yakin?

206 25 0
                                    

"cepetan Fik, gue kek orang bego disini"

"..."

"Zaki mana?"

"..."

"minta gue bunuh tuh anak"

"..."

"di warung depan sekolah,pake jaket"

"..."

"okey"

Elang menutup ponselnya dan melanjutkan makannya yang tertunda.

Elang sekarang berada di warung depan sekolahnya sembari menunggu Fikri, Elang bosan dirumah mendengar ocehan mamanya.

Elang sengaja tidak mau masuk kesekolah, karena ia tidak mau bertemu Rindu. karena ia adalah lelaki yang memegang ucapannya, selagi Rindu tidak menghubunginya maka ia tidak akan menganggu Rindu.

Lagi pula sekarang baru hari Selasa. itu artinya masih banyak waktu untuk Rindu bilang membutuhkannya. Elang tidak akan mengingkari apa yang ia ucapkan. jika Rindu benar-benar tidak menghubunginya hingga lewat hari Minggu nanti itu artinya Elang akan benar-benar pergi dan tidak mengusik kehidupan Rindu dan memulai kisah baru disekolah lamanya bersama sahabatnya.

"Lang, sorry lama"

Elang menoleh pada kursi sampingnya "beneran Zaki gak masuk sekolah?"

"iya, lo tahu kan tuh anak"

Elang mengangguk paham. Benar, Zaki tidak akan pernah bisa tidur jika sudah lewat jam 12 malam. dan mereka selesai chat jam 2 pagi. itu artinya Zaki tidak tidur hingga pagi hari entah apa yang dilakukannya dan inilah akhirnya ia akan tidur pada jam 6 pagi untuk membalas tidur  malamnya.

"Eh Lang, itu Rindu"

Elang menoleh mengikuti arah pandang Fikri, Terdapat Rindu yang sedang duduk pada halte. Elang bisa menebak jika Rindu sedang menunggu seseorang disana, ia bisa melihat itu dari gerak-gerik Rindu yang melihat ponsel lalu kembali melihat jalanan.

"bodo Amat lah"balasnya

Fikri menatap Elang "maksud lo?"

"terus mesti ngapain gue?"tanya Elang balik

Fikri menggeleng "gue serius inih, lo gak ada niatan nyampirin gitu?"

"serius apaan dah? masih mau sekolah gue"

Fikri meninju pelan lengan Elang "lo beneran mau ngelanjutin apa yang lo bilang waktu itu?"

Elang mengangguk mantap

"gue kira lo udah lupa"

Elang tersenyum kecil "liat sampe hari minggu deh" Elang berucap lalu berdiri menuju motornya

"Lang, makanan lu  udah bayar?"

Elang membuka kaca helmnya "bayarin ya Fik"

Fikri mengoceh dan membayar makanan Elang, selalu saja begini! Elang itu gak modal!
lalu ia berjalan mendekati motor Elang dan menaikinya. Elang menjalani motornya menyusuri jalanan yang ramai dan meninggalkan area sekolah

...

Rindu berlari terburu-buru keluar dari sekolah menuju halte, sesekali ia melihat kearah ponselnya.

Dengan nafas yang belum beraturan Rindu dengan cepat mengangkat telfon yang masuk pada ponselnya beruntung sekarang ia sudah duduk pada halte, setidaknya ia bisa dengan cepat mengatur nafasnya

"Iya, udah didepan ini"

"..."

"Okey, Dont more five minutes"

Rindu memutuskan sambungan, lalu ia melihat kearah sekitar menunggu seseorang datang, sebenarnya ia juga sedikit merasa bersalah dengan Putri.

sewaktu bel berbunyi Rindu langsung bergegas menuju keluar kelas, dan ia mengabaikan pertanyaan Putri bahkan tidak sama sekali melihat kearah Putri. Ia berharap semoga Putri bukan tipikal cewek ambekan, semoga!

Tadi juga Rindu berada dibelakang Fikri yang ia rasa juga lagi terburu-buru, disana hanya ada Fikri tanpa Zaki dan yang jelas tidak juga bersama Elang.

Bicara tentang Elang, Rindu benar-benar tidak habis fikir bahkan berita Elang yang diskors seakan menjadi berita hangat para geng rumpi sekolah. Bahkan Rindu sangat jijik mendengar banyak yang menyayangkan keputusan sekolah, segitu lebaynya mereka bagi Rindu.

Rindu melirik jam, 2 menit lagi. Jika orang itu tidak datang maka ia akan pulang dan berhenti menunggu. Rindu menyipitkan matanya melihat Fikri pada warung depan sekolah yang sedang bicara serius dengan seseorang rasanya Rindu sedikit tidak asing dengan postur tubuh orang itu, wajahnya tidak terlihat karena orang itu menggunakan jaket tebal dengan
Penutup kepala.

Rindu memperhatikan kedua hingga orang itu berdiri dan diikuti oleh Fikri mendekati motor yang berada di pinggir jalan lalu mulai menjauh pekarangan sekolah.

"Woiiiii"

Rindu terlonjak lalu menatap orang didepannya ini yang cengengesan tidak jelas.

"Sorry Rin" orang itu duduk disamping Rindu lalu mengeluarkan satu kantong plastik hitam yang berisikan ice cream dan memberikannya pada Rindu

Rindu dengan semangat mengambil kantong itu bahkan senyumnya tidak pernah pudar

"Makasihhh Gak" ucapnya lalu mengeluarkan secarik kertas dari tasnya dan memberikannya pada Egak.

"Nih soalnya"

Egak mengambil kertas itu lalu melihatnya "susah banget njing, jawabannya mana Rin?"

"Enak aja lo, masih mending gue tulisin soalnya. Dasar otak udang " maki Rindu.

Bagaimana tidak sewaktu jam terakhir pelajaran Egak selalu mengirim pesan kepada Rindu yang sudah tidak bisa dibilang lagi sebagai spam, karena ini sudah lebih dari spam. Terkadang Rindu juga heran apakah tangan Egak tidak keram mengetik sebanyak itu.. Rindu saja tidak berniat membacanya.

Egak terkekeh lalu berdiri dan menaiki motornya

"Yaudah sih, PMS buk? Marah mulu lo" sewot Egak yang tidak terima dengan makian Rindu sambil memakai helmny.

Rindu melihat gerak-gerik Egak dengan wajah bingung

"Makasih Rin, bye"

Rindu segara berdiri dari duduknya "GAKKK"teriaknya

Egak menoleh "gue pulang naik apa dong?"

"Pulang ndiri laaahh, dasar manja" balas Egak membalas makian Rindu lalu ia menjalankan motornya meninggalkan Rindu

Rindu cengoh melihat kepergian Egak, jangan berharap jika Egak akan memutar lagi dan menjemput Rindu.

Salah besar jika menduga Egak akan bersikap seperti itu. Egak benar-benar pulang tanpa memikirkan nasib Rindu.

Dengan amarah yang Rindu simpan ia berjalan dengan kutukan yang selalu berada dalam setiap langkahnya.

TERKUTUKLAH KAU EGAKKKKK

♡♡♡

#Tbc

lewat Rindu[Lengkap]Where stories live. Discover now