Part 40 : Love (21+)

19.7K 1K 1
                                    

Happy reading.....


Gareth Pov

Aku menatap sedih sahabatku yang terbaring koma, ingin rasanya aku menghancurkan keluarga Fox yang selalu menyakiti sahabatku.

"Jadi dia sudah tahu yang sebenarnya?" tanyaku, Sean dan Leo mengangguk berbarengan. Aku menghela nafas kasar,

"Kau bilang kau punya kabar baik?" tanya Sean mencoba mencairkan suasana. Aku tersenyum tipis.

"Aku akan menikah.." ucapku membuat Sean terkejut.

"Dengan Collins?"

"Bukan, Emilia. Aku jatuh cinta padanya. Dan Collins merestui kami." ucapku bahagia. Leo hanya tersenyum tipis dan menatap aneh kepadaku. Tapi aku tak peduli. Aku memang gay dan wajar dia memandang aneh kepadaku.

Aku berbisik pada Garnetta, aku ingin dia menghadiri pernikahanku.

"Netta sayang... Hai... ini aku Gareth, cepatlah bangun. Aku punya kabar gembira. Aku akan menikah dan hidup normal. Apa kau tak mau melihat siapa perempuan beruntung itu? Apa kau tak mau melihat aku menjadi pengantin yang bahagia?" bisikku di telinganya, namun Garnetta tak meresponku. Aku mengecup keningnya dan menangis.

*****

Hatiku sangat sakit, sudah 8 hari Garnetta tak sadarkan diri. Aku bersyukur, bayi itu masih hidup didalam rahim Garnetta, aku tak tahu jika mereka meninggal dan Garnetta sadar dan tahu anak-anaknya sudah tak ada. Sean memelukku.

"Doakan dia dan anakku baik-baik saja. Aku pasti menghadiri pernikahanmu sobat." bisik Sean membuatku tenang dan bahagia. Ya, Garnetta tak salah mencintai pria sebaik Sean.

Aku pulang ke apartemenku dan Emi sudah menyambutku dengan makan malam buatannya.

"Hmm... istri idaman.." bisikku sambil menciumnya.

"Mmmph... Ganti baju dulu!" bisik Emilia sambil membuka jas dan kemejaku. Aku mengerang ketika jemarinya menyentuh otot perutku.

Perasaan macam apa ini? Kenapa gadis ini begitu menggairahkan?

Aku menubruk tubuhnya dan menciumnya dengan seduktif, gadis itu terengah engah menyeimbangkan ciuman dan nafasnya. Aku menarik pakaiannya hingga terbuka lalu menelanjanginya, aku meremas bokongnya yang seksi.

"Aaaakh..." erangnya ketika aku bersimpuh di hadapannya dan menjilati miliknya yang harum.

"Gareth.. Aaah...." desahnya, aku menariknya sambil terlentang di lantai sehingga dia menduduki tubuhku.

"Buka!" ucapku memberi kode agar dia membuka celanaku, dan dia menurut.

"Sini.." ucapku agar dia menduduki pinggulku dan aku pun mengarahkan ereksiku kedalam miliknya.

"Aakhh..." erang Emilia ketika aku memasukinya dan langsung memompanya. Payudaranya bergoyang kesana kemari membuatku gemas untuk menghisapnya dan meremasnya.

"Aakkhh...." erang kami berdua membuat Emi terkulai lemas di tubuhku. Ya, kami mengalami klimaks secara bersamaan!

"Aku lapar Emi.." bisikku membuat gadis itu mengerjap malu. Aku memangkunya dan mendudukannya di meja makan.

"Tetap seperti itu!" ucapku sambil memakan masakannya dan memandang Emilia yang cantik.


Sean Pov

Aku sudah lelah menanti Garnetta untuk segera sadar, terbangun dari tidurnya. Alvaro memberiku peringatan jika seminggu dia belum sadar, aku harus bersiap untuk menggugurkan bayinya. Sekarang sudah delapan hari berlalu, Alvaro sedang sibuk memasang segala alat dan kabel ke tubuh Garnetta-ku.

"Kau harus sabar..." bisik pamanku Leo membuatku tambah sedih. Leo mengelus punggungku dengan lembut.

"Garnetta gadis yang kuat..." ucap Leo dan ya aku harap begitu.

Aku memandangi wajahnya yang tampak tenang, aku mengelus pipinya. Aku rindu melihat bola mata indahnya yang sedang menatapku, mengagumiku. Sentuhannya dan suaranya, Gareth sesekali datang bersama calon istrinya yang imut. Aku harap sahabatku bisa bahagia dan tak mengalami kejadian seperti aku dan Garnetta.

"Sean, tidurlah, istirahat..." ucap Leo sambil memberi kode agar aku tidur di sofa agar aku masih tetap bisa berdekatan dengan Garnetta.

Leo bercerita pada Garnetta, dia menceritakan awal pertemuannya dengan Marina. Samar samar aku mendengarkan, tubuhku mulai rileks dan lemah. Aku memejamkan mataku, merasakan kelelahan yang menyatu dengan mengendurnya urat tubuhku yang tegang. Detak jantungku mulai terasa pelan dan tenang. Aku mendengar sedikit kegaduhan dari pamanku itu, tapi tubuhku terlalu lelah menanggapi.

"Sean, istrimu siuman!" teriak Leo, membuat otot dan syaraf di tubuhku kembali menegang.

Garnetta sudah sadar??




Tbc

Thanks for reading....

Jangan lupa vote dan komennya ya...

Love you all...

muuaaah....

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Where stories live. Discover now