Kamu dan Masa Lalu' 04

5.1K 370 59
                                    

"Jadi, Mas Bara ke Jakarta ada tugas apa?" tanya Tessa sambil menggigit sate yang masih panas.

"Gaada tugas apa-apa," jawab Bara santai.

Tessa mengernyit.

"Terus, ngapain ke Jakarta?"

"Tapi kamu jangan bilang Mama ya..." Tessa mengangguk seraya tersenyum.

"Mas mau ketemu sama pacarnya Mas..."

Tessa membulatkan matanya, senyumnya langsung hilang.

"Jadi Mas Bara ninggalin Mama di Jogja sendirian cuma buat ketemuan sama pacar? Tessa nggak habis pikir ya sama jalan pikiran Mas Bara!" Dia tersenyum miring kemudian melanjutkan perkataannya, "Mama itu sakit, Mas. Mama sendirian dirumah, kalo ada apa-apa gimana?!"

"Sa, kamu bisa bilang gitu, tapi kamu sendiri malah sekolah di Jakarta dan nggak mau nemenin Mama di Jogja kan?" Bara menatapnya sinis.

Andai Papa masih ada... batin Tessa.

"Aku punya alasan kenapa aku ninggalin Jogja!"

"Apa? Alasan kamu itu nggak masuk akal, emang dengan pindah ke Jakarta kamu bisa ngelupain Papa?" kata Bara santai, tapi membuat Tessa benar-benar marah, "Disini juga kamu sama aja kan ditinggal sama Rian, Rian itu."

Emosi Tessa mulai memuncak, dia berusaha mengatur nafasnya agar emosinya mereda.

Mengapa harus mengungkit mereka?

Papa Tessa meninggal saat Tessa kelas dua SMP. Papa meninggal tepat saat hari ulang tahunnya, saat itu Papa mau membeli kado untuk Tessa, tetapi motor Papa tersenggol oleh truk sehingga Papa jatuh dan nyawanya tidak terselamatkan.

Semenjak saat itu, Tessa benci hari ulang tahun!

Kejadian tahun lalu yang merenggut nyawa sahabatnya juga terjadi setelah acara ulang tahun. Membuat Tessa semakin benci pada hari ulang tahun.

Dua tahun berturut-turut ditinggalkan orang yang disayang pada saat hari ulang tahun... Sakit...

Sebutir cairan bening itu keluar dari mata Tessa. Tessa langsung menghapusnya dengan kasar.

"Yaelah malah nangis. Emang ya cewek tuh apa-apa langsung aja nangis."

"MAS NGGAK NGERTI RASANYA JADI AKU DAN MAS NGGAK AKAN PERNAH NGERTI!" Tessa segera berdiri dan meninggalkan Bara sendirian. Beberapa pelanggan sampai memfokuskan perhatian kepada mereka berdua.

Tessa duduk sambil terisak di rooftop kosnya. Bagian teratas dari bangunan ini paling nyaman digunakan untuk menyendiri, biasanya tempat ini digunakan untuk menjemur pakaian. Tapi Tessa sangat suka duduk disini. Bu Ranjani- pemilik kos pun sudah mengijinkan Tessa naik ke atas kapanpun dia mau.

"Kenapa sih Mas Bara ngungkit-ngungkit Papa sama Rian terus?" Tessa mencengkeram ujung kaosnya, "Seharusnya Papa nggak usah beli kado waktu itu... Dan gue sama Rian nggak usah pergi waktu itu."

Air matanya kembali mengalir, "Papa... Tessa kangen."

Ponsel di saku celananya terus bergetar, entah siapa yang menelpon. Tessa sama sekali tidak berniat untuk mengangkatnya.

"Mas besok pulang aja."

Tessa tersentak dan segera menghapus air matanya.

"Kenapa?" tanya Tessa dengan suara serak.

"Mas mau nemenin Mama aja," Bara duduk di samping Tessa.

"Maaf, aku nggak bermaksud nyalahin Mas Bara tadi..."

"Nggak apa-apa..." Bara mengangguk samar, "Mas juga minta maaf. Nggak ada maksud ngungkit-ngungkit masa lalu kamu."

Tessa menunduk, "Aku tadi cuma emosi."

Bara mengacak rambut Tessa pelan.

"Mas tau, kamu marah karena kamu sayang banget sama Mama."

Tessa tersenyum tipis.

Hallo semuanya! Selamat natal ya buat yang merayakan😊

Jangan lupa tinggalkan jejak.

25 Des 2016.

Kamu dan Masa Lalu [Terbit Ebook]Where stories live. Discover now