19th: Nineteenth Note's

1.6K 121 1
                                    

31 Agustus 20123

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

31 Agustus 2012
3.45 pm

Aku terbangun dengan tubuhku terbaring di atas ranjang rumah sakit lagi. Ibu sedang berbicara dengan Dokter Mia di luar ruangan. Ibu menundukkan kepalanya mendengar penjelasan Dokter Mia. Aku tahu itu berarti hal buruk. Tim juga ada di ruangan ini. Tertidur di sofa rumah sakit.

Aku melihat ke hidungku dan mereka memasangkan oksigen untuk membantu pernapasanku. Aku menghembuskan nafasku berat. Lagi-lagi harus seperti ini. Aku mencoba untuk turun dari tempat tidurku dan melepas oksigen tersebut. Sepertinya aku mengganggu tidur Tim. Sekarang dia terbangun dan menyuruhku untuk tetap beristirahat dan memakai oksigenku.

Aku menolak. Dia terus memaksaku dan aku tak mau. Sekarang aku melihat Sheira menghampiri ibu. Dia berlari dengan penuh cemas. Dia membuka pintu kamarku dan langsung memelukku begitu melihatku.

"Kau kenapa?" tanyaku. Sheira melepaskan pelukannya dan bertanya apa aku baik-baik saja. Matanya berkaca-kaca sekarang. Aku tersenyum dan air matanya pun jatuh.

Sheira bertanya siapa Tim, dan aku menjelaskan kepadanya. Sheira kemudian mengatakan bahwa aku harus menemui seseorang.

"Siapa?" tanyaku. Aku menoleh ke jendela. Itu adalah dia. Ya. Dia. Andrew. Berjalan kearahku dan tampak lemah. Dia terlihat berbeda. Kantung matanya menghitam. Rambutnya lebih panjang dari biasanya dan tidak rapi. Bahunya menegang.

Dia memelukku begitu berpapasan denganku. Cengkramannya terlalu kuat. Dia tidak berbicara sama sekali. Hanya memelukku.

"Aku menyayangimu Jasmine." seru Andrew pelan begitu melepaskan pelukannya.

Aku hanya diam dan menatapnya dengan banyak pertanyaan. Bagaimana bisa dia berada di sini? Kenapa?

"Bagaimana—"

"Andrew memaksaku membawa dia menemuimu. Maafkan aku." seru Sheira saat aku akan bertanya mengenai hal itu. "Tim, Sheira, aku ingin berbicara dengan Andrew sendiri." ucapku. Sheira dan Tim mengerti dan berjalan keluar. Begitu pintu tertutup, terjadi kesunyian di antara kami.

"Maafkan aku tidak pernah menemui akhir-akhir ini. Aku pikir itu cara terbaik. Aku pikir kau ingin ruang sendiri." katanya. Andrew meraih tanganku dan memandangnya.

"Kau pasti akan sembuh." tambah Andrew. Aku hanya menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. "Kenapa kau berada di sini lagi?" tanya Andrew begitu mengangkat wajahnya menatap mataku. Aku tahu yang dia maksud sini adalah rumah sakit ini.

"Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Hanya sedikit sakit. Kau tidak perlu khawatir." jawabku. Dengan terpaksa aku berbohong pada Andrew mengenai sakitku. Aku hanya tidak ingin dia tahu. Mungkin belum saatnya.

Andrew menyentuh pipiku dengan tangannya yang hangat. Menatap mataku dengan mata cokelatnya. "Aku menyayangimu." katanya lagi.

Dengan cinta,

-Jasmine

-Jasmine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
265 Days of Love ✓Where stories live. Discover now