Little Girl Evil ✔Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum