«43» Be Patient, The Storm Will Pass

315K 16K 1.3K
                                    

BACA DULU!

Note (penting) : Berhubung dua sampai tiga Minggu ini sibuk (asli), cerita ini gak akan ada update-an sampai waktu yang tidak ditentukan. Untuk sekarang... selamat membaca🎉

———————

Gerry menatap Adel khawatir, pasalnya, Adel dari tadi terus menangis dalam tidurnya. Gerry memeluk Adel dan mencoba untuk membangunkannya. "Del bangun, my love wake up, please." bisik Gerry di telinga Adel.

"Hiks hiks bangun, bangun bunda! Bunda bangun!"

Sedari tadi, hanya itu yang di dengar oleh Gerry. Sudah lima belas menit Adel meracaukan itu.

"Bunda .. kenapa enggak bangun? Kenapa ninggalin Adel sendirian?" suara Adel mulai melemah.

Gerry mencium mata Adel dan perlahan mata Adel terbuka. Adel langsung memeluk Gerry erat. "Ry, bunda pergi! Bunda pergi karena aku! Aku bener-bener pembawa sial!"

"Hey apa yang kamu bicarakan? Bunda ada di rumah." Gerry membelai rambut Adel.

"Tapi tadi bunda.. bunda di tembak sama ayah Ry! Bunda—"

Gerry menggelengkan kepala, menatap mata Adel. "Bunda ada di rumah, kamu cuma 'mimpi' my love." ucap Gerry lembut.

Adel menatap Gerry tidak percaya. "Mimpi apanya?! Itu nyata! Aku lihat semua dengan mata kepala aku sendiri! Mereka semua benci sama aku! Aku udah jadi malapetaka bagi keluargaku sendiri! Karena aku, ayah jadi nembak bunda!"

"Sayang, mereka ada di rumah, sekarang kita lagi di UKS." Adel menatap sekelilingnya, benar, ia sedang berada di UKS. Hanya berdua dengan tirai yang menutupi mereka.

"Tapi Ry, kalau itu mimpi, kenapa terasa nyata banget?" tanya Adel dengan nada bergetar. "Aku takut, aku takut semuanya jadi kenyataan. Aku gak mau bunda pergi Ry, aku sayang sama bunda."

Gerry mengusap kepala Adel membuat tangis Adel pecah seketika. "Kamu jangan takut, ada aku. Everything will be fine." Gerry mengecup kepala Adel.

"Tapi kalau itu adalah pertanda bagaimana?" tanya Adel ngawur.

"Pertanda apa, my love? Semua akan baik-baik aja, kamu jangan parnoan gitu. Lebih baik kamu tidur lagi."

Adel menurut ketika Gerry menidurkannya. "Kamu jangan kemana-mana ya? Temenin aku, aku takut." ucap Adel dengan pelan.

Gerry mengangguk, "Tanpa kamu suruh, aku akan jagain kamu. Kamu adalah seseorang yang menjadi kewajiban aku, tugas aku adalah menjaga kamu dan mencintai kamu. Aku enggak akan biarkan kamu terluka walaupun hanya tergores."

Adel tersenyum kecil dan mengangguk, ia menutup matanya saat Gerry menyuruhnya. Gerry mengecup kepala Adel lagi.

'Tuhan, aku mohon jaga keluargaku, terutama bunda. Mereka adalah orang yang sangat aku cintai. Jangan biarkan mereka merasakan sakit, berilah rasa sakit itu kepadaku saja.

Aku bernapas sekarang hanya ingin melihat mereka bahagia, bertahan hanya untuk mereka. Jangan renggut kebahagiaanku dengan membuat mereka menderita. Aku siap menjadi pelindung bagi keluargaku walaupun harus mengorbankan diriku sendiri.

Aku percaya kepada-Mu, jangan membuat aku tidak mempercayai Engkau. Aku yakin jika semua yang terjadi kedepannya adalah hasil yang terbaik. Tapi aku mohon, jangan biarkan orang terdekatku terluka.

Biasanya, aku selalu berharap mimpiku menjadi kenyataan, tapi kali ini tidak. Aku sama sekali tidak menginginkan bunga tidur itu menjadi kenyataan Tuhan. Hanya satu pintaku, yaitu buatlah semua orang bahagia. Walaupun, ada atau tidaknya diriku di antara mereka.'

Strong Girl [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now