Part 41 : Sadar

17.5K 1K 6
                                    

Happy Reading...

Leo menatap Garnetta yang masih tertidur.

"Anakku sayang... Kau pasti membenciku, hingga kau tak mau segera bangun dan melihatku..." ucap Leo lembut. Tangannya mengelus sayang kepala Garnetta.

"Kau tahu, Marina adalah cinta pertamaku. Aku bertemu dengannya ketika kami SMA, dia gadis yang sangat baik dan cantik sepertimu. Kami berpacaran, hubungan kami baik baik saja. Sampai Paul sahabatku, bertemu dengan Marina. Aku tak tahu Paul jatuh cinta pada kekasihku itu. Aku tak tahu apa yang terjadi di antara mereka hingga suatu saat... Marina meninggalkanku. Dia memutuskan menikah dengan Paul, aku patah hati Netta..." ucap Leo sambil menyeka air matanya.

"Tapi walau begitu, aku tetap mencintai Marina, tak ada wanita lain yang bisa menggetarkan hatiku. Sampai aku berhasil menikahi ibumu." ucap Leo dengan nada bergetar.

"Aku baru tahu setelah mereka menikah, bahwa Paul mengancam Marina. Jika dia tak meninggalkanku dan menikahinya dia akan menghancurkan keluargaku. Dan yang lebih keji, Marina di perkosa oleh Paul pada acara perpisahan sekolah. Aku tak pernah tahu bahwa Paul sejahat itu pada Marina." ucap Leo sambil menyeka air matanya.

"Netta, aku tahu Marina di perkosa ketika kami akan menikah. Marina menceritakan semuanya. Bahkan Paul selingkuh dengan gaby, teman sekolah kami. Dan yang lebih menyakitkan. Selama pernikahan Marina selalu di sakiti oleh Paul, karena paul mengira Marina berhubungan intim denganku. Padahal waktu itu Marina menemuiku untuk memutuskanku dan membujukku agar aku rela melepaskanku dan menikahi wanita lain. Netta, apa ayahmu selalu berbuat buruk padamu? Kau tahu, Paul mengira kau anakku karena mata hijaumu. Padahal mata hijaumu turun dari mata ibumu.." ucap Leo sambil tersenyum pahit.

"Aku tak berani menyentuhnya, aku sangat menghargai dan mencintai Marina. Aku ingin malam pertama kami, dia dalam keadaan suci..." bisik Leo sambil menahan tangis.

"Walau semua cuma mimpiku.... Tapi aku bahagia, akhirnya aku bisa menikahi Marina dan aku terpaksa harus melenyapkan Paul. Kau tahu kenapa aku membunuhnya? Paul menghinaku, jika aku gay, aku tak pantas di cintai dan aku hanya pengecut yang tak bisa bangkit.... Padahal aku seperti ini karena dia sudah merebut belahan jiwaku..." isak Leo.

Garnetta mendengarkan setiap pengakuan Leo. Garnetta menangis secara tak langsung dia mendengar cerita Leo, dia tersadar dari tidur panjangnya ketika Leo menangis dan tangannya menggenggam tangan Garnetta dengan lembut.

"Aku memaafkanmu ayah, aku sayang ayah....." bisik Garnetta membuat Leo terkejut.

" Netta.. Kau sadar?" tanya Leo dan dia mengangguk lemah.

"Sean... istrimu siuman.." teriak Leo bahagia sambil memeluk Garnetta dengan hati hati.

Garnetta Pov

Aku terenyuh dengan cerita ayah Leo, aku tahu dia jujur karena daddy sering memusuhiku tanpa sebab dan menyiksa mom. Semua pertanyaanku selama ini terjawab kenapa daddy seperti membenciku dan aku tak bisa menyalahkan ayah.

Daddy yang salah merebut mom apa lagi memperkosa mom dan menghasilkan aku, harusnya daddy menyayangiku bukan membenciku dan menikahkanku dengan Sean karena harta. Walau ya aku sekarang merasa beruntung menikah dengan orang yang aku cintai. Aku tak bisa marah pada ayah karena aku teringat pesan mom.

flash back

"Netta, mom ingin meminta sesuatu darimu.." ucap marina membuat Garnetta penasaran.

"Apa mom?" tanya Garnetta.

"Apapun yang dilakukan ayah Leo, kau harus tetap menyayanginya. Dengarkanlah alasannya jangan kau hukum dia tanpa mengetahui alasan perbuatannya." ucap Marina membuat Garnetta tambah bingung.

"Nanti juga kau mengerti!" bisik Marina sambil menciun kening anaknya.

flash off

Sean menatapku nanar, dia termanggu menatapku. Aku tahu dia pasti mencemaskanku dan tak meninggalkanku sedikitpun. Terlihat dari wajahnya yang tirus, bulu halus di rahangnya yang tumbuh, garis cekung dimatanya dan bau badannya.

"Aakh..." aku tersedak mencium aroma tubuh Sean yang aneh.

"Kau tak mandi berapa hari?"tanyaku tajam membuat Sean tersentak kaget dan langsung terdiam, sepertinya dia sedang berpikir kapan dia terakhir mandi. Sean mundur namun aku menarik tangannya dan mengendus tubuhnya. Sean memberi isyarat agar Leo keluar dari ruangan dan Leo pun pergi.

"Kau menyukai bauku?" tanya Sean dengan nada cemas. Aku memeluknya erat.

"Aneh sih, tapi aku suka." ucapku sambil memeluknya erat.

"Bayiku?" tanyaku teringat akan kehamilanku.

"Mereka baik, kau jangan tertidur lama lagi." rajuk Sean sambil memelukku erat.

Aku tersenyum lega, Sean menatapku dalam lalu menciumku dengan lembut.

"Aku sangat merindukanmu, aku sangat mencintaimu.. Aku tak tahu harus bagaimana jika aku kehilanganmu..." bisik Sean membuatku bahagia.

*****

Dokter Alvaro memeriksaku dan dia tersenyum lega jika kondisi aku dan bayi bayiku baik baik saja.

"Kau jangan stres apa lagi terjatuh seperti kemarin, bed rest dulu ya..." ucap Alvaro, aku mengelus perutku yang mulai membesar kandungan 4 bulan berisi dua bayi kembar!


Ayah Leo menjengukku lagi, aku menatap buket mawar yang cantik untukku.

"Kau seperti ibumu.." bisik ayah.

"Kau sangat perhatian, seolah olah aku anak kandungmu." ucapku dan ayah tersenyum.

"Aku selalub menganggapmu anakku, apa yang lahir dari rahim Marina, wanita yang aku sayang..." godanya.

"Ayah, Bagaimana rasanya menunggu mom selama itu?" tanyaku. Leo menghela nafas.

"Sangat berat, namun aku tak bisa berpaling dari ibumu.." ucap Leo, aku memeluknya dengan erat. Aku berharap Sean akan setia padaku seperti ayah Leo kepada mom.


Tbc.

Kangen cerita Gareth yaa...  next part ya!

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Where stories live. Discover now