[15] Drunk [Rewind]

2.4K 178 19
                                    

Bambam bernafas lega. Hampir saja ia mati melihat tatapan mengerikan itu. Ia menoleh pada Jieun seraya tersenyum lebar, Jieun penyelamatnya!
_
_
_
_
Dahyun menundukkan kepalanya. Satu kakinya bermain di lantai yang sekarang ia injakin.

Pria hitam manis berdiri di hadapan Dahyun, terkekeh melihat Dahyun, yang menurutnya begitu lucu. "Aku Mingyu, salam kenal. Ini pertama kalinya kita bertemu"

Dahyun mendongak, ia melirik tangan Mingyu terulur kehadapannya. Dengan ragu ia menggapai tangan itu.

"Aku Dahyun" ujarnya pelan.

Mingyu tersenyum manis melihat Dahyun yang menurutnya begitu cantik jika bertatapan muka ini. Tak salah ia menerima perjodohan ayah dan ibunya ini.

"Apa kau sibuk?"

Kedua tangan itu sudah terlepas. Dahyun mendongak, ia melirik ke belakangnya, para staf dan lainnya tampak sedang istirahat. Ia kembali menatap Mingyu.

"Ne. Comeback ku sebentar lagi"

Mingyu mengangguk mengerti. "Baiklah aku mengerti. Mari kita bertemu lain waktu"

Dahyun mengangguk beberapa kali, kemudian menunduk. Mingyu menarik ujung bibirnya melihat Dahyun yang sepertinya enggan menatap matanya.

"Tak usah seperti itu. Apa aku menyeramkan sehingga membuatmu tak menatapku?"

Dahyun langsung mendongak, ia menggeleng beberapa kali. "Tidak. Maafkan aku" sesalnya bersalah.

Mingyu tersenyum kecil. "Ne, aku tahu kita memang dijodohkan. Dan ini pertama kali kita bertemu. Aku harap kau menerimaku menjadi temanmu dulu"

Dahyun kembali menganggukkan beberapa kalinya. Ia tak tahu lagi harus menjawab apa. Karena yang Mingyu katakan benar. Baiklah mungkin sekarang mereka harus saling mengenal terlebih dahulu menjadi teman. Hufh. Teman dulu baru akan menjadi suaminya. Mengingat itu membuatnya menjadi pusing.

Dari kejauhan Bambam memincingkan matanya memperhatikan kedua pasangan yang berdiri tak jauh darinya. Terlihat disana Mina seperti sedang berbicara pada Mark, tapi pandangan Mark sama sekali tak menatap Mina balik, melainkan kearah lain. Ia mengikuti arah pandang Mark. Saat ia tahu, seketika matanya terbelakak melihat Dahyun bersama Mingyu.

Mingyu? Kenapa bisa?

Seketika ia teringat dengan foto yang kemarin ia temukan. Firasatnya sekarang mengatakan Dahyun memiliki rasa dengan Mingyu, tapi apa Mingyu harus datang ke lokasi syuting mereka. Apa Mingyu tak takut dengan paparazzi yang mengintainya? Walaupun ia tahu lokasi syuting mereka tertutup. Daripada dia penasaran, lebih baik ia mendekati kedua orang itu.

"Mingyu-ah?"

Mingyu beralih pada Bambam. "Oh Bambam-ah"

Bambam dan Mingyu berfive-high melupakan kehadiran Dahyun di tengah-tengah mereka.

"Sedang apa kau? Ingin bertemu denganku" tanya Bambam seraya menaikkan kedua alisnya.

Mingyu mendelik. "Tentu tidak, untuk apa aku bertemu denganmu. Tidak penting"

Bambam tertawa kecil. "Lalu?"

Mingyu melirik Dahyun yang sedari tadi hanya diam. "Bertemu dengannya"

Bambam menatap Dahyun sebentar lalu kembali beralih pada Mingyu. "Kalian saling mengenal?"

Mingyu tersenyum kecil. "Ini kami baru berkenalan"

Bambam mengernyit. "Kalian baru kenalan? Lalu untuk apa kau datang kesini? Hanya untuk ingin mengenalnya?"

Mingyu hanya mengangguk polos. Bambam memincingkan matanya memperhatikan kedua orang itu bergantian.

"Apa kalian memiliki hubungan?"

Keduanya hanya terdiam. Dahyun tampak lebih memilih menundukkan kepalanya. Mingyu melirik Dahyun sebentar lalu ia kembali menatap Bambam.

"Ani."

Dahyun bersyukur Mingyu tak memberitahu pada Bambam masalah tentang perjodohan konyol mereka.

Bambam beralih pada Dahyun, ia merasa tidak percaya dengan Mingyu. "Benarkah Dahyun?"

Dahyun semakin menundukkan kepalanya tak menjawab. Lebih baik ia diam saja.

"Hei... apa yang kukatakan benar" ujar Mingyu.

Bambam mengangguk. "Baiklah"

"Aku kembali dulu" ujar Dahyun akhirnya bersuara.

Sebelum Dahyun berbalik Mingyu kembali menahannya, membuat ia terpaksa menatap pria hitam itu kembali. "Aku akan mengabarimu"

Dahyun mengangguk pelan. Kemudian ia kembali berbalik, segera meninggalkan kedua orang itu dengan hati yang begitu sakit. Ingin sekali rasanya ia menangis. Menangis karena perjodohan ini. Kenapa Mingyu beraninya mendatanginya di tempat seperti ini, membuat pandangan member Twice bingung dan seakan meminta jawaban pada dirinya. Kalau sudah begini, apa yang akan dikatakannya nanti?

Bambam menoleh pada Mingyu. "Kau menyukainya?"

Mingyu mengedikkan bahunya. "Aku kembali dulu"

"Ya! Jawab dulu!"

Teriakan Bambam tak di hiraukan Mingyu lagi. Pria hitam manis itu sudah berbalik, berjalan seraya tersenyum sendiri.

***
Jam sudah menujukkan pukul 6 sore. Syuting telah berakhir. Semuanya juga telah selesai. Ini menggambarkan kebagiaan untuk semua member, karena akhirnya penantian mereka, cepat menyelesaikan syuting ini akhirnya terkabulkan. Terkecuali untuk Dahyun. Itu artinya comebacknya akan segera dan ia harus cepat memutuskan kontraknya. Mengingat itu membuatnya menjadi sedih sendiri.

Malam ini pun mereka beramai-ramai merayakan akhirnya syuting mereka telah usai dan comeback mereka akan segera. Hari ini semua member berencana kali ini makan di luar daripada membuat Dahyun bertambah lelah.

Dan sekarang mereka sedang di sebuah restaurant dengan khusus untuk mereka tempat tertutup. Karena mereka tak ingin penggemar mereka mengacaukan pesta mereka ataupun paparazzi tiba-tiba memfoto mereka saat melakukan hal yang tidak-tidak. Beruntungnya mereka mendapatkan tempat khusus yang berada di luar, dengan begitu mata mereka langsung di persembahkan tanaman yang begitu luas dengan beberapa lampu yang menghiasinya, dan jangan lupa bintang-bintang kecil yang begitu banyak menghiasi langit malam itu menambahkan nilai pada tempat khusus itu.

"keonbae!" seru Bambam menaikkan gelas kecilnya yang berisi alkohol.

Semua menaikkan gelas mereka. Bercheers dengan lainnya lalu meminumnya.

Dahyun terdiam memperhatikan alkohol itu. Ia teringat ucapan Wonho dan Taeyong yang melarangnya meminum alkohol saja. Tapi ia juga ingin sesekali mencicipinya.

"Apa yang kau lakukan Dahyun, kenapa tak meminumnya?" tegur Yugyeom.

Dahyun menggeleng, meletakkan alkohol itu. "Dia tidak bisa sunbae" jawab Sana menatap Yugyeom, walaupun ia tahu Yugyeom lebih muda darinya, setidaknya ia menghargai Yugyeom dengan memanggil sunbae.

Youngjae mengernyit, ia memandang Chaeyoung dan Tzuyu bergantian. "Lalu kenapa Chaeyoung dan Tzuyu bisa?"

Dahyun tak menjawab. Ia lebih memilih memakan hidangan di hadapannya sekarang.

"Sudahlah lanjutkan saja makanmu Youngjae" ujar Jaebum.

Youngjae mengangguk melanjutkan makannya.

Semua member mulai makan hidangan dihadapan mereka sesekali dengan bercanda tawa. Tapi tidak untuk Dahyun, ia lebih memilih diam seraya makan tanpa peduli candaan yang keluar dari mulut Bambam yang sama sekali tak lucu menurutnya.

Kepalanya mendongak, mulutnya mengunyah mie yang sedang ia makan itu. Matanya menangkap dua orang sedang bermesraan menurutnya. Hatinya mengilu melihat Mina menyuapi Mark dan pria blonde itu tampak menerima saja suapan itu. Lalu Mina membersihkan mulut Mark. Hal ini membuat sumpit yang ia genggam menghentak beberapa kali ke dalam mangkuk mie-nya. Hatinya panas! Kenapa mereka beradegan mesra di hadapannya? Apa Mark lupa bahwa ia juga memiliki perasaan dengan pria blonde itu. Atau memang Mark sengaja melakukan hal ini agar ia sakit hati?

Tubuhnya mendadak merasa begitu panas. Ingin sekali ia melempar mie-nya kehadapan dua orang itu. Ia menunduk, mengambil gelas kecil berisi alkoholnya itu.

Dengan perasaan yang begitu kesal, ia langsung meneguk alkohol itu. Sana yang duduk di sebelahnya terbelakak. "Dahyun-ah..."

Tuk!

Dahyun meletakkan gelas yang sudah kosong itu di meja itu dengan keras.

"Jinyoung sunbae... aku ingin lagi" ujarnya pada Jinyoung yang duduk di hadapannya.

Jinyoung menurutinya, ia menuangkan alkohol itu. Dengan cepat Dahyun meneguknya lagi hingga habis. Mata gadis itu juga sudah menutup erat menahan rasa pahit yang menjalar di kerongkongannya. Tapi yang ia tahu, alkohol itu memang awalnya terasa pahit tapi jika di minum terus akan terasa manis. Kenapa selama ini kedua kakaknya melarangnya meminum minuman manis seperti alkohol ini?

Tuk!

Dahyun kembali meletakkan gelas itu dengan keras. "Lagi sunbae"

Jinyoung menuangkan kembali alkohol itu, Dahyun meminumnya dengan cepat.

"Lagi!"

"Cukup sunbae, jangan lagi!" tahan Sana.

Jinyoung meringis. Dahyun menggeleng keras. "Tidak. Aku ingin lagi, tuangkan lagi sunbae"

Jinyoung hanya diam tak berani menuangkannya lagi.

Brak!

"Sunbae tuangkan kembali!" teriak Dahyun.

Tidak, ia tidak mabuk sama sekali. Hanya saja ia ingin menuangkan kekesalan hatinya pada alkohol itu. Apa salah? Kenapa Sana melarangnya.

Mau tidak mau Jinyoung menuangkan kembali alkohol itu.

8 gelas kecil alkohol itu sudah habis di teguk Dahyun. Sana berusaha menahannya tapi Dahyun terus memberontak. Wajah Dahyun pun sudah memerah akibat alkohol itu.

"Lagi!"

Jinyoung kembali menuangkannya dengan perasaan bersalah. Dahyun kembali meneguknya.

"Hentikan itu, dia mulai mabuk" seru Nayeon melihat tubuh Dahyun mulai terhuyung ke belakang.

Dahyun menurunkan gelasnya, meletakkan begitu saja di meja itu. Satu tangannya melambai dengan kepala menggeleng. "Aniyo. Aku tidak mabuk unnie!" ujarnya dengan mata yang mulai mengabur.

"Dahyun-ah..."

Dahyun menggeleng menatap Sana. Ia menepuk dadanya beberapa kali. "Percayalah padaku, AKU TIDAK MABUK!" tekannya diakhir.

Dahyun mendirikan dirinya. Tubuhnya hampir terjatuh ke belakang, ia berusaha menahan keseimbangan tubuhnya yang mulai jatuh. Pandangannya mulai mengabur, kepalanya bahkan begitu pusing.

Kepalanya mendongak, tiba-tiba matanya berbinar. "Woah..." terdengar suara kagum keluar dari mulutnya.

Semua member beralih pada Dahyun yang mulai tampak mabuk.

"Lihatlah bintang itu. Aku bisa menggapainya"

Kedua tangan Dahyun terangkat lalu mencoba menggapai sesuatu yang mustahil. Bambam mengernyit mendongak keatas. "Dia gila ya?"

"Unnie... lihatlah, bintang ini sekarang sudah di tanganku"

Ntah untuk siapa Dahyun ucapkan, yang pasti wajahnya begitu bahagia saat ia merasa bisa memegang bintang di langit itu.

"Dia sudah mabuk" ujar Jihyo.

Dahyun mendengar itu menunduk, beralih pada Jihyo. Sekali lagi tangannya melambai, "Aniyo. Aku tidak mabuk"

"Dimana bintangnya, aku ingin lihat?" ujar Momo yang mencoba menyadarkan Dahyun.

Dahyun tersenyum lebar dengan wajah mabuknya. Ia kembali menduduki dirinya.

Kedua tangannya terangkat keatas lalu melambai-lambai dengan diiringi tubuhnya ikut seperti menari. "Ini dia, ikut menari diatas kepalaku" ujarnya seraya tertawa sendiri.

"Astaga dia seperti sudah gila" gumam Mina.

Dahyun medengar itu menoleh pada Mina. Ia menggeleng beberapa kali, dengan satu jari telunjuknya bergoyah di hadapannya. "Aniyo unnie."

"Aku!" ia menepuk dadanya beberapa kali.

"Tidak bisa mabuk, karena aku kuat" ia mengangkat kedua tangannya dengan gaya seperti menunjukka kedua ototnya.

Dahyun terdiam. Ia bersendawa tanpa malu membuat Jackson bergidik jijik yang duduk disebelahnya.

Dahyun mendorong makanannya yang tadi ada di hadapannya. Ia menidurkan kepalanya di meja itu. Wajahnya kembali murung seperti biasa.

"Sepertinya kita harus kembali, ini tak bisa dibiarkan. Bahaya jika paparazzi melihat Dahyun" usul Jaebum.

Dahyun kembali menegakkan tubuhnya menatap Jaebum. "Aniyo! Aku tidak mabuk!" ujarnya dengan suara yang mulai mengeras, kali ini ia mulai kesal.

Dahyun kembali bersendawa membuat Jackson tak tahan. "YA! Berhentilah bersendawa"

Dahyun mendengus tak peduli, ia kembali menidurkan kepalanya. Kepalanya semakin berdenyut kuat.

Tiba-tiba sesuatu melintas di kepala Bambam. Ia ingin menanyakan sesuatu pada Dahyun, yang akhir-akhir ini membuatnya penasaran. Dari yang ia dengar-dengar, banyak orang mabuk akan mengatakan yang sejujurnya, dan kali ini ia akan mencobanya.

"Dahyun-ah... aku bisa bertanya?" ujar Bambam memajukan tubuhnya yang duduk disebelah Jinyoung.

Dahyun kembali menegakkan tubuhnya. "Mwo?"

"Apa kau memiliki hubungan dengan Mingyu?"

Semua terdiam beralih pada Bambam. Termasuk Mark, pria blonde itu yang sedari tadi hanya diam, menjadi tertarik dengan pertanyaan Bambam itu.

Tiba-tiba Dahyun tertawa keras. "Hahahaaa..."

Bambam mengernyit. "Kenapa kau tertawa?"

Dahyun menghentikkan tawanya. Sekali lagi ia bersendawa membuat Jackson menggeram.

"Kau ingin tahu?" Dahyun menatap Bambam dengan pandangan sayunya.

Bambam mengangguk beberapa kali.

Dahyun menarik nafasnya lalu ia menjawab. "Mingyu adalah calon suamiku!"

"HA?!"

Itu suara Yugyeom yang begitu terkejut mendengarnya. Dahyun tertawa kecil, ia menopang wajahnya menggunakan tangannya.

"Dia tampan, kan? Kalah dengan Mark" ujarnya diakhir melirik Mark.

"Dia mabuk, aku tidak mempercayainya!" ujar Chaeyoung.

Dahyun kembali tertawa. Ia mendongakkan kepalanya. "Sebentar lagi kami akan menikah"

Dahyun kembali menoleh mempehatikan wajah-wajah member lainnya satu persatu dengan matanya yang semakin mengabur. "Jangan lupa datang, aku akan mengundang kalian semua"

Yugyeom berdecak menggeleng. "Apa dia berharap?"

Dahyun menggeleng keras. "Tidak! Aku tidak berharap sama sekali."

"Ini aku" Jari tangan kiri Dahyun membentuk setengah love.

"Dan ini Mingyu..." jari sebelah tangan kanannya membentuk setengah love lagi.

"Lalu kami akan bersatu" kedua setengah love itu bersatu menjadi berbentuk love seutuhnya.

Dahyun tertawa kembali. "Aku tidak percaya ini. Hitungan hari lagi kami akan menikah! Woah... aku akan menjadi ibu"

"Kau hamil?!" Bambam mulai mengada-ngada.

Dahyun tertawa seraya bertepuk tangan. Kepalanya mengangguk beberapa kali, melihat itu semua member terkejut.

Nayeon menggeleng tak percaya. "Tidak tidak, dia sedang mabuk. Itu tak mungkin!"

Dahyun kembali menggeleng keras. "Aku memang tidak hamil"

Nayeon tampak bernafas lega mendengarnya. Ia yakin Dahyun mabuk, pasti perkataan ucapan gadis itu pun mengada-ngada.

"Cih... dia sudah mabuk. Pikirannya sudah melayang-layang" desis Mark kini bersuaran.

Dahyun beralih menatap Mark. Ia menangkup wajahnya memperhatikan wajah tampan Mark. Kepalanya sampai memiring. "Kau begitu tampan" gumamnya.

Mark membuang mukanya asal.

Dahyun kembali menegakkan tubuhnya. Ia menggeleng keras. "Tidak, tidak. Apa yang kau pikirkan Dahyun, kau sebentar lagi akan menikah!" serunya seraya menampar pipinya kecil.

"Dahyun-ah... apa itu benar?" suara Sana mulai memelan.

Dahyun menoleh pada Sana. Ia langsung memeluk tubuh Sana begitu erat. "Aku begitu mencintainya unnie"

"Nugu?" tanya Sana seraya mengusap punggung Dahyun.

Dahyun melepaskan pelukannya. Ia berdiri dengan tubuhnya yang masih terhuyung. Kakinya berjinjit, satu tangannya terangat ke udara seperti menggapai sesuatu.

"Apa yang dilakukannya?" tanya Jinyoung bingung.

"Bintang ini begitu kecil" gumam Dahyun kesal.

"Dasar gila" desis Mark.

Dahyun kembali menegakkan tubuhnya. Tiba-tiba sesuatu mendorong kuat di dalam perutnya.

"Huekkk..."

Hampir saja Dahyun memuntahkan isi perutnya di hadapan makanan itu. Untungnya Dahyun masih bisa menahannya.

"YA!" seru Jeongyeon berdiri berjalan mendekati Dahyun.

Jeongyeon merangkul Dahyun berusaha menahannya gadis itu tak terjatuh. Terlihat Dahyun sudah mulai tumbang, mata gadis putih itu sudah tertutup.

"Unnie... aku sungguh mencintainya"

"Siapa Dahyun..."

"Aku sungguh mencintainya, hiks..."

Jeongyeon berusahan menahan keseimbangan tubuh Dahyun yang mulai ambruk. "Siapa? Mingyu?"

Dahyun menggeleng keras. "Tidak! Aku sama sekali tidak mencintainya!"

"Jadi siapa maksudmu?" tanya Jeongyeon lagi.

"Mark sunbae"

***
Pagi menyambut. Silauan matahari begitu sakit terasa di kelopak mata Dahyun. Kepalanya begitu pusing saat ia mencoba membuka matanya. Tapi ia mencoba membuka matanya begitu lebar. Tubuhnya terduduk, saat ia tersadar. Matanya beralih pada jendela kamarnya yang terbuka lebar.

"Ck. Pasti aku lupa lagi menutup jendela" decaknya.

Ia berdiri, keluar dari kamarnya. Pintu itu kembali ia tutup. Saat ia berbalik, ia sedikit terkejut melihat member Twice semuanya sudah rapih duduk di ruang TV itu memandangnya.

"Ada apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu?"

Jihyo tertawa hambar. "Ah ani. Cepat bersihkan dirimu, hari ini kita ada pemotertan"

Dahyun mengangguk mengerti, walaupun ia masih panasaran dengan wajah member Twice lainnya yang tidak seperti biasanya.

***
Semua member GOT7 dan Twice memang melakukan pemotretan, untuk comeback mereka. Semuanya juga sudah berkumpul di pemotretran itu.

Jinyoung berjalan mendekati Dahyun dengan membawa botol kecil.

Dahyun mengernyit melihat sebuah botol diajukan kehadapannya. Ia menatap Jinyoung bingung. "Ini teh mint, agar rasa mualmu berkurang" jelas Jinyoung.

Dahyun mengambil botol itu. Ia memang masih merasakan pusing dan mual. Segera ia meneguk teh mint itu.

"Kau sudah baik-baik saja, kan?" tanya Jinyoung setelah Dahyun sudah habis meneguk teh mint itu.

Dahyun mengangguk seraya tersenyum kecil. "Gomawo sunbae"

Jinyoung mengangguk beberapa kali. "Bagaimana sekarang perasaanmu?"

"Lebih baik dari sebelumnya"

"Baguslah."

Ingin rasanya Jinyoung bertanya mengenai Mingyu. Ia begitu penasaran dengan perkataan Dahyun semalam. Apa benar Mingyu adalah calon suami Dahyun?

"Hei... sedang apa kalian? Cepat kesini, pemotretan akan dimulai"

***
Pemotretan itu berjalan dengan lancar. Waktu sudah siang, semua member tampak sedang makan siang dengan makanan yang sudah di sediakan.

"Dahyun-ah... seseorang ingin menemuimu"

Dahyun mendongak memandang Jieun bingung. Jieun mengedikkan bahunya tak tahu.

Dahyun pun berdiri bergerak melangkahkan kakinya meninggalkan makanannya.

Di luar pemotretan itu berdiri seorang pria sedang membelakanginya.

"Siapa ya?"

Pria itu berbalik seraya tersenyum manis. "Hai... lagi"

***
TBC...

Incident Little Girl Evil ✔Where stories live. Discover now