OH.NO!

4.9K 199 22
                                    

"Vaniaaaaaa! Ayo!" Ucap sang mama menjerit kesal dengan anaknya yang sedaritadi sudah diseret-seret untuk ikut ke mobil sang kakaknya yang menunggu diparkiran apartemen yang ia tempati.

"GAK MAUUUU MAMAAAA!"

Sang anak terus meronta-ronta tak mau dibawa oleh sang mama. Mendengar itu membuat mamanya melotot marah.

"Kok gak mau sih!? Kamukan lagi sakit, harus dibawa kedokter, sayang...." Ucap sang mama melembut yang membuat sang anak cemberut mendengarnya.

"Akukan jarang-jarang sakit maaa... palingan ini nanti sore demamnya turun kok! Aku pokoknya gak mau kedokter! Takut!!!" Jerit sang anak dengan mimik horornya bila membayangkan bagaimana tajamnya jarum suntik nanti bila ia benar-benar disuntik!

"Ih! Kamu itu kok kayak anak kecil aja, sih!? Apa guna badan bohai begini tapi nyali ciut!?" Hal itupun membuat beberapa orang yang sedaritadi memperhatikan keduanya menahan tawa.

Aduhhhh! Sudah bisa dipastikan sang anak malunya setengah mati. Difikir ini rumah apa, ya? Pake teriak-teriak ngomongnya.

Sambil mencoba menutupi wajah merahnya karena malu dengan rambutnya, iapun berbisik, "Maaaa! Sssttt! Jangan kenceng-kenceng ngomongnya.. kan malu. Tuh diliatin daritadi!"

Namun tak dihiraukan oleh sang mama, dirinya malah tambah dimarahi.

"Biarin aja! Biar semua tahu, kalau kamu anak mama yang bandel ini susah banget diajak ke dokter buat periksa doang! "

Wah.. kalian pasti bila diposisi sang anak sudah tahu, bukan? Bagaimana rasa malunya..

"Issshhh!! Mama mah!" Hentak sang anak kesal dengan wajah cemberutnya.

Sang mamapun menghela nafasnya, "Huft! Giniloh sayangnya mama.... mama tahu kamu ini jarang sakit karena kamu paling menghindari kata 'rumah sakit'. Tapi karena kamu jarang sakit.. mama malah tambah khawatir kalau tiba-tiba kamu sakit begini." Ucap sang mama lembut untuk memberi pengertian kepada anak bungsu-nya.

"Tapi maa.. biasanya juga ini cuman gejala-gejala flu. Aku cuman butuh istirahat kok.. seriusan deh mahh.. gak usah pake ke dokter segala." Balas sang anak dengan serius yang balas dengan tatapan serius juga oleh mamanya.

"Mama juga serius! Mama gak mau tahu pokoknya kamu harus ke dokter, Vaniaaaa!!!" Dan mamanyapun menyeret dirinya lagi menuju ke parkiran dimana kakaknya sudah bersidekap dengan raut wajah kesal.

"Kenapa lama sekali sih,ma?" Tanya kesal sang kakak yang berjarang 5 meter dari tempat gadis bernama Vania dan mamanya berada.

"Iniiii! Adik kamu yang bandel ini susah banget disuruh periksa doang, coba?! Udah mana diliatin orang daritadi mama sama dia. Bukannya cepetan kek malah jadi pusat perhatian!" Ujar kesal sang mama menatap anak gadisnya yang menampilkan wajah melasnya.

Siapa juga yang minta dijemput untuk ke rumah sakit!? -batin Vania dongkol.

Melihat hal tersebut sang kakak menghela nafas dan langsung beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam mobil. "Ya udah cepetan! Jack ada rapat bentar lagi. Kenapa tadi mama gak minta mang Ujang coba buat nganterin tuh si cebol?" Mendengar perkataan sang kakak membuat sang adik kesal tak ketulungan.

"HEY! DASAR ABANG BANGKOTAN! SIAPA JUGA YANG MINTA DIBAWA KE RUMAH SAKIT BARENG ELO!?" Ujar sang adik kesal yang malah diberi cubitan oleh mamanya.

"Awww! Kok aku dicubit sih ma!?" Ujar sang adik tak terima. Karena menurutnya yang salah disini bukan dirinya.

Hey, enak saja dirinya disalahkan!?
Lagian dirinya juga tak meminta apapun untuk dijemput ataupun dibawa ke rumah sakit!

"Udah deh! Cepetan, ah! Kamu ini cuman diajak consult aja masa gak mau? Kalah dong sama Harry anaknya tetangga sebelah!?"

CRAZY PATIENT ✔ (Fin)Where stories live. Discover now