[22] Back [Rewind]

2.3K 152 33
                                    

Matanya membesar melihat Mina sudah berdiri depan mereka dengan wajah marah.

Apalagi ini?
_
_
_
_
Mina memincing menatap Mark. "Apa yang sunbae lakukan diluar dengan Dahyun?"

Mark mengedik tak peduli lalu berjalan melewati Mina begitu saja.

Mina ternganga dengan sikap dingin Mark itu. Ia berganti menoleh pada Dahyun.

Dahyun meringis. "Aku harus menyelesaikan masakku"

Dengan cepat Dahyun berjalan kearah dapur sebelum Mina menanyainya yang tidak-tidak.

***
Tak berapa lama Dahyun telah selesai memasak dan menghidangkan seperti biasa bibimbap. Ia sibuk mengangkat satu satu bibimbap ke meja makan itu dengan bantuan beberapa member lainnya.

Mark sudah mengambil tempat, sengaja ia mengosongkan kursi di sebelahnya khusus untuk wanita yang sedari tadi di perhatikannya.

Selesai menghidangkan semua member sudah duduk tinggal menunggu Dahyun. Dahyun datang membawa satu bibimbap miliknya. Ia mengedar mencari tempat kosong. Ujung bibirnya terangkat sedikit melihat Mark menyuruhnya mengintruksi duduk di sebelah pria blonde itu. Pada saat ia ingin melangkah duduk di sana, Mina sudah terlebih dahulu duduk di sebelah Mark. Dengan lesu, akhirnya ia mengalah memilih duduk di antara Jinyoung dan Nayeon.

Mark mendengus melirik Mina sinis. Tapi gadis itu malah tersenyum manis dengannya. Mendadak ia berdiri mengalihkan pandangan semua member dengannya. Ia mengangkat bibimbapnya lalu berdiri melangkah mendekati Jinyoung.

"Kau disana" pintahnya.

Jinyoung tak banyak tanya. Ia berdiri lalu bergerak berganti duduk dengan Mark.

Mark tersenyum lebar menoleh pada Dahyun yang sekarang duduk di sebelahnya. Dahyun segera beralih kearah lain sebelum member lain curiga dengan mereka.

Semua member pun mulai menyantap bibimbapnya. Namun tidak untuk Mark. Pria itu malah masih asik menatap Dahyun tanpa berkedip sekalipun.

Bambam menghentikan makannya, ia mengernyit memandang Mark ngeri. "Mark hyung, apa kau akan terus memperhatikan Dahyun?"

Mark menoleh. "Ne? ah baik aku akan makan"

Mark mulai menyumpitkan mie itu tapi pandangannya masih pada Dahyun.

Dahyun meringis menyalahkan Mark dalam hati. Kenapa pria itu terus menatapnya membuat member lain curiga dengan mereka. Ia pun berusaha menunduk seakan tak peduli dengan tatapan Mark itu.

Seketika Dahyun tertegun saat sebuah tangan kekar mengenggam tangan kirinya. Ia melirik Mark, pelakunya dengan memohon agar melepaskan genggaman tangan di bawah meja itu. Namun, pria blonde itu malah tersenyum kecil seakan tak peduli.

"Hyung, kau terlihat aneh hari ini..." ujar Yugyeom menatap Mark.

Mark beralih pada Yugyeom. "Ha? Aku? Tidak, biasa saja" ujarnya santai.

Yugyeom menggeleng. "Tidak sama sekali. Hari ini kau terlihat lebih... suka memandangi... Dahyun?"

Dahyun meringis dalam hati. Jangan sampai Yugyeom mengetahuinya. Tangannya pun berusaha melepaskan genggaman Mark itu.

Mark tertawa kecil. "Kau tahu, akhir-akhir ini aku merasa gila"

Yugyeom mengernyit. "Ha?"

Mark menggeleng seraya tersenyum sendiri. "Sudahlah lanjutkan makanmu"

Jinyoung berdecak beberapa kali. "Apa hyung akan makan dengan tangan kiri?"

Mark mengangkat alisnya satu. "Memangnya kenapa? Aku juga bisa menggunakan tangan kiriku" ujarnya santai sambil menyumpit mie-nya dengan tangan kirinya.

Dahyun mendengus dalam hati. Daripada ia terus berusaha melepaskan tangannya yang tak mungkin terlepas, lebih baik ia melanjutkan makannya membiarkan tangan Mark mengenggamnya, walau ia merasa hangat dan nyaman.

Tak berapa lama semuanya telah selesai makan. Member GOT7 tak juga kembali, mereka malah memilih untuk duduk santai dulu di dorm Twice itu sambil bercanda tawa dengan member lainnya.

Dahyun sendiri sibuk seperti kebiasannya, mencuci piring. Tak ada yang membantunya, tapi yasudahlah ia juga tak masalah.

Beberapa tumpukan piring baru saja datang, kepalanya mendongak menatap orang yang telah menambahkan piring itu.

Kali ini ia tak marah malah tersenyum sendiri dan kembali sibuk mencuci piring itu.

Mark menoleh ke belakang sebentar memastikan semua member terlihat sibuk dan tak ada yang melirik kearah mereka. Keburuntangan di tangannya, semua member tampak sibuk dengan aktivitas sendiri. Smiriknya muncul begitu saja.

Tiba-tiba tubuh Dahyun menengang saat kedua tangan kekar itu memeluk pinggangnya dari belakang.

"Ya!" bisiknya dengan tekanan.

Mark tersenyum kecil. Ia menaruh kepalanya di pundak pendek Dahyun, menoleh pada wajah mulus Dahyun yang begitu dekat dengan wajahnya.

"Lepaskan aku!" bisik Dahyun lagi mulai ketakutan.

Mark tak juga menurut. Ia tetap memeluk Dahyun dari belakang.

Jika saja tangan Dahyun sekarang tidak penuh busa sabun itu, sekarang ia akan mendorong Mark jauh darinya sebelum member lain melihat mereka seperti ini.

"Apa kau sudah meminum obatmu?"

Pertanyaan itu begitu lembut terdengar di telinga Dahyun, membuat rasa ketakutannya lenyap begitu saja. Kepalanya menggeleng pelan.

"Kenapa mmhh...?"

"Sebentar lagi"

"Jangan sampai lupa. Aku tidak ingin kau sakit"

Dahyun mengangguk pelan seraya tersenyum malu. Perutnya kembali bergerumuh seperti ada kupu-kupu yang berterbangan.

Mark menyelipkan rambut Dahyun yang menghalangi leher wanita itu, kemudian ia memejamkan matanya, mendekat pada leher putih Dahyun. Indra penciumannya langsung disambut dengan wangi strawberry dan ia menyukainya. Awalnya hanya endusan kecil, namun lama-kelamaan endusan kecil itu berubah dengan kecupan kecil. Kecupan itu semakin gencar. Pria blonde itu bahkan mengisap leher putih itu dan berhasil menghasilkan bercak merah seperti gigitan serangga.

Dahyun memejamkan matanya merasakan sensasi dalam dirinya. Jika jujur, ia juga menikmatinya dan melupakan tempat mereka seketika. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba berusaha menahan suara desahan yang akan keluar dari mulutnya kapan saja.

"Hhhh..."

Desahan itu tak sanggup lagi ia tahan. Mark tersenyum kecil mendengar desahan sexy itu. Hal itu membuatnya semakin gencar melakukan aktivitasnya. Bahkan sekarang satu tangannya sudah menjalar mengangkat baju Dahyun lalu mengelus perut rata itu.

Dahyun kembali mendesah. Seakan tahu, ia mendongakkan lehernya membiarkan Mark memberikan tanda kepemilikan pada leher mulusnya.

Mark menghentikan aksinya. Ia mengeluarkan tangannya dari dalam baju Dahyun, lalu memperbaiki baju wanita itu. Kemudian ia menarik dirinya, memandang Dahyun sambil tersenyum puas.

Kening Dahyun berkerut. "Kenapa berhenti?"

Mark tertawa kecil. Ia mengelus kepala Dahyun. "Kita bisa melakukannya jika tak ada orang lain disini"

Dahyun mengerucut dan tersadar. "Aish... lupakan itu!" kesalnya kembali mencuci piring itu.

Mark terkekeh sendiri merasa lucu dengan kelakukan Dahyun itu. "Mau ku bantu?"

Dahyun mengangguk. "Tentu"

***
Jeongyeon memincingkan matanya memperhatikan Dahyun begitu lekat. Kepalanya bahkan sampai memiring melihat sesuatu yang tak asing untuknya.

"Dahyun-ah?"

Dahyun yang sedari tadi berbicara tidak jelas dengan Chaeyoung terpaksa menoleh pada Jeongyeon yang memanggilnya.

"Wae unnie?"

"Itu apa?"

Semua member Twice beralih pada Dahyun, member GOT7 sudah kembali duluan mengingat malam yang semakin larut.

Dahyun mengernyit tidak mengerti. "Itu apa unnie? Aku tidak mengerti"

"Itu" Jeongyeon menunjuk tepat di depan leher putih Dahyun yang berbecak kemerahan.

Dahyun mengikuti arah telunjuk Jeongyeon. Dan seketika ia terbelakak. Segera ia menelan salivanya. Semua pandangan member lain fokus pada lehernya.

Nayeon ikut memincing melihat wajah Dahyun mulai gelagapan dan ketakutan.

Dahyun menoleh kearah lain mencari alasan yang tepat dan mencoba menghindari tatapan yang begitu mengintimidasi dari member lain.

"Seperti kissmark" sahut Momo.

Aish!

Dahyun menggigit bibir bawahnya. Tebakan Momo benar. Tapi ia harus mengeles. Jangan sampai member lain mengetahui hal ini. Dalam hati ia merutuki Mark yang seenaknya membuat pertanda bercak merah di lehernya. Beruntung jika sedikit, tapi ini bukan sedikit lagi melainkan cukup banyak. Tapi bodohnya ia tak menyadarinya dari awal. Kalau seperti ini, kan dia bingung akan menjawab apa.

"Ahh... i—ini gigitan se—serangga"

"Kenapa kau gugup?" ujar Mina langsung.

Dahyun meringis. "Tidak, aku biasa saja"

"Benarkah? Sejak kapan? Apa di dorm kita banyak serangga? Aku menjadi takut" cicit Tzuyu merapatkan tubuhnya pada Momo.

Dahyun mengangguk beberapa kali. "Ne, di kamarku"

Nayeon masih memincing, merasa curiga dengan jawaban Dahyun itu. "Kau berbohong?"

Dahyun menggeleng keras. "Aniyo unnie!"

"Unnie... kenapa kita sekarang mengintimidasinya? Sudahlah lebih baik kita harus tidur, lagipula Dahyun baru sampai, ia pasti lelah. Kita juga jangan berprasangka dengan bercak lehernya, mungkin saja memang gigitan serangga" Jihyo mengangkat karena merasa kasihan melihat Dahyun mulai ketakutan karena tatapan member lainnya, walau ia juga penasaran.

Dahyun bernafas lega mendengar tuturan Jihyo itu seakan penyelamatnya.

"Geurae... kita harus tidur sekarang" Jeongyeon bangkit dari duduknya, berdiri berjalan masuk ke kamarnya.

Dan kemudian di ikut member lainnya. Setelah member lain sudah masuk tapi Jihyo masih juga tak bergerak.

"Dahyun-ah... jangan pernah membohongi kami tentang hal itu. Jika itu terjadi, kami semua pasti akan kecewa padamu" peringat Jihyo kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Dahyun menunduk. Sekarang ia benar-benar merasa bersalah pada member lainnya. Disaat semua member menganggapnya seperti saudara saling terbuka, tapi ia malah seperti menganggap member lain seperti orang asing. Namun... apa ia harus mengatakan kebenarannya?

***

"Jadwal hari ini... tidak ada, kalian free. Tapi untuk hari ini saja" ujar Jieun pada member Twice.

Semua tampak sumringah mendengar hal itu. Bahkan Tzuyu bertepuk sangking kegirangan.

"Hari ini saja! Besok kalian kembali sibuk" lanjut Jieun.

"Sibuk apa unnie?" tanya Mina.

Jieun memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan Mina itu. "Kau bagaimana sih, tentu saja comeback stage lagi"

Semua mengangguk mengerti. "Dengan GOT7?" sahut Nayeon.

Jieun menggeram mendengar pertanyaan Nayeon itu. "Tentu saja! Jika tanpa mereka, kalian tak mungkin di undang, ck"

"Lalu mereka sedang apa sekarang?" tanya Chaeyoung.

Jieun berdecak. "Mana aku tahu, memangnya aku manager mereka. Sudahlah aku harus pergi duluan"

"Kemana unnie" cegah Jihyo.

"Menemani Dahyun"

Semua beralih pada Dahyun. "Aku harus menemui orangtuaku, jadi Jieun unnie meminta ikut" langsung jawab Dahyun melihat pandangan member lainnya.

***
Jieun menghela nafas dengan kasar. Ia melirik Dahyun yang duduk di sebelahnya menatap ke jalanan dengan pandangan kosong. Sekali lagi, ia menghela nafas. Hatinya kembali mengilu mengingat kejadian tadi. Tak di sangkanya kehidupan Dahyun begitu memilukan, bahkan pantas untuk di tangisi jika ia menjadi Dahyun.

"Gwencahana... semaunya akan baik-baik saja"

Dahyun menoleh pada Jieun. Ia berusaha menarik ujung bibirnya menampilkan senyum kesedihan.

"Aku sudah biasa unnie"

Jieun menggeleng pelan. "Tapi itu begitu menyakitkan"

Dahyun tetap tersenyum. "Aku tak mempermasalahkan hal itu"

Dahyun kembali menoleh kearah jendela mobil itu menatap jalanan. Berusaha keras ia menahan tangisnya yang sebentar lagi akan keluar.

Jieun kembali beralih kearah jendela. Air matanya mulai jatuh persatu. Menangisi kehidupan Dahyun yang begitu miris. Begitu jelas tamparan kuat dari Kim Joon yang di tujukan pada Dahyun, bahkan sekarang bekas cap tangan Kim Joon masih terlihat di pipi putih Dahyun.

Jieun kembali menoleh. "Sudah berapa kali?" tanyanya dengan suara lirih.

Dahyun menunduk, menggigit bibirnya. "Mungkin 3 kali"

Jieun membulat mendengar hal itu. "Ti—tiga kali?!"

Dahyun mengangguk pelan. Jieun berdesis tak habis pikir. Ia menoleh kearah lain dengan wajah yang begitu terkejut. Kemudian ia kembali menatap Dahyun yang masih menunduk.

"Jadi selama tiga hari itu, kalian melakukannya?!"

Dahyun kembali mengangguk pelan. Jieun menggeleng tak percaya. "Astaga Dahyun!"

Dahyun hanya bisa diam menunduk.

Jieun menghembuskan nafasnya mencoba menghilangkan emosinya yang akan meledak. "Lalu... apa ada yang aneh dengan dirimu?"

Dahyun menggeleng. "Sepertinya kita harus berbicara nanti" ujar Jieun melirik kaca spion yang berada di atas kepala supir itu, karena supir itu asik melirik ke belakang tepatnya pada mereka. Ia curiga supir itu sedang menguping.

***
"Jelaskan!"

Dahyun mengangguk pelan. Setelah mereka sampai, Jieun tak memperbolehkannya masuk ke dalam dorm melainkan pergi tempat kantor JYP yang berada di lantai 1. Tepatnya di ruangannya.

"Dia turun dari pesawat dan langsung menemuiku. Aku tak tahu kenapa ia malah memilih meninggalkan pesawat itu daripada aku. Dan kejadian itu, kami sama-sama di penuhi nafsu, tak ada yang bisa menghentikan kami" jelas Dahyun.

Jieun menghela nafas. Ia terdiam sebentar. Sebenarnya ia ingin sekali berteriak saat di rumah Dahyun itu karena mendengar kebenaran yang di lontarkan Dahyun itu pada kedua orangtuanya.

"Aku tidak bisa ayah, aku sudah bersama pria lain"

Kim Joon mengernyit tak suka. "Apa masudmu?"

Dahyun menyakinkan dalam hatinya. "Aku telah melakukan hal intim dengan pria lain"

PLAK!

"BERANINYA KAU!"

PLAK!

"KAU!"

PLAK!

"AYAH!"

Yoori berusaha menahan tangan Kim Joon yang siap menampak Dahyun untuk keempat kalinya.

Rahang Kim Joon sudah mengeras. Matanya memerah pertanda bahwa ia sudah marah besar.

Jieun yang duduk di sebelah Dahyun hanya bisa menutup mulutnya menahan tangisnya.

Dahyun menunduk memegang pipinya yang sudah memanas dan sakit. Tapi rasanya ia susah sekali mengeluarkan air mata saja, apa mungkin ia sudah mulai kebal?

PLAK!

Tamparan itu kembali mendarat. Yoori mencoba menahan tangan Kim Joon. "Hentikan!" histerisnya.

Kim Joon menghempas tangan Yoori dengan kasar. Ia beralih pada Yoori. "YA! DIAMLAH!" dengan kasar ia menunjuk-nunjuk kepala Yoori hingga wanita itu sedikit terhuyung ke belakang.

"IBU!" Dahyun mendekat pada Yoori, memeluk ibunya itu.

Kim Joon mengepalkan tangannya dengan kuat. "SUDAH KU KATAKAN SEGERA PUTUSKAN KONTRAKMU!! TAPI KENAPA KAU MALAH TAK MENDENGARKU! HAH?!!"

"KALAU SUDAH SEPERTI INI, JADI APA NASIBMU DAHYUN?!!"

Dahyun menatap Kim Joon dengan berani. "Dia mengatakan, dia akan bertanggung jawab ayah!"

"SIAPA DIA?!"

Dahyun menggigit bibir bawahnya. "Mark Tuan, dia termasuk grup GOT7"

Jieun ternganga mendengar hal itu. Nama pria blonde itu begitu lancar disebut Dahyun. Yang membuatnya terkejut adalah, kenapa bisa Mark melakukan hal itu pada Dahyun padahal mengingat Mark yang katanya tak menyukai Dahyun dan menyukai Mina.

Kim Joon menggertakkan giginya. "Suruh dia temui aku!"

"Lalu bagaimana, apa kau akan menyuruhnya menemui ayahmu yang kejam itu?"

Dahyun menggeleng pelan. "Aku takut unnie. Aku takut jika ayahku membunuh Mark"

"Apa dia mencintaimu?"

Dahyun mengangguk yakin. "Ne! Dia mencintaiku"

"Kau yakin?"

"Sangat!"

Jieun tersenyum kecil. "Kalau begitu sekarang aku yakin dia pasti berani dan tak akan takut dengan ayahmu. Percayalah dia akan menang jika dia memang mencintaimu"

"Benarkah unnie?"

"Ne... katakan dengannya segera"

***
Keesokan harinya. Hari ini jadwal Twice dan GOT7 kembali comeback stage.

Semua member sudah siap, tinggal menunggu panggilan. Dahyun menganggukkan kepalanya beberapa kali mengikuti irama sambil tersenyum sendiri memandang TV kecil khusus untuk melihat artis yang sedang menyanyi di stage. Mulutnya sedikit terbuka mengikuti lagu yang sedang dinyanyikan Red Velvet.

Mark tampak sibuk memainkan ponselnya. Ia tampak membuka media sosialnya melihat komentar-komentar penggemarnya.

"Unnie ireoke? Haha..."

Dahyun tertawa kecil melihat Chaeyoung menarikan tarian kecil dari Red Velvet yang berjudul ice cream.

"Aniyo aniyo ireoke..."

Dahyun berdiri ikut menari-nari dance Ice Cream.

"I scream you scream gimme that gimme that ice cream"

Tawa pecah member twice melihat gerakan Dahyun yang sama sekali tak mirip dance yang sebenarnya dari Red Velvet itu.

"Hahaha... itu begitu jelek" ujar Sana masih tertawa lepas.

Dahyun masih asik menarikan tarian yang tidak jelasnya itu.

"Ya! Hentikan, kau akan kelelahan jika terus seperti itu"

Semua terdiam dan beralih pada Mark yang baru saja mengeluarkan suara.

Dahyun membulatkan matanya seakan memarahi Mark lewat matanya.

"Apa peduli sunbae? Terserahku!" Dahyun berusaha bersikap seperti biasanya ia dengan Mark.

Mark mendengus. "Sudah baik aku perhatian denganmu" kemudian ia kembali sibuk memainkan ponselnya.

Dahyun ikut mendengus lalu membuang mukanya.

"Dahyun-ah?"

Dahyun beralih pada sebuah suara. Ia terdiam seketika. Ujung matanya melirik pria blonde yang sekarang menatap pria hitam manis yang baru saja menyapanya.

***
TBC...

Incident Little Girl Evil ✔Where stories live. Discover now