Kamu dan Masa Lalu [Terbit Ebook]

Kamu dan Masa Lalu' 18

Sebelum baca harap kesadarannya buat vomment ya😂

☕

"Gue..."

"Lo kenapa, Flo?"

Flora mendekatkan mulutnya ke telinga Tessa kemudian membisikkan, "Kayaknya gue suka sama Aksa..."

Deg...

Tubuh Tessa tiba-tiba terasa kaku, napasnya sesak.

"Marco?" tanya Tessa pelan.

"Gue udah putusin dia."

"Demi Aksa?"

Flora menggeleng, "Dia selingkuh."

Tessa tak tahu harus berkata apa. Dia dan Flora menyukai orang yang sama.

Haruskah aku merasakan sakit hati secepat ini, Tuhan? bisik Tessa dalam hati.

"Jadi lo kesini mau PDKT sama Aksa, gitu?" tebak Tessa.

Flora mengangguk sambil tersenyum malu.

Tessa menghela napas, "Gue pulang duluan ya, Flo."

"Kenapa?" Flora mengernyit.

"Biar lo bisa berduaan sama Aksa," bisik Tessa. Dia berusaha tersenyum, walaupun sangat sulit untuk saat ini.

Mata Flora berbinar, dia mengangguk senang.

"Makasih ya, Sa. Lo baik banget sama gue!" Flora memeluk Tessa.

"Gue pulang ya..." Tessa mengambil tasnya lalu berdiri, bertepatan pada saat Aksa datang. Dia sedang tidak ingin melihat Aksa sekarang.

Aksa menatap Tessa dengan bingung.

Tessa segera keluar dari amour dan melajukan motornya ke tempat kosnya.

Sekarang Tessa sudah duduk di rooftop. Tessa menyelipkan rambutnya ke belakang telinga yang tertiup angin malam. Dia membaca tulisannya di buku hariannya yang baru kemarin dia tulis.

Semenjak kejadian tadi,

Dan hal-hal yang dilakukannya untukku...

Aku merasa sangat nyaman berada di dekatnya...

Sepertinya,

Mulai saat ini...

Tessa telah mencintai Aksa...

Baru kemarin merasakan cinta, dan sekarang sudah harus merasakan patah hati? Secepat ini?

Mengapa Tessa selalu mengalami sakit hati? Dulu Rian, sekarang Aksa.

Tessa mulai menuliskan sesuatu di buku hariannya.

Ketika hati terluka, menangislah!

Karena, hanya air mata yang mampu menyembuhkannya.

Biarkan air mata menetes dengan bebas,

Sampai kamu sadar, betapa terlukanya hatimu...

Biar air mata yang menyembuhkan lukamu.

Percayalah, air mata adalah obat untuk lukamu...

Air mata Tessa menetes diatas lembaran buku hariannya itu. Tangannya meremas ujung kaos yang dikenakannya.

Apa jatuh cinta harus sesakit ini?

Air matanya menetes lagi, Tessa menangis dalam keheningan malam. Tidak ada yang tahu bahwa kini hatinya sangat terluka.

Tiba-tiba Tessa teringat sesuatu.

"Perjuangkan laki-laki yang kamu suka, jangan terlalu larut dalam masa lalu."

Tessa terdiam.

"Apa gue harus perjuangin Aksa? Tapi gimana sama Flora?" lirihnya.

Tessa menatap lampu-lampu gedung yang terlihat berkelap-kelip sambil menutup buku hariannya.

Drrtt...

Dia meraih ponselnya yang tergeletak di samping.

Manusia salju : kamu kenapa?

Tessa mengabaikannya. Dia kembali menatap cahaya lampu sambil menghela nafas berat.

"Gue seharusnya nggak boleh suka sama dia... Harusnya gue tau kalo akhirnya bakal begini. Gue nggak boleh berharap lebih..." gumam Tessa.

⏳

Sementara itu di amour...

"Gue minta kontak lo ya," kata Flora pelan sambil tersenyum malu.

Aksa mengangguk dan menyebutkan deretan angka. Flora sibuk menyalin nomor Aksa di phonebooknya.

"Ada lagi?" tanya Aksa.

Flora menggeleng, "Makasih ya."

Setelah Aksa pergi, Flora tersenyum-senyum senang. Akhirnya dia mendapatkan nomor laki-laki yang disukainya.

Di balik counter, Aksa memikirkan Tessa yang pergi tanpa melihat ke arahnya. Dia bahkan seperti tidak mengenali Aksa. Apa dirinya melakukan kesalahan?

Bahkan chatnya pun hanya di baca oleh Tessa.

"Kenapa dia?" gumam Aksa sambil mengacak rambutnya dengan kasar.

"Lo kenapa, Sa?"

Suara Azriel mengagetkan Aksa.

"Is there any problem, Bro?"

"Gayaan lo," Aksa mendorong tangan Azriel pelan.

"Kenapa sih lo? Galau ya?" kata Azriel sambil tertawa.

Flora yang mendengar suara tawa Azriel langsung menoleh dan tersenyum.

"Kecilin suara lo, malu diliat pelanggan," bisik Aksa kesal.

"Ya udah kalo gitu lo cerita sama gue."

Aksa menggeleng hingga Azriel berdecak.

"Kayak cewek lo! sukanya galau-galauan."

"Sial!" Aksa meninju lengan Azriel pelan.

☕

23 Mar 2017