Chapter 42 (END)

814 34 1
                                    

   Merasa jika Wulan tetap diam membuat Fajar berdiri dan hanya menatap Wulan dengan pandangan sendu. Ia merasa sudah tak memiliki harapan kembali. Melihat Wulan sudah tak ada di sampingnya yang akan menemaninya lagi membuat ia hanya bisa pasrah pada takdir. Teman Wulan serta orang tua Wulan hanya dapat melihat apa yang dilakukan Fajar dari balik kaca.

Fajar tetap berdiri di samping ranjang Wulan, ia masih ingin berada di samping kekasihnya dengan waktu yang tersisa.

   Hingga terlihat pergerakan jari Wulan serta mata Wulan yang bergerak-gerak membuat Fajar langsung mendekati Wulan dan menggenggam tangan gadis yang sangat ia cintai. Dokter serta perawat yang masih berada di ruangan itu dengan sangat cepat kembali memasang alat bantu yang tadi mereka lepas, seketika monitor yang menunjukkan detak jantung pasien kembali menunjukkan bahwa dengan keajaiban Tuhan, Wulan kembali terlahir di dunia ini.

Teman serta orang tua Wulan yang melihat kejadian itu langsung menghapus air matanya dan mendekati kaca itu untuk memastikan apakah keajaiban itu benar-benar terjadi.

"Alhamdulillah, ini memang mukjizat dari Allah SWT. Kita tidak dapat menyangka jika Allah akan berkehendak seperti ini. Wulan selamat datang kembali di dunia ini. " ucap dokter laki-laki itu lembut.

"Alhamdulillah, Wulan? Bangun sayang," ucap Fajar dan mencium kening Wulan yang masih terbalut oleh kassa yang menutupi lukanya.

"Fajar, saya permisi dulu ya. Nanti kalo ada sesuatu panggil saya langsung. " pinta dokter itu membuat Fajar mengangguk paham.

***

   Saat ini Wulan telah dipindahkan di ruang inap. Membuat temannya dan orang tuanya lebih mudah untuk menjenguknya. Hingga ruangan Wulan dipenuhi dengan kehadiran mereka yang menyambut kehadiran Wulan kembali di dunia ini.

Dua hari kemudian Wulan terbangun dari alam mimpinya. Sahabat dekatnya semua berada di sana menjenguk Wulan. Tak terkecuali orang tuanya yang juga berada di sana.

"Nak Fajar, tante titip Wulan dulu ya, tante sama om mau ke kantin bentar." ucap mama Wulan lembut.

"Iya, tan. " sahut Fajar kemudian orang tua Wulan meninggalkan ruangan itu menuju kantin.

"Wulan? Bangun sayang, aku Fajar pacar kamu." ucap Fajar parau yang masih setia menggenggam tangan Wulan.

"Lan, bangun dong. Mau sampe kapan lo tidur?" ucap Alexa yang masih menangis di pelukan Ferry.

Terlihat Wulan mulai kembali ke alam sadarnya dengan pergerakan tangannya dan membuat senyuman dari mereka semua mengembang. Dengan perlahan Wulan membuka matanya dan langsung menatap seseorang yang sangat ia cintai dan sekarang berada di hadapannya.

"Fajar?" gumam Wulan sambil menarik tangan yang dipegang Fajar.

"Ngapain lo di sini?" ucap Wulan sambil menatap Fajar tajam.

"Ini aku, Lan. Fajar. " sahut Fajar yang tak memperdulikan tatapan tajam Wulan.

"Gue tahu lo siapa. Dan lo ngapain kesini? gak puas apa buat hatiku sakit!." ucap Wulan dengan suara serak dan mempalingkan wajahnya ke arah samping tak mau menatap wajah seseorang yang telah membuatnya sakit.

Merasa jika Fajar dan Wulan seperti itu, membuat temannya yang lain pamit dan memilih untuk menunggu di luar dan memberikan ruang untuk Fajar berbicara dengan Wulan.

"Lan, kita keluar dulu ya?" ucap Alexa sambil mengusap air matanya.

"Lan, kita keluar dulu dan lo Fajar. Jangan macem macem dulu. Wulan baru bangun. " ujar Clara memperingatkan dan tersenyum pada Wulan.

Love in High School (Wulan Series) (Selesai) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن