sahabat

207 27 0
                                    

Elang mengepalkan tangannya keras, teruntuk kali ini ia benci punya orang tua, ia benci terlahir sebagai Elang, ia benci hidupnya! ia benci takdir.

Hal yang ia takuti akhirnya terjadi, hal yang ia anggap hanya gertakan dari mamanya terbukti malam ini lewat pembicaraan yang sangat ia nantikan ternyata menjadi kisah keputusan terburuk dalam hidupnya.

Awalnya Elang bahagia, ketika pulang ia mendapati Herman-papanya ada dirumah! kesempatan yang bagus untuk menceritakan semuanya dan memohon tentang omanya. Namun, Elang menyesali kebahagiaannya ia benci Papa,Mamanya.

"Elang, papa capek dengan sikap kamu! papa malu!"

"aku tetep gak mau!"

"terserah kamu! papa udah urus semuanya. minggu depan kamu pindah"

"papa gitu ya! egois! pernah mikir gak sih pergaulan aku? mikir gak sih rindu aku sama perhatiaan papa? mikir gak sih aku sedih liat kebersamaan anak lain dengan papanya, jawab pa?" jeda Elang "aku benci papa!"

Elang mengacak rambutnya, kenapà takdir seolah mengejeknya?.

"Lang, makan malem dulu yuk" Teriakan mamanya membuat Elang semakin mengingat waktunya di SMA lamanya akan berakhir dalam waktu seminggu. meninggalkan sahabatnya dan semua kesenangan di sekolah lamanya.

"enggak!"

tegas dan datar, Elang membalas ucapan mamanya yang Elang rasa sudah tidak ada lagi didepan pintunya. karena memang begitula hanya sekedar basa-basi..Cihhh ia benci itu.

...

"serius Lang? kan elo belum diskors"

Elang menatap Zaki sebentar lalu menggangguk sebagai jawaban. keputusan orang tuanya yang menjijikan baginya.

"seharusnya lo protes dong Lang, jangan mau digituin" kali ini Fikri yang berkomentar, ia tidak ingin kehilangan sahabatnya ini.

"udah! tapi elo tahu kan si monster itu gimana?"

"yaudah kalo gitu, kita juga pindah! lo mau gak Zak?"

Zaki mengangguk dan memeluk Elang "gak siap ditinggalin sama Abanggg" ucapnya dramatis.

Fikri menoleh jijik melihat tingkah Zaki.

jika kemarin-kemarin Elang jijik dengan tingkah Zaki, tapi entah kali ini. ia membalas pelukan Zaki entah kenapa.

Fikri tersenyum dan berjalan mendekat ikut berpelukan dengan keduanya.

"Berpelukannnnnnn"teriaknya dan diikuti tawa Zaki dan Elang.

"udah! mending bolos yuk? biar kena skors juga terus pindah deh bareng Elang, gimana?"Tawar Zaki sambil mengedipkan matanya.

Fikri dan Elang terkekeh dan mengangguk.

Rasanya hari ini akan menjadi hari ketiga serangkai ini.
setidaknya Elang punya kenangan jika nantinya ia akan pindah dan Elang yakin tidak ada alasan ia akan tinggal setelah bolos ini. kenangan yang tidak akan ia lupakan bersama kedua sahabatnya ini.

Elang dan kedua kunyuk kesayangannya duduk pada meja kantin yang sepi, sudah dipastikan setelah ini ia akan diskors karena hari ini ia bolos setelah surat keputusan tempo hari, Elang tidak memikirkan itu, hidupnya bukan hanya tentang belajar. kebersamaan yang Elang junjung tinggi!

"besok gue tunggu kalian dikantin" Elang berucap sambil mengambil gitar yang dibawa Zaki ketika mereka melewati ruang musik pada saat ingin menuju kantin

Elang mengambil posisi yang pas dan mulai memetik gitar itu dan bernyanyi

Kawan dengarlah
Yang akan aku katakan
Tentang dirimu
Setelah selama ini
Ternyata kepalamu
Akan selalu botak
Eh, Kamu kaya gorila

Elang menatap Zaki dan Fikri yang sedang menatapnya yang bernyanyi dengan nada tidak jelas.

Cobalah kamu ngaca
Itu bibir balapan
Dari pada gigi lu
Kayak kelinci
Yang ini udah gendut
Suka marah-marah
Kau cacing kepanasan
Tapi ku tak perduli
Kau selalu di hati

Kali ini Elang tersenyum sembari melihat Fikri yang menutup telinganya. Elang yakin Fikri mengejeknya

Kamu sangat berarti
Istimewa di hati
Selamanya rasa ini
Jika tua nanti
Kita t'lah hidup masing-masing
Ingatlah hari ini

Elang menyudahi nyanyiannya dengan terkekeh dan menaruh kembali gitar itu disamping Zaki.

"gue yakin! kalo lo nyanyi didepan yang punya lagu bisa-bisa lo dituntut Lang"

Elang terkekeh"tuntut balik lah"candanya yang mendapati desisisan kesal dari Fikri dan Zaki

Tersadar bahwa kantin sudah mulai ramai, tanpa sadar mereka bertiga sudah berjam-jam berada dikantin ini. Rasanya setahun pun rasa sehari jika mereka bersama.

Elang menatap sekitar, matanya menangkap sosok gadis yang mempunyai lesung pipi samar pada salah satu pipinya.

Gadis itu tak sengaja menoleh dan mendapati dirinya sedang dilihat Elang, Rindu bisa menangkap ada pancaran perpisahan yang Elang berikan, benarkah atau perasaannya saja?
Fikri melihat arah pandang Elang, tatapan sendu yang ia berikan pada Rindu seolah menjawab semua keraguan Fikri tentang perasaan Elang. atau ini hanya taktik Elang?

"permisi, Elang. lo dipanggil BK! sekarang"

ketiganya menoleh kesumber suara dan Fikri serta Zaki langsung menatap Elang yang tersenyum pada keduanya.

"gak papa!"Elang berucap dan berdiri berjalan bersama orang itu melewati meja Rindu yang menatapnya penuh tanya.

Jujur, Elang tak tahu apa ini. ia hanya tahu jika Rindu mampu membuat otaknya hanya memproduksi gadis itu. antara otaknya yang memang lemot atau Rindu yang mencoba masuk lewat otaknya lalu hatinya?

Tangan Elang dicegat, Dengan keberanian entah dari mana Rindu melakukan apa yang ada dihatinya tanpa memikirkan logika.

Elang tersenyum tipis dan menatap Rindu yang menunduk "kenapa?"

"kak Lang jadi pindah?"

Elang mengangguk dan melepas cegatan tangan Rindu, gadis itu mendongak "Pulang bareng gue, nanti gue jemput dikelas" Elang mengelus acak rambut Rindu "belajar yang bener, kita bakalan jarang ketemu"

Elang menjauh, Rindu bagaikan kehilangan kata-kata menatap kepergian Elang.

Putri cengoh melihat interaksi keduanya lalu seketika ia menggeleng menatap Rindu yang tertunduk "Rin" panggilnya mengelus tangan Rindu

Rindu mendongak" iya?"

"are you okay?"tanyanya memasktikan

"as you see" Rindu tersenyum pada Putri.

"I dont think yes"

♡♡♡

#Tbc

lewat Rindu[Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang