2nd: Second Notes

8.6K 402 3
                                    

21 Juli 201219

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21 Juli 2012
19.25

Aku baru saja pulang dari perkumpulan kelompok. Kami hanya membahas beberapa hal seperti; bagaimana kabar kami sepanjang minggu ini, berbagi motivasi satu sama lain, berbagi kisah menyakitkan kami dengan obat, kemoterapi, dan lain-lain.

Lucy bercerita dia telah melakukan tujuh kali kemoterapi dan saat kemoterapi yang ketujuh, dia tidak muntah, dan lain-lain lagi. Paula bilang itu hal yang bagus.

Setelah itu, seorang pria muda yang tidak pernah berbicara hanya mengatakan, "Aku tidak seharusnya hidup." Hanya itu yang dia katakan. Paula menggeleng dan mengatakan bahwa semua orang berhak hidup. Aku akhirnya tahu siapa namanya. Namanya adalah Theo. Dia memakai kacamata, dan menderita limfoma yang telah menyebar ke otak dan esofagusnya.

Setelah pertemuan sekitar dua jam, ibu menjemputku dan mengantarku pulang. Aku merasa sangat lelah. Begitu tiba, ibu memberiku beberapa obat dan berkata tadi Patrick datang mencariku. Aku memutar bola mataku begitu mendengar nama itu.

Aku benci dia. Dia adalah mantan pacarku yang memutuskanku bulan lalu ketika aku bercerita mengenai penyakit ini. Aku bertanya pada ibu kenapa dia mencariku dan ibu menjawab "Patrick bertanya mengenai keadaanmu dan berharap kau baik-baik saja." Aku sedikit menggeram mendengarnya.

"Kenapa ibu tidak bilang aku malah berharap dia kecelakaan dalam perjalanan." kataku. Ibu memarahiku begitu mendengarnya. Tapi, sungguh itu yang ingin kukatakan padanya jika bertemu dengan si berengsek buruk rupa yang sok.

Begitu kami putus, malamnya aku mendengar kabar dia telah berpacaran dengan seorang wanita lain. Aku memilih untuk tidak peduli. Untuk apa berharap kepada orang seperti itu? Kalau dipikir-pikir, mengapa aku bisa jatuh cinta kepada dia? Selama kami pacaran dia sering lupa tanggal jadian kami, dan sering marah jika aku terlambat sedikit namun dia sering datang terlambat, atau, tidak pernah mengenalkanku pada sahabat prianya.

Argh, kenapa ibu mengingatkanku pada pria seberengsek itu? Membuat pikiranku terganggu.

Dengan cinta,

-Jasmine

-Jasmine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
265 Days of Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang