Fikri dan Engga

169 23 0
                                    

Fikri menarik tangan Rindu melewati koridor sekolah yang sedikit ramai, Rindu tidak tahu maksud Fikri apa. Ia sudah menanyakan sedari tadi pada Fikri namun hasilnya nihil.

Fikri hanya diam dan terus berjalan. Ketika Rindu ingin masuk kekelas sehabis dari kantin ia terlonjak karena tangannya tiba-tiba ditarik dan ternyata itu Fikri.

"Kak, mau kemana?" Rindu bertanya lagi kepada Fikri, Rindu rasa ia tidak pernah kesini. Sekitarnya terdapat banyak barang bekas yang kumu.

Rindu tersentak ketika tangan Fikri terlepas dari lengannya. Fikri berbalik dan menatap Rindu

"Kenapa kak?"

Dari wajah Fikri Rindu rasa ada hal yang sedikit penting yang ingin Fikri sampaikan

"Sebenernya udah lama gue mau nyampein ini sama lo"

Rindu mengernyit, sudah lama? Bukankah keduanya tidak pernah saling mengenal sebelumnya.

"Tapi gue takut bilang ini"

Rindu menunggu kalimat Fikri selanjutnya, untuk sekarang Rindu rasa Fikri terlalu ambigu untuk dimengerti

"Takut lo gak percaya" Fikri menarik nafas panjang menjeda kalimatnya

"Kak, please. Jangan ambigu, otak aku gak besar kapasitasnya. Jadi gak gampang ngerti kalimat yang kayak gitu" Rindu berucap kesal. Baginya Fikri sangat bertele-tele.

Fikri terkekeh melihat wajah bingung Rindu "okey, gue sepupunya Engga"

Rindu terdiam beberapa saat, kalimat yang Fikri ucapkan terdengar menyentuh hati Rindu. Sebenarnya tidak terlalu tapi ada satu nama yang langsung menyentuh hatinya Engga.

"Gue sebetulnya kenal lo udah lama"

Diam, tidak ada yang perlu Rindu jawab. Perasaannya sekarang menjadi tidak menentu. Ada satu sisi yang buatnya senang dengan kebenaran ini, itu artinya ada satu jalan untuk ia mudah mengetahui tentang kematian Engga.

Keluarga Engga begitu tertutup kepada Rindu, bahkan Rindu tidak pernah mengetahui dimana tempat pemakaman Engga. Tapi Rindu tidak pernah melihat Fikri. bahkan ketika lebaran dan Rindu berkunjung kerumah Engga. Semua keluarganya berkumpul disana tapi rasanya tidak ada Fikri.

"Gue gak paksa lo percaya atau enggak. Awalnya gue juga gak yakin ngasih tau ini sama lo"

Rindu melihat Fikri "terus, maksud kak Fikri apa ngasih tahu ini?"

Itukah pertanyaan Rindu yang membuatnya heran. Apa maksud Fikri dengan ini semua? Apa tujuannya?

Fikri mengendikan bahunya "gak maksud apa-apa sih. Tapi gue rasa antara lo dengan Engga ada yang belum selesei dan gue mau bantu lo buat semua pertanyaan yang ada dalam otak lo itu"

"Kakak Cenayang?"tanyanya dengan polos

"Gak! Gue simpulin ini dari seberapa dekat lo sama Engga yang sering gue lihat dulu dan lo gak dateng kan waktu Engga dimakamin? Nah, dari situ gue yakin ada hal yang harus gue bantu untuk selesai"

Fikri memegang bahu Rindu dan menatapnya "kak, makam Engga dimana?"

Fikri menatap Rindu dalam "tunggu gue digerbang! Itu juga kalo lo mau tahu jawabannya"

Rindu melihat kepergian Fikri, inikah jalan yang harus ia lakukan demi semua teka-teki kematian Engga? Jika iya, betapa lucunya takdir ini.

...

Langkah Fikri terhenti, matanya menatap lurus dua orang yang berlawanan jenis di bawah pohon rindang itu.

"Muka lo pucet banget Ga"

"Pake bedak gue"

"Bedak gak gitu juga kali Ga"

"Pake pemutih kalo gitu" balasnya santai

Rindu mendengus "serah lo deh,serah"

Fikri mendengar kedua orang ini, sepupunya Engga dengan temannya yang Fikri tidak ketahui namanya

Engga menatap wajah kesal Rindu lalu terkekeh dan merangkul Rindu "jangan perhatian gitu deh, entar gue baper gimana hayooo?"ledek Engga

Rindu melihat rangkulan Tangan Engga ada hal yang membuatnya sedikit canggung kali ini. Ia menyentak rangkulan tangan Engga "Baperan sih, mangkanya jadi alay" sindir Rindu

Engga tak menghiraukan sindiran Rindu ia lebih memilih menjatuhkan kepalanya pada pundak Rindu mencoba untuk menghilangkan rasa sakit dikepalanya

Fikri menatapnya sinis "idihhhh, penyakitan aja belagu banget sok-sok baperin anak orang" gumamnya dan melangkah meninggalkan keduanya

"Jadi itu pertama kalinya kak Fikri tahu aku?"tanya Rindu

Fikri menggangguk. Fikri dan Rindu sedang berada ditaman, Fikri mengajak Rindu kesini untuk memberikan penjelasan dahulu kepada Rindu sebelum semuanya terlalu jauh.

"Gue sama Engga, bukan sepupu yang kayak sepupuan banget. Maksud gue itu gue sama dia sepupuan tapi cuma status kitanya enggak. Gue benci Engga!" Fikri berucap dengan wajah datar mengingat semua tentang ia dan Engga.

"Gue benci dia, gue benci sikap dia yang ngambil semua perhatian omah, dia itu sok baik! Munafik! Sok kuat, padahal lemah!" Fikri berucap dengan nada emosi

"Lemah?"

"Lebih dari lemah, dia itu penyakitan dari kecil. Tapi selalu ngangep diri dia itu bisa. Itu yang buat gue benci dia"

Rindu mencerna dengan baik setiap perkataan Fikri, ia tidak akan berkemontar banyak tentang kebencian Fikri pada Engga, meski Rindu ingin tapi rasanya itu masalah pribadi dan keluarga yang pasti sangat dijaga oleh Fikri tapi satu hal yang menyakitkan bagi Rindu, fakta jika Engga sakit dari kecik dan dia tidak tahu sama sekali tentang penyakit Engga

"Lo baper sama Engga?"

♡♡♡

Huhu,- sorry banget kalo ceritanya gak jelas. Karena aku ngejar target banget ngetik buat bikin cerita ini lengkap. So, tolong buat yang mau ngasih saran atau apapun itu. Kalian tinggal koment ajah gak papa kok, aku malah seneng banget.

#Tbc

lewat Rindu[Lengkap]Where stories live. Discover now