Chapter 19

685 39 0
                                    

    Seketika jantung Wulan berdetak sangat kencang. Ia sangat gugup berhadapan dengan Fajar. Ketika Wulan mencoba menjauh, pergelangan tangannya langsung di tarik oleh Fajar.  Karena tubuhnya tidak siap menerima tarikan Fajar alhasil tubuh Wulan tertubruk oleh tubuh Fajar. Kemudian Fajar mendekatkan wajahnya ke Wulan sambil berkata sesuatu. 

"Gak jadi ngambil buku hmm?" tanya Fajar dengan jarak sangat dekat dengan wajah Wulan.

   Entah mengapa Wulan menjadi sangat gugup dan jantungnya makin berdetak tak karuan. Bagaimana tidak jarak wajahnya dengan wajah Fajar sangatlah dekat. Hingga Wulan bisa merasakan hembusan nafas Fajar yang menerpa wajahnya dan membuat wajahnya semerah tomat. Jika dilihat dari kejauhan keadaan mereka menyerupai orang yang sedang berciuman. 

"J..ja..jadi kok Fa, mana bukunya biar gue baca dulu. " ujar Wulan gugup.

"Ini bukunya kalo baca yang rajin ya. " kata Fajar sambil menyerahkan buku ke Wulan.

"Makasih, " ujar Wulan kemudian berjalan menjauhi Fajar. 

    Terlihat senyuman pada wajah Fajar. Dia sangat suka melihat Wulan gugup dan akhirnya membuat wajahnya memerah. 

"Enggak enggak. Wulan kamu harus fokus baca bukan ngingat kejadian tadi." omel Wulan pada dirinya sendiri yang tiba-tiba kepikiran kejadian dengan Fajar.

"Eh Lan nanti malem lo ada acara gak?" tanya Fajar yang sudah duduk di depan Wulan. 

"Loh lo kapan duduknya? kok tau-tau ada didepan gue?" tanya Wulan bingung.

"Gue udah daritadi duduk didepan lo. Lo aja yang gak tau atau jangan-jangan masih kepikiran yang tadi ya?" ujar Fajar menggoda Wulan.

"Apaan sih gak kali gue mungkin kefokusan baca." elak Wulan dengan wajah semerah tomat karena perkataan Fajar. 

"Lo tuh gak bisa bohong liat aja muka lo aja semerah itu berarti tadi lo gak baca tapi mikirin kejadian tadi? " kata Fajar terkekeh karena melihat Wulan yang langsung memegangi wajahnya.

"Oh ya nanti malem lo ada acara gak?" tanya Fajar lagi. 

"Gak ada, emang kenapa?" tanya Wulan penasaran.

"Enggak kalo lo gak ada acara nanti malem kita pergi yuk. Nanti gue jemput elo dan gue gak menerima penolakan ok. Tungguin gue nanti malemnya! " ujar Fajar sambil berlari keluar perpustakaan. 

"Tukang paksa." ujar Wulan lalu kembali membaca.

****

   Di taman sekolah, terlihat Ferry dan Alexa yang sedang membicarakan hal serius. Ferry memang mengajaknya dari kantin dan membawanya ke taman sekolah. 

"Gue denger lo keluar dari cheerleader?" tanya Ferry dingin. 

"Ya gue emang keluar kan elo yang minta jadi gue turutin." jawab Alexa sambil memandang ke arah lain.

"Alexa!! kalo lagi ngomong liat wajah gue! kenapa lo keluar?" ujar Ferry sambil menarik dagu Alexa supaya memperhatikannya. 

"Gue keluar karena gue kecapek an kalo ikut banyak kegiatan. Lomba kemarin aja udah cukup buat gue. Gue gak mau masuk rumah sakit lagi gara-gara kecapek an. Dan gue keluar karena gue gak mau liat lo marah lagi gara-gara baju cheerleader." jelas Alexa panjang lebar. 

"Gue bukan ngelarang lo ikut cheerleader. Gue takut lo kecapek an dan jatuh sakit lagi. Gue gak kuat kalo lo masuk rumah sakit dan koma lagi. Cukup waktu itu aja gue liat lo sakit. " jelas Ferry sambil memeluk Alexa dan tidak akan membiarkan kejadian yang menyakitkan terluang untuk kedua kalinya.

***

"Clara? " ucap sosok laki-laki tampan yang sedang menatap gadis itu.

"Eh kak Reno disini. Emm ini aku mau duduk di ruang osis boleh kan?" tanya Clara gugup.

Love in High School (Wulan Series) (Selesai) Where stories live. Discover now