35th: Thirty-five Note's

1.8K 99 0
                                    

25 Desember 20128

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

25 Desember 2012
8.45 pm

Hari ini adalah malam natal.

Biasanya, kami akan pergi ke rumah nenek di bukit. Menaiki kereta salju dengan rusa bertanduk sebagai pengendaranya. Namun sekarang berbeda. Setahun yang lalu, tepat setelah malam natal nenek kami meninggal. Alasan kedua karena, aku sakit.

Ibu memutuskan kami untuk tetap di rumah dan menikmati beberapa kue kering, dan cokelat hangat. Salju turun sangat lebat di luar.

Aku menyalakan televisi. Beberapa siaran berita menyiarkan mengenai betapa lebatnya salju yang menyebabkan beberapa kendaraan terdampar di rute-rute jalan antar kota. Selebihnya, beberapa channel menyiarkan ucapan selamat natal, film mengenai natal, atau menyiarkan pusat kota yang ramai dengan penduduk yang bernyanyi dan bersenandung menikmati musik-musik natal yang dimainkan di tepi jalan.

Aku memakan sepotong kue kering dan kemudian menyesap secangkir cokelat hangat. Begitu selesai menikmati santapan kecilku, aku berjalan menuju jendela dan memandang pemandangan salju turun di depan.

Hampir seluruh rumah tetanggaku di penuhi hiasan natal. Pohon natal yang berkelap-kelip, patung rusa yang memakai topi merah, manusia salju, atau bahkan seorang kakek tua berpakaian serba merah, berjanggut lebat dan panjang, serta senyum yang lebar. Kami biasa menyebutnya, Santa Claus.

Mungkin hanya rumah kami yang tidak memiliki hiasan natal--tahun ini. Ibu mengatakan, kami tidak melakukannya untuk menghemat biaya listrik, dan air. Aku mengerti. Ini juga karena ibu menghabiskan sebagian besar uangnya untuk biaya pengobatanku.

Aku dibuat terkejut begitu sebuah mobil volkswagen klasik hitam berhenti di depan rumah. Itu adalah mobil Andrew.

Aku segera berjalan menuju pintu dan membukanya. Andrew tersenyum lebar kepadaku. Dia memelukku erat tubuhku. Kemudian berbisik. "Selamat natal sayang." aku tersenyum tipis kepadanya.

Andrew melepaskan pelukan kami. "Silahkan masuk tuan." ujarku di akhiri tawa.

Andrew memasuki rumahku kemudian berkata; "Selamat natal!" kepada Bernard dan ibu. Ibu yang sedang menonton acara tv favorit edisi natal miliknya terlihat bahagia. Dia mengambil sepiring kue kering dan menawarkannya kepada Andrew. Andrew dengan senang hati menerima kue kering itu.

"Ny. Miller, sebenarnya aku ingin berlama-lama disini. Tapi apa aku boleh meminta izin untuk membawa putrimu ke pertemuan keluarga kami?" tanya Andrew tiba-tiba. Aku terkejut. Apa-apaan?

Dia bahkan tidak mengatakan apa-apa padaku. Ibu tersenyum lebar. "Tentu saja anak muda. Sampaikan salamku untuk keluargamu." kata ibu. Aku yang belum bersiap berkata kepada Andrew aku harus mengganti pakaianku lebih dulu. "Baiklah." jawab Andrew sesudah tersenyum kecil kepadaku.

Aku segera berlari menuju kamarku dan memilih pakaian terbaikku. Aku memilih dress merah marun selutut, ikat pinggang berwarna krem, dan menutup tubuhku dengan jas musim dingin berwarna putih. Aku memilih sepatu boot cokelat terbaik milikku sebagai alas kakiku. Tak lupa, aku mengambil penutup kepala putihku.

***

Andrew menghentikkan mobilnya di depan satu rumah yang cukup besar. Kesan awal ketika kau melihat rumah ini adalah; sangat nyaman. Ada manusia salju di depan rumah. Andrew mengatakan itu dibuat oleh sepupunya, Shawn. "Berhati-hatilah dengan dia. Dia sangat berbahaya." ujar Andrew dan membuatku tertawa.

Aku dan Andrew telah berdiri di depan ambang pintu putih ini sekarang. Aku bisa mendengar suara nyanyian, tertawa, dan teriak anak kecil di dalam. Aku mengira-ngira berapa banyak orang yang berada di dalam sekarang. Andrew menggenggam tanganku semakin erat sebelum membuka pintu itu tanpa mengetuknya atau apapun yang menyatakan bahwa kau sedang berada di depan sekarang.

Aku terkesima.

Rumah itu sangat ramai. Seorang nenek sedang memainkan piano. Para orang dewasa bernyanyi bersama seiring nenek itu memainkan pianonya. Beberapa anak yang masih muda membentuk kelompok sendiri. Bermain kartu sambil bercerita dan tertawa. Anak kecil lainnya, (kira-kira berusia tujuh atau delapan) berlari berkejaran kesana-kemari.

"Selamat datang di keluarga Peterson." kata Andrew pelan. Aku tersenyum. Para orang dewasa dan anak muda berdiri dan menyambut kami. "Andrew. Apa ini calon menantuku?" seorang pria berkumis lebat dan bertubuh tinggi menghampiri kami. "Hmm ... bisa dikatakan begitu ayah. Perkenalkan, ini Jasmine Lambert." jawab Andrew.

Aku menjabat tangan mereka semua. Memperkenalkan namaku kemudian mengucapkan selamat natal. Mereka semua menyambutku ramah.

"Andrew, aku tidak menyangka kau memiliki kekasih secantik ini." seorang pria muda bekata pelan kepada Andrew sambil tertawa kemudian mengedipkan matanya kepadaku. "Ini Kent, sepupuku, Jasmine." kata Andrew mengalihkan topik. Aku menjabat tanganku dengannya.

Setelah itu, Andrew mengajakku bergabung dengan para sepupunya. Yang tertua diantara mereka adalah Ryan. Berusia tiga puluh dua tahun dan sedang bermain kartu. Kent berkata dia belum mendapatkan pekerjaan ataupun kekasih hingga sekarang.

Yang termuda dari mereka adalah Meredith. Masih duduk di bangku SMP dan sedang bercerita dengan sepupu perempuan lainnya, serta aku.

Aku melihat kearah pintu yang berada beberapa meter dari tempat kami duduk. "Apa mereka membuatmu tidak nyaman?" tanya Andrew. Aku menggeleng. "Tentu saja tidak." Andrew tersenyum.

Mikhayla, sepupu Andrew menawarkan beberapa kue dan minuman kepadaku. Aku menerimanya.

"Baik, sekarang waktunya semua berdiri dan menari." kakek Andrew berdiri dan berteriak dengan penuh semangat. "Sudah kukatakan. Keluargaku tergila-gila dengan menari." bisik Andrew. Aku tertawa. Andrew mengajakku berdiri dan mulai menari dengan penuh semangat.

Itu malam yang menyenangkan. Dan mungkin itu malam natal terakhirku.

Dengan cinta,

-Jasmine

-Jasmine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
265 Days of Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang