kamu

198 20 2
                                    

dengan tangan yang mengepal serta tatapan yang tajam dan nafas yang menggebu Egak memperhatikan Rindu dan Elang dari jauh dengan gemuru di dadanya tak menentu. Dia menemani Rindu untuk memberi surpries kepada Elang

Elang mencintai Rindu, begitu pula dengan dirinya. hari sudah menunjukan pukul 2 dini hari, besok Rindu berangkat pagi Egak takut jika fisik Rindu tidak kuat besok.

dengan langkah pasti ia membuka pintu mobil dan menjalan mendekat

"be my girl?"

Egak terdiam, kata yang diucapkan Elang membuat hatinya sedikit tak terkontrol. dia semakin mendekat, Egak melihat tatapan mematikan dari teman-teman Elang yang ia lewati.

"Rin, pulang yuk?"

Elang dan Rindu menoleh, Egak tahu ada yang berubah dari tatapan Elang. Rindu hanya diam dan melepas genggaman tangan Elang

"kak, udah malem. aku permisih, sekali lagi happy milad for you"

setelah mengucapkan itu Rindu menunduk dan mendekat pada Egak. Egak menggenggam tangan Rindu memberi kekuatan disana. Dia tahu saat ini Rindu dalan keadaan yang tersulit.

Egak dan Rindu berlalu. Elang terdiam di tempat begitu pula teman-temannya termasuk Putri.

saat memasuki mobil, air mata Rindu tumpah. Egak memejamkan matanya sebentar, ia tak sanggup melihat kesedihan Rindu. setelah dirasanya Rindu dapat mengontrol tangisnya Egak melajukan mobil meninggalkan tempat.

selama diperjalan Rindu masih menangis walau tidak terseduh-seduh seperti awal tadi. Egak menepikan mobil dan menarik bahu Rindu menghadapnya. menghapus sisa air mata Rindu
dan merengkuhnya dalam pelukan Egak.

Rindu memeluk Egak erat. Egak dapat merasakan betapa sakitnya Rindu. ia juga tidak habis fikir akan kehilangan Rindu dalam beberapa jam lagi.

Egak melepas pelukannya dan menatap Rindu "gue takut" ucap Rindu

Egak menggeleng dan mengelus rambut Rindu "percaya sama gue, semua yang terbaik"

"besok dateng ya?"pinta Rindu

Egak menganguk "pasti, tanpa lo minta"

Rindu sedikit lebih tenang dan Egak mulai melanjuti mobil yang terhenti

...

"itu, Rin. jangan sampe ketinggalan"

Rindu mendengus, pagi ini rumahnya layak kapal pecah yang. suara bising dimana-mana padahal itu hanya suara dari mamanya yang mengoceh sedari tadi.

"ini, kamu bawa ke mobil dulu" perintah mama Rindu

Rindu mengangguk

"ohh, kamu tunggu aja di mobil sayang. bentar lagi kita berangkat"

Rindu melangkah mendekati mobil manaruh kopernya disana, lalu membuka pintu tengah menunggu papa dan mamanya.
Rindu masih terngiyang kejadian malam tadi, dia berani mengambil resiko jika Elang sedang marah sekarang dan benci dengan Rindu. biarlah, setidaknya tidak ada yang menghalangi kepergiannya.
Egak telah memberi tahu Rindu, bahwa ia akan menunggu di bandara.

Rindu menoleh mendapati dentuman pintu mobil, Papa dan Mamanya memasuki mobil, memasang sealbet dan mobil mulai menjauhi rumah.
Rindu melihat kearah kaca, ia akan sangat merindukan rumah itu dan tetangganya walau Rindu jarang sekali berinteraksi dengan mereka, tapi sedikit banyak Rindu mengenali.

Setelah beberapa jam, Rindu akhirnya sampai di bandara, dengan hembusan nafas panjang Rindu mendorong kopernya memasuki area bandara. dia dapat melihat keberadaan Egak

Rindu tersenyum mendekat pada Egak lalu memeluk cowok itu erat. Egak membalas pelukan Rindu lalu melepasnya menyalimi papa dan mama Rindu

"ehh, nak Egak" sapa mama Rindu

"iya tan, hati-hati dijalan ya"

mama Rindu mengangguk lalu duduk pada kursi tunggu begitu pula papanya.

"jangan lupain gue ya?"

Rindu terkekeh "gak penting banget ingat lo terus"

"yahh, jangan gitu dong Rin"

"iya, iya bawel lo" balas Rindu

Egak mengeluarkan paperbag pink dan memberikan pada Rindu. Rindu mengambilnya dengan senyuman

"semoga suka ya? tahun depan gue susul ke sana"

Rindu menatap Egak "awas kalo enggak!" ancam Rindu yang mendapat pelukan tiba-tiba dari Egak.

"bakal kangen eloo banget gue" ujar Egak melepas pelukannya.
Rindu terkekeh mendengarnya

"Rin, ayo! bentar lagi mau terbang" ajakan Jaya membuat Rindu menoleh dan mengangguk.

Jaya dan mama Rindu melangkah lebih dahulu, Rindu menatap Egak dan memberi satu amplop pada Egak

"titip buat kak Lang"

Egak mengangguk, Rindu tersenyum dan mulai melangkah mengikuti papa dan mamanya.

Egak melihat langkah Rindu yang menjauh, gue sayang lo Rin.

"Gak, please.. mana Rindu?"

Egak memutar tubuhnya menatap orang itu. Percuma saja ia menurunkan egonya untuk memberi tahu Elang pasak keberangkatan Rindu hari ini, ia rela mengikari janjinya dengan Rindu hanya ingin melihat Rindu dengan orang yang disukainya dihari keberangkatannya namun ia menyesali niatan baiknya waktu itu. Egak menaruh amplop yang diberikan Rindu tepat pada dada Elang dan meninggalkan Elang yang ngos-ngosan mengatur nafasnya.

Elang menatap langkah Egak, lalu membuka amplop yang diberikan lelaki itu padanya.

Bear, hyy kak Lang?
aku gak peduli kalo seandainya kakak baca ini dengan telah membenci aku..
aku gak peduli kalo kakak mau percaya apa enggak sama isi surat ini..
Kak, terimakasih untuk setiap tahap yang kakak lakuin buat aku
Terimakasih untuk desiran dalam setiap tahapnya
Terimakasih untuk pembelajaran tentang rasa nano-nano yang begitu manis
Terimakasih, sekarang membenarkan jika cinta tak harus memiliki.
Dan maaf jika ada perbuatan aku lisan serta hal lainnya yang nyakitin kakak.
See you kak:) aku harap waktu kita ketemu kakak udah ada yang digandeng. Hehe

☆Lewat Rindu untuk Elang

Elang terdiam sejenak, mulutnya tak mampu berbicara apapun. perlahan ia melangkah menjauhi area bandara dengan diam.

...

Bear, the part of five

THIS IS LAST...

☆Lewat Rindu

Rindu tersenyum menatap langit yang begitu dekat dari pandangan  dirinya sembari memeluk buku Bear erat.

...

terima kasih telah membaca Kisah Rindu♡

lewat Rindu[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang