tahap pertama

230 30 2
                                    

Bel nyaring terdengar diseluruh penjuru SMA Bangkit, siswa/siswi berhamburan menuju luar kelas untuk pulang. begitu juga Zaki, Fikri dan Elang mereka jalan berdampingan menuju parkiran.

"Lang, mau langsung pulang?"tanya Zaki duduk pada motornya

Elang menggenakan helmnya dan duduk diatas motornya sekilas menatap Zaki "gak, gue mau ke panti dulu" Lalu Elang menoleh pada Fikri "jaket lo, kenapa bisa sama Rindu?"

Fikri menatap Elang balik" kemarin, gue ngantar dia pulang"

Elang mengangguk dan menstarterkan motornya "gue deluan guys. nanti malam kerumah gue aja" Elang berlalu meninggalkan kedua temannya.

Zaki menatap heran Fikri" lo ngantar Rindu pulang?"

Fikri mengangguk "terus kenapa?"ucapnya menaiki satu alisnya

"kalah start dong Elang"

Fikri tertawa" gue masih tau temen kok Zak, lo tenang aja"ucapnya sambil memakai helm

Zaki menstarter motornya dan melirik Fikri " gue harap! yang kali ini Elang yang dapet. jangan serakah Fik"Zaki menjalankan motornya meninggalkan Fikri.

Fikri menatap pilu, "gue lagi!"ucapnya dan menjalankan laju motornya.

...

langkah Elang mendadak berat, tangannya tak sanggup untuk hanya sekedar memutar knop pintu didepannya ini..ia teringat rontakan itu lagi. Elang menenangkan fikirannya sejenak hingga ia memutar knop itu perlahan..matanya langsung menatap sosok siluet perempuan yang sedang terduduk pada kursi goyang yang sedang menatap langkah Elang. Elang tersenyum, ia tersayat melihat tatapan itu.

"omaa.."Elang berucap lirih dan memeluk perempuan itu erat "Elang kangen omaa"

perempuan itu Omah Elang, Elang sungguh mencintai perempuan ini.. dari ia kecil Elang hidup dan dibesarkan oleh omanya dikala Mama dan papanya sibuk, Elang diajarkan membaca, menulis hingga Elang diperbolehkan bebas dari homeschooling juga berkat perempuan ini.. Mama dan Papa Elang terlalu sibuk hingga tidak memikirkan kondisi pergaulan Elang yang tidak berkembang karena homeschooling, saat semua sibuk hanya omanya yang berusaha untuk membuat Elang mengenal dunia luar.. hingga pada saat Mamanya sadar akan Elang yang butuh perhatian Elang ditarik kembali kerumah mama dan papanya dan omanya dipaksa untuk masuk panti jompo. Elang terpukul dengan kejadian itu, rontaan omanya yang masih terngiyang dikepalanya yang membuat Elang tidak pernah mau serius dalam belajar disekolah karena baginya tidak ada lagi yang harus ia banggakan.

"Bang El..Oma juga kangen kamu"Elang semakin mengeratkan pelukannya.

"kita bakalan tinggal bareng lagi ma, Bang El janji sama Oma"ujar Elang melonggarkan pelukannya dan mencium tangan omanya lama.

Aminah- oma Elang, menitikan air matanya.. Elang! cucung satu-satunya ini tumbuh besar sekarang.

Elang menegakan kepalanya dan menatap omahnya yang menangis, hatinya tersayat bahkan tercabik dengan semua.

"omahhhhh"teriakan seseorang ini sukses membuat Elang memutar badannya dan mengarah pada pintu yang terbuka dan menampilkan seorang gadis yang sedang tersenyum dan menjadi patung seketika.

Omah Aminah tersenyum pada gadis itu dan menghapus air  matanya "Sini Bell, masuk"ucap Omah

gadis itu berjalan pelan sambil terus menatap Elang yang juga sedang menatapnya..ia mencium tangan omah dan memeluknya

"omahh apa kabar? Belis kangen oma"ucapnya dan duduk berjongkok pada sisi lain kursi goyang omah Aminah

"Kak Lang? ngapain disini?"tanya Rindu

Elang tetap menatap Rindu intens "lo yang ngapain disini?"

"itu kak akuu...."

"dia sering kesini Bang..neminin omah.."potong omah pada Elang.

Elang mengangguk dan kembali melihat Rindu yang sedang berdiri mengambil sesuatu diatas nakas kamar oma.

"mahhh, makan dulu yuk."Rindu membantu omah untuk berdiri dan mendudukannya pada sisi Ranjang..

"mahh, makanannya diabisin yaa"Omah Aminah tersenyum dan mengangguk

Rindu menyuapi omah Aminah, yang tak luput dari Pandangan Elang.. Banyak pertanyaan yang Elang pendam sekarang. omanya kenal Rindu? sejak kapan? Rindu sering kesini? kenapa Elang tidak pernah tahu? Seberapa dekat keduanya? kenapa seperti orang kenal lama?

...

"kak Lang..aku serius kok gak papa pulang naik taxi ajah"Rindu terus menolak tawaran Elang untuk pulang bersama

"Fikri aja boleh nganterin lo, kenapa lo nolak gue?"

Rindu mengernyit "kemarin itu memang gak ada taxi lagi ataupun bus yang bisa aku naikin. nah kalo sekarangkan ada kak"

Elang mengangguk" sayangnya gue udah bilang kan sama lo, hari-hari lo bakalan ada gue, so..ini tahap pertama pulang bareng gue"Elang menarik lengan Rindu menuju motornya.

Rindu pasrah, Tenaga Elang lebih kuat dari dirinya.
"ayo naik"perintah Elang dan dianggukin oleh Rindu.

Rindu memegang bahu Elang dan duduk  pada motor Elang.
"maaf kak, aku megang bahu kakak tadi"

Elang tersenyum samar dan menjalankan motornya.
"Rin?

"iya kak?"Rindu mendekatkan badannya karena suara bising jalanan

"kita makan dulu ya? gue laper"Rindu hanya mengangguk.

Rindu dan Elang berjalan memasuki sebuah cafe kecil pinggir jalan yang terkesan sangat klasik dan duduk pada pojok cafe

"mau pesen apa Rin?"

"aku minum aja kak"balas Rindu

"yaudah Entar..gue pesenin dulu" Elang berlalu,Rindu mengambil HPnya mencoba untuk menyibukan diri sembari menunggu Elang datang.

"sibuk banget kayaknya.."Rindu mendongak "nih minumnya.."

"makasih kak"Elang mengangguk lalu duduk dan makan makanan yang ia pesan. tak banyak hak yang mereka bicarakan, bahkan terkesan tidak ada. Elang sibuk dengan makanannya dan juga Rindu bosan dan memutuskan untuk bermain HP.

Rindu mendongak mendapati pergeseran dari kursi Elang, Elang menatap balik "kita pulang" Rindu berdiri dan mengangguk berjalan beriringan dengan Elang keluar munuju motor Elang.

Rindu menaiki motor Elang tapi kali ini tanpa memegang bahu Elang, Elang ialah kakak kelasnya jadi ia hanya ingin sedikit bersifat sopan.  Elang menghidupkan motornya setelah rasanya Rindu telah nyaman pada posisi duduknya. menjalankan motornya dengan arahan Rindu.

"makasih kak Lang"Rindu berucap. ia berdiri didepan Elang setelah turun dari motor Elang .

Elang mengangguk sebagai jawaban. Rindu diam menunggu Elang pergi. bukan mengusir, tapi tidak akan sopan jika ia masuk sedangkan Elang yang telah mengantarnya belum beranjak dari hadapannya.

"emm, mau mampir kak?"tawar Rindu basa-basi. ia bingung dengan tatapan Elang.

Elang tersenyum dan menggeleng, Rindu tersenyum kikuk melihat balasan Elang. lalu, kenapa Elang masih disini?

"Rin?"

"jadi pacar gue"

"Hah?"

...
sorry for typo gaes.
ini dipaksa banget update! buat yang ngerasa koment lo, taii ehh gak dengg sayang. wk
berasa ada yang baca bangt gua.. hhha

we love youu readers, cipokkkk

#TBC

lewat Rindu[Lengkap]Where stories live. Discover now