Chapter 17
Ketika Kalila keluar dari mobil Jingga, ia disambut oleh keberadaan Raka, Leonal, dan Mika yang juga beru keluar dari mobil Leonal. Ketiganya menatap Jingga dan Kalila bergantian, kemudian ketika Jingga keluar dari dalam mobilnya menyusul Kalila kemudian menggandeng tangan Kalila, tiga orang yang berdiri di depan Kalila dalam jarak beberapa meter itu kompak tersenyum sembari bertepuk tangan.
Jingga yang baru menyadari keberadaan tiga temanya hanya dapat tertawa singkat lalu membawa Kalila menghampiri mereka.
"Yeayy!! kalian baikan." Leonal adalah orang pertama yang berkomentar. Ia bertepuk tangan kepada Jingga dan Kalila bergantian. "Berarti gue nggak harus ngejauhin Kak Kalila lagi dong?" kali ini pertanyaanya ditujukan kepada Jingga yang menaikkan sebelah alisnya dengan ekpresi tak senang.
"Makasih ya karena kemarin kamu mau ngomong sama aku," ujar Kalila dengan ramah.
Saat ini semuanya tengah berjalan menuju sekolah meninggalkan lahan parkir sekolah mereka yang luas. Jingga berada di samping Kalila, sambil sesekali melirik kesal ke arah Leonal yang berjalan di sisi kiri Kalila. Sedangkan Mika dan Raka mengekor dari belakang. Diam-diam Mika tersenyum karena semua permasalan telah usah dan ia tak perlu lagi melihat Jingga atau pun Kalila yang saling menyiksa dirinya.
"Di antara kalian berempat cuman kamu doang yang mau ngomong sama aku."
Tak dapat membaca kode mata yang Leonal berikan kepada Kalila, gadis itu berkata ini dan itu membuat Leonal meringis karena saat ini Jingga memberikan tatapan yang mematikan. Kalila tak menyadari itu, karena dua orang yang berjalan di sampingnya ini begitu tinggi.
Jingga akhirnya berdehem, bersamaan dengan itu tawa Raka tumpah ruah tapi hanya selang beberapa detik karena setelah itu Raka kembali bungkam ketika Jingga berkata, "Oh jadi lo diem-diem nemuin cewek gue?"
"Lagian gue kasian sama Kak Kalila. Gara-gara lo dia jadi—"
"Iya intinya lo nemuin Kalila tanpa sepengetahuan gue kan?" potong Jingga dengan suara yang geram.
Leonal yang tersudut pada pertanyaan Jingga akhirnya mendesah, lalu menyikut lengan Kalila. "Kakak sih, ngapain bilang-bilang sih, kan jadi aku yang kena," protes Leonal kepada Kalila yang tampak tengah menahan tawanya.
"Udah tau lo yang salah, malah nyalahin Kalila lagi," pekik Jingga ia berdecak.
Sebenarnya Jingga tidak marah, justru ia merasa berterima kasih pada Leonal karena mau berbicara dengan Kalila karena Jingga tahu sekeras apa Kalila berusaha untuk berbicara dengan dirinya atau teman-temanya yang lain.
"Lagian cuman sekali kok," bela Kalila pada akhirnya. "Itu juga aku yang maksa ngomong sama Leonal."
Leonal mendelik langsung tepat ke arah Jingga, menjulurkan lidahnya. "Tuhkan!" katanya singkat.
YOU ARE READING
TWF 1 - BLOOD SWEET TEAR LOVE (TAMAT)
Teen FictionCover by shadriella ** Jingga, ketua osis tapi pembuat onar yang harus tinggal di rumah Kalila. Pelajar teladan yang tak pernah jatuh cinta. Jingga dan Kalila satu sekolah. Tapi anehnya, mereka nggak tahu akan hal itu walau mereka udah tiga tahun di...