21st: Twenty-one Note's

1.6K 120 0
                                    

22 September 20126

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

22 September 2012
6.56 pm

Hari ini adalah musim gugur pertama di kota kami. Kuliah sudah di mulai. Dan teman-temanku mulai jarang terlihat kecuali Tim. Aku melihat pemandangan kota New York dari jendela dan semuanya tampak indah. Pohon-pohon sudah mulai menguning dan memerah.

Hari ini juga, rambutku rontok. Dengan sangat banyak. Aku mengatakan pada ibu aku ingin mencukur seluruh rambutku. Ibu dengan berat hati menerimanya.

Sekarang aku sudah sepenuhnya botak. Tanpa rambut. Bibiku, Bibi Wanda mengatakan aku tetap cantik walau tanpa rambut. Begitu pula yang di katakan oleh Dokter Mia, ibuku, Tim, maupun para suster lain. Walau aku tahu mereka tidak benar-benar jujur. Mereka melakukannya hanya agar aku tidak merasa sedih.

Bibiku Wanda mengeluarkan beberapa alat make up-nya dan menawarkan untuk mempercantikku. Aku sebenarnya tidak mau menerimanya. Biar aku ceritakan sedikit mengenai bibiku.

Bibiku Wanda adalah adik ibuku yang berusia 32 tahun. Masih muda, cantik, dan energik. Dia bekerja sebagai Make Up Artist di Los Angeles. Dulu dia sering datang ke New York menemui kami. Namun, karena sekarang dia semakin sibuk, bibi tidak memiliki waktu untuk datang menemui kami lagi. Kali ini sepertinya ibu yang meminta dia untuk datang menemaninya. Bibi Wanda seorang yang santai, cuek, terkadang galak, namun sangat baik hati. Dia sering memberiku uang jajan ketika aku masih remaja. Tinggal dengan ibuku sejak ayahku meninggal, dan membantu ibu mencari uang.

Ibuku memiliki dua saudara lagi. Namun mereka tidak sebaik Bibi Wanda. Mereka tidak menyukai ayahku. Dan oleh karena itu, mereka menjadi benci terhadap ibu, aku, ataupun Bernard. Sebenarnya, salah satu dari mereka, Paman Carlos tidak begitu benar-benar menjaga jarak untuk tidak berkomunikasi dengan kita. Namun, yang ibu atau Bibi Wanda katakan, Paman Carlos bekerja di Sydney, Australia. Mungkin karena itu Paman tidak pernah berbicara dengan kami.

"Selesai." seru Bibi Wanda sambil menyeringai begitu selesai memakaikan make up kepadaku. Bibi memberikan kacanya kepadaku. Aku memandang bayanganku. Ini benar-benar cantik. Aku tersenyum kepada bibiku.

"Wow, kau terlihat cantik hari ini, Jasmine." seru Tim. "Aku tahu, bukan?" jawab Bibi Wanda.

Dengan cinta,

-Jasmine

-Jasmine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
265 Days of Love ✓Where stories live. Discover now