25th: Twenty-five Note's

1.5K 109 0
                                    

26 September 20129

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

26 September 2012
9.40 pm

Tim menemuiku hari ini. Dia menyapa ibu dan Bernard kemudian naik ke kamarku.

"Kenapa aku tidak menemuimu akhir-akhir ini?" tanyaku. Tim hanya menggeleng. Dia bilang dia tidak mau mengatakan apapun.

"Kau mencintai Andrew?" Tim bertanya. Aku yang sementara merapikan bukuku, menghentikan kegiatanku sementara. Melirik Tim. "Kenapa?" tanyaku. Tim berjalan mendekatiku. Jarak kami sudah sangat dekat sekarang.

"Bagaimana jika aku mencintaimu juga?" aku terkejut mendengarnya. Ini tidak mungkin. "Apa? Kau pasti bercanda." ujarku. "Aku serius. Aku mencintaimu." lanjut Tim. "Dengar, Tim. Aku tidak mencintaimu. Kau adalah sahabatku yang sangat baik. Namun maafkan aku. Aku tidak memiliki perasaan kepadamu." kataku. Tim mengangguk. Dia mundur beberapa langkah menjauhiku.

"Benar. Tapi biarkan aku untuk tetap mencintaimu. Aku tidak akan memaksamu untuk mencintaiku. Jasmine, biarkan aku melakukan ini untuk terakhir kali." Tim berjalan mendekatiku lagi dan memelukku. Aku tidak membalas pelukannya. Hanya berdiri terpaku.

Tim melepaskan pelukannya kepadaku. Dia hanya tersenyum kecil melalui sudut bibirnya dan berjalan meninggalkanku.

Aku memejamkan mataku.

Beberapa jam kemudian, Andrew mengirimiku pesan.

Andrew:
Lihat ke kiri

Begitu isi pesannya. Aku yang sedang duduk di dekat jendela menoleh ke kiri dan melihat Andrew yang sedang melambaikan tangannya kepadaku.

Aku tersenyum lebar. Berlari menuruni tangga dan begitu membuka pintu tersebut, aku segera memeluknya dengan erat.

Sebelum melepaskan pelukan kami, Andrew mengecup dahiku. Aku tersenyum. Andrew memasuki rumahku dan menyapa ibu serta Bernard.

"Kau kekasih Jasmine?" tanya Bernard. "Bernard, berhenti melakukan sesuatu yang aneh." aku memperingati Bernard. Andrew menjawab tidak apa-apa. Aku dan ibu di dapur untuk menyiapkan makan malam.

"Kau tahu keadaan Jasmine?" tanya Bernard. Andrew menjawab iya. "Berjanji kau akan menjaganya." seru Bernard. Aku cukup terkejut mendengar adikku yang tiba-tiba saja berubah. Sesaat setelah itu mereka membicarakan basket. Mereka berdua tampak sangat bersemangat.

Aku membawa sepiring panekuk dan segelas minuman kepada Andrew. "Maafkan aku mengenai Bernard jika dia membuatmu tidak nyaman." ujarku kepada Andrew. Andrew tertawa dan Bernard menatapku tajam.

"Hei, aku ini anak baik. Ngomong-ngomong, aku menyetujui hubungan kalian. Andrew menyukai basket dan dia berjanji akan memberikan bola basketnya yang di tanda tangani oleh Kobe Bryant asli." aku melirik kepada Andrew. "Apa? Tapi bukankah itu berharga bagimu?" tanyaku. "Tidak apa-apa. Aku masih memiliki banyak." jawab Andrew.

Ibu menghampiri kami. Kami mengobrol beberapa hal dan tertawa bersama-sama. Ibu mengajak kami untuk makan begitu supnya sudah mendidih di dapur.

"So, kau lebih tua tiga tahun dari Jasmine, Andrew?" tanya ibu. Andrew menjawab iya. Andrew memuji masakan ibu dan ibu berterima kasih kepada dia. Begitu menyelesaikan makan malam kami, aku mengajak Andrew untuk keluar dan duduk di halaman depan.

"Keluargamu menyenangkan." kata Andrew. Aku tertawa. "Sungguh? Mereka tidak membuatmu tidak nyaman? Terutama Bernard." ujarku. Andrew menggeleng. Kami menatap bintang dan Andrew berkata dia tidak pernah menyadari betapa indahnya langit malam. Aku tersenyum.

Andrew menatapku. Aku membalas tatapannya. Dia menyentuh pipiku dengan tangannya yang hangat. Dia mendekatkan wajahnya, dan kemudian, dia mengurungkan niatnya kembali. "Sampai jumpa besok." kata Andrew begitu dia berdiri. Aku juga berdiri dan dia mengecup dahiku sebelum benar-benar meninggalkanku. Aku melambaikan tangan kepadanya.

Dengan cinta,

-Jasmine

-Jasmine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
265 Days of Love ✓Where stories live. Discover now