«8» Anxiety

441K 21.8K 2K
                                    

Adel dan Ruby sedang asyik dengan dunia mereka, dunia para perempuan. Setelah mereka selesai belajar, Ruby langsung meminta untuk bermain masak-masakan. Sebenarnya bukan masak-masakan, karena mereka memang memasak beneran. Tentunya Adel yang memasak, bukan Ruby. Ruby hanya mengikuti beberapa instruksi dari Adel. Tak lupa dengan Gerry, ia juga ikut membantu Adel dengan memotong beberapa bahan-bahan yang dibutuhkan.

Mereka membuat fuyunghai. Sesekali, Gerry memperhatikan Adel yang sedang sibuk berkutat dengan adonan yang sudah bercampur dengan bahan lainnya.

Sempurna.

Satu kata yang Gerry gambarkan untuk Adel, selain cantik Adel juga menarik. Menurut Gerry, kata itulah yang patut ia gunakan.

Adel yang merasa diperhatikan mengalihkan pandangannya, mata mereka berdua bersitubruk. Tidak ada yang mengalihkan pandangan mereka. Ruby menatap keduanya bingung, dengan polos Ruby berkata, "The food can burned." Adel mengalihkan pandangannya dan membalik fuyunghainya.

"Both of you falling in love?"

Adel menggaruk hidung, sementara Gerry menggaruk tengkuknya. Ruby menatap mereka berdua menanti jawaban.

"No Ruby, we can't fall in love." tatapan Ruby meredup mendengar jawaban Adel.

"Because you two look good, if it's true." kata Ruby.

"Someday, I bet us gonna fall in love." jawab Gerry entah karena apa. Adel meneguk salivanya dengan susah payah.

Mendengar ucapan Gerry, serasa ada kupu-kupu terbang diperutnya. Rasanya seperti terbang, entahlah. Adel tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Hal yang sangat asing bagi dirinya. Gerry menatap Adel sambil tersenyum. Pemuda itu menggaruk tengkuknya bingung, bibirnya sangat lancang mengucapkan kalimat itu.

"Maaf." ucap Gerry merasa tidak enak.

Adel tersenyum kecil dan berkata "Tidak masalah."

Adel kembali memasak dan setelah dirasa cukup matang, Adel mengangkat masakannya. Ruby menatap makanan yang dimasak Adel dengan tatapan lapar.

"Have you washed your hands, Ruby?" tanya Gerry ketika melihat Ruby ingin menyantap makanannya.

"Already." jawab Ruby sambil menganggukan kepalanya lalu memakan makanannya.

Adel yang melihat itu tersenyum getir, ia kangen masa-masa saat Dean memperhatikan dirinya dulu.

Lucky.

Satu kata untuk keluarga yang bahagia dan harmonis, sangat beruntung.

Gerry menatap Adel yang tidak menyentuh makanannya sama sekali. Gerry menyentuh lengan Adel yang kebetulan duduk di sampingnya. Adel menoleh dan mengerjapkan matanya, air mata yang tadinya menggenang sudah meluncur dengan bebas.

Tangan Gerry terulur untuk menghapus air mata Adel. "Jangan menangis. Saya sangat tidak suka, jangan menangis," Adel tersenyum kemudian mengangguk. "Makanlah." ucap Gerry dengan nada tegas.

"Maaf." kata Adel sebelum makan.

Ruby tampak asik dengan makanannya, ia seolah tidak terganggu dengan Gerry dan Adel. Gerry memikirkan sesuatu hal yang mengganjal pikirannya dan itu membuat kepalanya sedikit pening. Untuk apa terlalu memikirkannya? Gerry melanjutkan makanannya dalam diam, mereka bertiga makan dalam diam.

"A... aku sa.. sa .. ngat su.. ka kak." kata Ruby dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baru dipelajarinya tadi. Gerry tersenyum, ia bangga pada Ruby yang langsung bisa mempraktekannya walaupun masih tersendat.

Strong Girl [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now