Chapter 26

668 30 0
                                    

"Karna gue pengen kasih tau istilah sunrise itu dibalik cinta kita." ucap Fajar sambil menjauh dari kedekatan mereka dan menarik Wulan untuk lebih dekat dengan air pantai.

"Tuh sunrisenya udah muncul, sekarang gue pengen denger alesannya. " ucap Wulan sambil menunjuk matahari yang mulai terbit dengan indahnya di balik awan yang juga terlihat sangat indah.

"Sunrise itu yang dinamakan fajar. Di mana matahari mulai terbit dari tempatnya hingga terlihat jelas indahnya ketika di balik awan seperti sekarang. Dan gue pernah tanya ke orang tua gue kenapa nama yang ada di diri gue itu Fajar bukan yang lainnya. Dan mereka kasih jawaban yang belum gue ngerti sampe sekarang. Tapi setelah ada lo gue baru tahu alasan mereka kasih gue nama seperti ini. "

"Emangnya kenapa?" sahut Wulan penasaran.

  Fajar merubah posisinya hingga kini berhadapan lagi dengan Wulan sambil memegang kedua tangan Wulan.

"Karena, lo alasannya. "

"Gue? Kenapa gue?"

"Karna bulan dan fajar tidak dapat bersatu sebab bulan ada ketika malam hari sedangkan fajar di pagi hari. Tapi gue baru sadar dengan ucapan itu yang pernah disampein nyokap gue ketika gue kenal lo. Nama lo Wulan yang artinya Bulan dan lo akan menjadi indahnya pemandangan malam hari. Sedangkan nama gue Fajar yang menjadi musuh lo ketika di pagi hari. Seperti halnya pagi dan malam yang nggak bisa bersatu tapi gue sama lo akan tetep bisa bersatu selamanya karna gue yakin nama Purnama yang akan nyempurnain pagi dan malam. "

"Gue baru sadar kalo nama kita ternyata serasi. Meskipun pagi dan malam nggak bisa bersatu tapi dengan adanya Purnama lo bisa juga jadi malam yang nemenin gue kapanpun lo bisa." sahut Wulan dan tak sungkan lagi memeluk Fajar erat. Ia merasa nyaman dan hangat ketika berada di dekapan Fajar.

  Serasa dunia ini hanya milik mereka berdua. Hingga kini matahari yang menampilkan sinarnya menjadi saksi bisu cerita cinta Fajar dan Wulan, pagi dan malam.

"Makasih, Lan lo udah buat gue bahagia sayang sama lo. " ucap Fajar sambil mengelus rambut Wulan dan menciumnya sesekali.

"Gue juga, makasih lo udah nyembuhin luka gue yang ada di masa lalu. Gue yakin kita bakalan bisa langgeng sampe maut memisahkan." ujar Wulan tersenyum sambil melepas pelukan.

  Kemudian mereka berdua menuju tepi jalan daerah Kuta yang mulai ramai dengan suasana pagi. Mereka menyusuri setiap jalan dengan jalan kaki karna Wulan lebih memilih untuk jalan dibandingkan naik kendaraan.

"Lihat deh Lan, tuh bagus banget ya?" ucap Fajar sambil menunjukkan arah dengan jarinya membuat Wulan menoleh dan Fajar langsung mencium pipi Wulan. Wulan yang terkejut karena merasakan bibir Fajar menempel di pipinya langsung membuat ia memerah seperti kepiting rebus. Fajar mencium Wulan sekilas namun membuat jantung Wulan berdetak tak karuan hingga hampir mencelos dari tempatnya.

"Cium nggak bilang! Di tempat umum lagi. " kesal Wulan sambil menjitak kepala Fajar.

"Aduh sakit, Lan. Ya kalo minta ijin dulu pasti nggak lo bolehin." sahut Fajar sambil mengelus kepalanya yang sakit karena dijitak Wulan.

"Halah alesan. " ucap Wulan datar.

"Iya maaf deh, nggak lagi kok. Maafin aku ya?" kata Fajar lembut.

  Wulan terdiam mendengar ucapan Fajar yang menyebut aku. Karena baru pertama kalinya ia mendengar Fajar menyebut seseorang dengan panggilan yang lembut selain keluarganya.

"Oh, jadi ceritanya sekarang aku-kamu? " tanya Wulan dengan senyum jailnya.

"Iya, biar keliatan baik dikit kek."

Love in High School (Wulan Series) (Selesai) Where stories live. Discover now