Part 22 : Who?

23.9K 1.2K 6
                                    

Happy reading...


Garnetta Pov

Aku membuka mataku perlahan lahan, sedikit terasa perih karena cahaya mata hari yang langsung masuk ke dalam kamarku. Aku merasa sisi kanan tempat tidurku, Sean tak berbaring di sana.

Aku bangun dari tidurku dan melihat ke sekeliling, tumben Sean bangun lebih awal? Aku segera memakai gaunku dan aku mendengar suara Sean sedang berbicara di ponsel. Aku penasaran dan segera mendekatinya tanpa sepengetahuan Sean.

"Aku masih menyelidikinya.."

"kau sudah gila, aku tak mungkin memberi tahu Garnetta, kalau ayahku membunuh ayahnya!" ucap Sean setengah berbisik namun jelas aku mendengarnya, tubuhku terasa lemas.

Apa benar dad James membunuh ayahku? Apa motifnya?

Aku menatap wajah tampan Sean, kenapa dia tak memberitahku? Padahal James terlihat sangat baik padaku.

"Garnetta?" tanya Sean membuyarkan lamunanku.

"Sejak kapan kau ada disitu?" tanya Sean gugup. Aku menatapnya tajam

"Apa itu benar?" ucapku tak percaya dan Sean mengusap rambutnya kasar.

"Garnetta, dengarkan aku dulu!" ucap Sean mencoba menenangkanku.

"Jadi aku menikah dengan anak seorang pembunuh, dan pembunuh itu membunuh ayahku!!"teriaknya panik.

"Nettaa....."

"Aku menikah dan bercinta dengan anak pembunuh ayahku..." tangisku pilu, aku tak menyangka jika Ayah Sean tega melakukan itu pada keluargaku.

Aku pikir James menyukai aku dan keluargaku dengan tulus. Aku harus memberitahu Mom. Aku segera berlari menemui Mom namun Sean menghalangiku.

"Lepaskan aku bajingan!!" teriakku.

"Aku takkan melepaskanmu!!" teriaknya sambil memelukku dari belakang.

"Sean, Mom harus tahu kebenarannya!!"

"Kau takkan mengatakan apapun!!" bentak Sean.

"Kau harus percaya padaku Netta, aku mohon!"

"Ya, aku percaya padamu, aku percaya ucapanmu jika ayahmu membunuh ayahku..." isakku perih.

"Bukan itu!"

"Apa?"

"Aku akan mengungkapkan itu semua sendiri, jika ayahku benar bersalah aku akan melaporkannya ke pihak berwajib, tapi  kau jangan meninggalkanku." ucapnya sambil melepaskan pelukanku. Garnetta menghadap ke arahku,

"Maaf... Aku tak bisa hidup bersama anak pembunuh ayahku!" ucapku pedih. Tubuh Sean menegang.

"Kau tak bisa meninggalkanku!" teriaknya.

"Aku bisa!! Aku benci kau Sean, aku benci kau dan juga ayahmu.. Kalian semua jahat...." teriakku, Sean menarik tubuh.

"Aku takkan melepaskanmu!" bisiknya sambil memelukku.

"Lepaskan aku bajingan!!" teriakku.

"Aku salah, sedari awal seharusnya aku tidak mencintaimu!" isakku.

"Kau menyesali apa yang sudah kita lalui Netta?"

"Ya, aku menyesalinya, andai aku melarikan diri saja, meninggalkanmu di altar. Semua takkan semenyakitkan ini!" isakku, Sean menatapku.

"Apa kau mencintaiku?" tanya Sean sambil menatapku, aku menghela nafas.

Aku memang sangat mencintai Sean, tapi aku tak bisa menerima jika ayahnya yang membunuh ayahku.

Aku memejamkan mataku, aku merasa perutku sakit.

"Netta, jawab aku!!" bentak Sean.

"Akh..." rintihku merasakan perutku yang semakin melilit.

"Jika memang kau tidak mencintaiku, aku akan melepasmu!" ucap Sean membuatku terkejut.

Aku bingung dengan perasaanku, ada rasa tak rela dan perih, Sean akan melepaskanku. Tubuhku merosot, bersimpuh di hadapan Sean. Aku menangis, kenapa hatiku sangat sakit? Lebih sakit dari aku mendengar ayah Sean membunuh ayahku. Aku merasa dadaku sesak.

"Kau mau menceraikanku?" tanyaku tak percaya.

"As you wish!! Untuk apa aku mempertahankan wanita yang sudah tidak mempercayaiku lagi." ucapnya dingin.

Kilatan mata amarah itu muncul kembali seperti dulu. Aku bisa merasakan aura dingin Sean, dia tak sehangat dan seramah biasanya. Aku berdiri, namun rasa sakit di perutku kian menjadi.

"Akkh..." isakku pelan.

"Aku akan melepaskanmu tapi.. Jangan pernah membongkar kasus ini. Jika itu sampai terjadi."Ucap Sean lalu menatapku tajam.

"Aku akan menghancurkan kau dan mom!" ancam Sean membuat tubuhku menegang, aku berdiri sambil menopang pada tubuh Sean sambil menatapnya tapi perutku sakit. Aku menyandarkan kepalaku di dada bidang Sean.

"Sean... Sakit..." rintihku sambil memegang perutku, sesuatu keluar, mengalir membasahi kakiku. Sean menyentuh pundakku.

"Aaah.sakiiit..." erangku.

"Kau berdarah, Netta..." bisik Sean panik lalu memangku tubuhku ala bridal style.

Sean membawaku ke dalam mobilnya, aku menatap wajah tegang dan khawatirnya, aku menangis. Kenapa orang yang aku cintai harus terlahir dari pria yang membunuh ayahku.

"Tahan sayang...." pinta Sean sambil fokus ke jalan.

Aku merasa sakit itu sedikit berkurang ketika Sean sesekali mengelus perutku membuatku nyaman. Aku menatap wajah tampan Sean, apa yang harus aku lakukan? Aku tak mau kehilangan Sean tapi dia bukan lelaki yang pantas untuk dia cintai.

"Akh..." rintihku merasakan perutku kembali berdenyut. Aku merasa kepalaku mulai berdentum hebat, aku menatap wajah Sean yang begitu khawatir.

"Bertahanlah Netta..." ucapnya lembut berusaha menenangkanku. Aku menggenggam tangannya erat dan semuanya menjadi gelap.


Bersambung....

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Where stories live. Discover now