Kamu dan Masa Lalu' 09

4.1K 274 11
                                    

"Hai, Sa."

Tessa menoleh dan tersenyum kaku tanpa menjawabnya.

Rey sedang memarkir motornya tepat di samping motor Tessa.

"Duluan, Kak." Kata Tessa kepada Rey. Tapi Rey menahannya.

"Tungguin Sa! Bareng aja."

Sial!

Terpaksa Tessa harus menunggu Rey dan berjalan beriringan. Sungguh menyebalkan! Hal seperti ini pasti akan menimbulkan banyak gosip. Walaupun Rey bukan cowok yang sangat populer, tapi ya tetap lah. Rey kan sudah senior, tentunya dia dikenal oleh siswa-siswi SMA Harapan.

Apalagi untuk Tessa... Semenjak kejadian satu tahun yang lalu, Tessa banyak dikenal oleh murid SMA Harapan. Tunggu dulu, Tessa dikenal bukan karena kepopulerannya, melainkan karena kejadian itu. Tessa di kucilkan oleh hampir seisi sekolahan atau lebih tepatnya dikucilkan oleh para fansnya Rian. Hingga akhirnya dia bertemu dengan Flora dan Grace.

"Sa? Ayo?" Rey menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Tessa.

Tessa segera tersadar dari lamunannya.

"Hm."

Awalnya Tessa dan Rey berjalan bersisian, tapi Tessa sengaja memperlambat langkahnya agar dia berjalan di belakang Rey. Tapi sialnya, Rey menyadari hal itu. Rey juga memperlambat langkahnya dan mereka kembali berjalan bersisian.

Di dekat tangga mereka berpisah. Karena kelas Tessa ada di sebelah kanan, sedangkan kelas Rey ada di atas.

Tessa menghela napas berat, kemudian berjalan masuk ke kelasnya.

"Dua ratus tujuh puluh enam hari. Kamu apa kabar disana, Yan? Maaf aku belum bisa ngelakuin apa yang kamu minta. Aku nggak sekuat itu, Yan. Aku butuh kamu... Aku butuh orang-orang terdekatku. Butuh kamu, butuh Papa..."

Tessa duduk di samping pusara itu, memandangi bunga lily yang sudah layu, bunga yang diletakkannya dua hari yang lalu.

"Hari ini aku nggak bawa bunga, masa iya kamu dikasih bunga terus?" Tessa tertawa hambar.

Tessa menatap gundukan tanah di depannya itu dengan tatapan kosong.

"Jangan melamun di kuburan," Tessa terlonjak. Suara itu... Dia sangat kenal suara itu...

Tessa menatap sekelilingnya, sepi sekali. Lalu siapa yang berbicara barusan? Bulu kuduknya meremang. Tapi setelah itu Tessa sadar, dia tahu betul suara yang menegurnya tadi.

"Yan, Kamu disini?" Tessa bangkit dan mengedarkan pandangannya dengan jeli.

Sepi... Hanya semilir angin yang menerbangkan rambut Tessa dan suara daun yang bergesekan dengan tanah karena tertiup angin. Tessa meneguk salivanya.

"Kalo kamu disini, aku mohon keluar. Aku mau ketemu sama kamu..." lirih Tessa.

Tapi sama sekali tidak ada reaksi.

Ah, mungkin gue halu? Tessa kembali berjongkok di dekat pusara dan berpamitan.

Perut Tessa terasa sakit karena belum diisi dari siang tadi. Dia berhenti di salah satu warung nasi uduk langganannya, tepatnya di dekat taman.

"Pak, nasi uduk sama es teh satu ya..."

Bapak penjual nasi uduk itu mengangguk dan segera membuatkan pesanan Tessa.

Dua puluh menit kemudian, Tessa sudah selesai menghabiskan makanannya. Beres makan, Tessa memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar taman. Sudah lama dia tidak mengunjungi tempat ini.

Kamu dan Masa Lalu [Terbit Ebook]Where stories live. Discover now