Chapter 17

701 39 0
                                    

Tiga hari kemudian..

"Sayang? Kamu makan dulu ya terus nanti minum obatnya. " ucap mama Alexa dengan lembut.

  Tak ada sahutan dari Alexa, beberapa hari terakhir ini setelah ia siuman ia menjadi lebih pendiam dan tak mau bicara sedikitpun, entah pada temannya atau keluarganya. Pun dengan Ferry yang berusaha meminta maaf padanya dan sama sekali tak digubris oleh Alexa.

"Biar saya aja tan, " ucap seseorang yang barusan masuk ke kamar Alexa, itu Ferry dengan muka tersenyumnya.

  Kemudian mamanya Alexa meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.

"Mama titip Alexa ya nak, bujuk dia buat makan sama minum obat." ujar mama Alexa kemudian berjalan menuju pintu kamar dan segera menutupnya dan memberi ruang untuk Ferry mengobrol dengan Alexa.

"Xa, makan dulu ya? " ucap Ferry lembut.

Beberapa hari terakhir ini, Ferry menjadi pria yang lembut dan hangat sama halnya seperti Fajar yang berubah. Namun, Ferry terkadang masih memiliki emosi yang ia tahan. Ferry berusaha menjadi pria yang tak seperti biasanya hanya karena Alexa.

"Xa, sampe kapan lo kaya gini? Nanti lo sakit lagi, masuk rumah sakit lagi. " ucap Ferry frustasi sambil mengacak rambutnya.

"Ini kan yang lo mau," akhirnya Alexa mengeluarkan suaranya. Dan entah mengapa kalimat pendek itu membuat hati Ferry lagi dan lagi terasa sakit.

Karena Ferry tak kunjung menjawab, Alexa meneruskan ucapannya, "Ini kan yang lo mau, wahai manusia es? Lo terima perjodohan itu karena terpaksa kan? Sekarang gue udah sakit dan gue sengaja nggak mau minum obat dan makan biar gue cepet--" ucap Alexa sambil menahan air matanya. Tanpa aba-aba Ferry langsung memeluk Alexa dan menenangkan di dada bidangnya dan mengelus punggung Alexa dengan lembut. Dengan Alexa yang tak menolak jika dipeluk dan ia bisa lega menangis sejadi-jadinya.

"Itu kan mau lo.. hiikss,, hiikkksss,, mendingan gue mati aja biar lo batalin ini semua. " ucap Alexa sambil menangis di dada Ferry.

"Lo tuh ngomong apa sih, bisa nggak sih nggak ngomong kaya gitu?" sentak Ferry dan melepaskan pelukannya kemudian memegang bahu Alexa tegas. Alexa hanya bisa menundukkan kepalanya.

"Gue nggak suka lo ngomong gitu, gue minta maaf atas semua sikap gue ke lo. Gue belum bisa jagain lo dengan baik. Setelah gue tau apa yang terjadi dengan diri lo, gue ngerasa kasihan sama lo--" ucap Ferry dengan nada lembutnya dan di potong Alexa dengan sentakan keras.

"Gue nggak butuh kasihan dari lo FERRY ABRAHAM!! " sentak Alexa dengan emosi campur tangisnya.

"Gue sayang sama lo,  Xa." kata Ferry akhirnya dan membuat Alexa menangis lebih keras mendengar Ferry mengucapkan kata sayang itu.

Tanpa pikir lama, Alexa langsung memeluk Ferry dan menangis lagi di dada Ferry. Ia tak memikirkan baju seragam Ferry yang basah karna ulahnya. Dengan senang hati Ferry membalas pelukannya.

"Gue minta maaf, Xa. Gue sayang sama lo. Gue nggak mau kehilangan orang yang gue sayang. Gue terima perjodohan itu memang awalnya terpaksa, tapi setelah tahu apa yang lo lakuin demi gue, gue jadi lebih gampang ngrubah rasa benci gue ke lo jadi rasa sayang. "

"hiikkssss..hiiikkssss." hanya terdengar suara isakan dari Alexa. Alexa ingin membalas rasa sayang Ferry namun ia urungkan karena ia belum siap.

Setelah beberapa saat, terdengar Alexa mulai tenang dan tak menangis lagi. Ferry melepas pelukan itu.

"Lo udah tenang kan? Makan dulu ya?" ucap Ferry dan mendapati anggukan dari Alexa.

Kemudian Ferry mengambil baki yang berisi makanan dan minuman serta obat untuk Alexa. Ia menyuapkan makanan itu ke mulut Alexa dan Alexa hanya menurut saja. Satu suapan, Dua suapan, hingga beberapa suapan berikutnya. Setelah makan, Ferry memberikan minum dan obat kepada Alexa.

"Sekarang lo minum obat dulu ya? Habis itu turun yuk ke taman belakang. " ajak Ferry pada Alexa dengan senang hati.

Alexa meminum obat itu dengan tenang. Kemudian memberikan gelas minumnya kepada Ferry. Kemudian mereka berdua menuju taman yang terletak di belakang rumah Alexa. Ferry dengan senang hati membantu Alexa berjalan menuju taman. Terlihat mama Alexa hanya tersenyum melihat mereka berdua.

"Eh calon adik ipar baik banget sih. " celetuk Kristian dan mendapat tatapan tajam dari Alexa.

"Apaan sih kak." sahut Ferry dengan senyuman.

"Kalian mau kemana? " ujar mama Alexa menengahi pembicaraan anak-anaknya.

"Mau ajak Alexa ke taman, Ma." balas Ferry sesopan mungkin dan menggunakan panggilan mama kepada calon mertuanya.

Setelah mendapat persetujuan dari mamanya, mereka berdua menuju taman belakang rumah dan duduk di bangku yang telah tersedia. Alexa hanya diam mematung melihat batu-batu kecil yang tertata rapi di tepi kolam ikan. Sedangkan Ferry diam menatap Wajah Alexa yang terlihat sendu.

"Xa? " panggil Ferry dan Alexa hanya menoleh sebentar.

"Lo mau maafin gue kan?" ucap Ferry lagi.

"Iya, gue maafin. " sahut Alexa dan membuat Ferry tersenyum meskipun ucapan Alexa datar.

"Gue rela kok kalo lo ubah sifat gue jadi lebih baik." balas Ferry dan masih menatap Alexa.

Alexa menoleh dan merubah posisi duduknya menghadap Ferry, kali ini dia berbicara dengan tulus tanpa ada paksaan, "Gue nggak perlu ubah sifat lo karna gimanapun juga itu udah sifat dasar lo dari kecil. Gue mau lo berubah bukan karena gue tapi karena dengan berjalannya waktu. Tanpa ada sedikitpun paksaan, Fer."

Alexa sudah merasa tak canggung lagi jika berada dengan Ferry, tak segan-segan ia memanggil Ferry tanpa ada sebutak kakak. Setelah mengucapkannya, tak terasa setetes air mata mengalir dari mata indah Alexa. Alexa merasa dengan menyampaikan hal itu dengan tak sengaja ia mulai mengungkapkan rasa sayangnya. Membuat Ferry tersenyum dengan hal itu kemudian ia memeluk Alexa lagi dengan rasa senangnya.

"Gue sayang sama lo, Xa. "

"Gue juga, Fer." balas Alexa dan membuat Ferry lagi-lagi tersentum bahagia. Ia udah mulai siap untuk berani mengucapkan kata sayang itu.

"Jadi kan tunangannya?" dan ucapan itu membuat Alexa dan Ferry langsung melepas pelukan kemudian menoleh ke sumber suara dan ternyata di belakang mereka sudah ada Wulan, Clara, Mona, Fajar, dan Bayu.

"Kalian di sini? " ucap Ferry basa-basi.

"Iya, soalnya tadi kita emang udah ada rencana dan sengaja nggak ngasih tau kalian." sahut Clara.

"Enak ya jadi orang sakit, dipeluk mulu terus sayang-sayangan lagi, jadi pengen gue. " celetuk Bayu sambil merangkul Mona dari samping dan membuat Mona langsung menepis tangan Bayu dengan kasar.

"Apaan sih!" sentak Mona.

  Mereka semua langsung tertawa dengan kejadian itu. Membuat Alexa yang diam beberapa hari ini dapat tertawa lagi dengan sikap temannya itu.

"Gimana Xa, lo udah baikan? " tanya Wulan dan menghampiri Alexa.

"Udah kok." sahut Alexa dan tersenyum.

"Yaudahlah, cewek gue kan kuat. " celetuk Ferry dan membuat makhluk yang ada di taman itu langsung tertawa.

"Sejak kapan lo jadian sama gue?" balas Alexa dan langsung mendapat tatapan tak percaya dari Ferry.

"Baru aja sayang-sayangan, eh udah galak lagi. " gumam Ferry.

"Ngomong apa lo?" sentak Alexa sambil menatap Ferry seperti siap memangsa musuhnya. Dan lagi-lagi membuat gelak tawa bagi kawannya.

  Alexa merasa dirinya sudah lebih baik karena dikelilingi oleh orang-orang yang baik dengannya. Tak terkecuali Ferry yang sekarang merasa menjadi pria yang lembut dan mudah tersenyum hangat. Perubahan itu yang membuat Alexa menerima rasa sayang Ferry dengan setulus hatinya.

Love in High School (Wulan Series) (Selesai) حيث تعيش القصص. اكتشف الآن