Kamu dan Masa Lalu'16

3.1K 290 12
                                    

Tessa melepaskan cengkeraman ditangannya dan melihat tiga cewek dengan dandanan menor yang tidak dikenalnya, mereka juga menggunakan seragam SMA Harapan.

Perasaan gue nggak pernah kenalan sama cabe-cabean. Batin Tessa.

"Siapa?" tanya Tessa.

Salah satu cewek yang rambutnya diikat tinggi tertawa kencang hingga Tessa bergidik mendengarnya.

"Oh, dia nggak kenal sama lo Shan!" kata cewek yang memakai bandana pink.

"Kayaknya dia emang harus dikasih pelajaran!" kata cewek berambut pirang dan bedaknya paling tebal diantara dua temannya.

"Gue Shanti! Pacarnya Rey!" kata cewek yang rambutnya diikat tinggi bernama Shanti tersebut.

Tessa menaikkan sebelah alisnya.

"Wah lo nantangin! Lo nggak tau apa kita itu cewek paling famous di SMA Harapan?!" kata cewek berambut pirang sambil membusungkan dadanya.

Cewek cabe-cabean kali iya.

Tessa menggeleng santai.

"Maaf, gue gak kenal dan gak ada urusan sama kalian," jawab Tessa sambil melangkah menjauhi tiga cewek itu.

Tapi tangan Tessa ditarik oleh cewek berbandana pink.

"Enak aja lo! Urusan lo tuh sama Shanti!"

"Sikat, Wen!" kata Shanti sambil menatap Tessa sinis.

"Salah gue dimana?" tanya Tessa datar.

"Salah lo? Lo itu ngerebut Rey!" jerit Shanti di depan wajah Tessa.

Cewek berbandana pink dan cewek berambut pirang memegang kedua tangan Tessa. Tangan kanan Shanti sudah terangkat hendak menampar Tessa.

Dengan cepat, Tessa berkelit sehingga tamparan Shanti malah mengenai cewek berambut pirang.

Cewek berambut pirang mengaduh dan protes ke Shanti. Kesempatan ini bisa Tessa gunakan untuk kabur, tetapi tangan cewek berbandana pink masih memegangi tangannya dengan kuat.

Tessa memutar otaknya, dia segera menggigit tangan cewek berbandana pink hingga cewek itu menjerit histeris.

Tessa bersiap untuk lari tetapi tangannya di cengkeram oleh Shanti.

"Enak aja ya lo ngerjain kita, lo harus dikasih pelajaran!"

"Gue udah pinter, nggak butuh pelajaran tambahan dari lo," sahut Tessa santai.

"Lepasin tangan Tessa!"

Ketiga cewek itu membelalak kaget.

Begitu pula dengan Tessa yang masih menatap Shanti. Dia mengerjap tak percaya.

Suara itu...

"Lepasin tangan Tessa atau gue patahin tangan kalian bertiga?" katanya pelan tapi menusuk.

Tessa segera berbalik badan, Aksa menariknya hingga menjauh dari Shanti dan teman-temannya yang tercengang dan diam tak berkutik.

"Kamu nggak di apa-apain kan sama mereka?" tanya Aksa setelah mereka duduk di dalam cafe.

Aksa memegang tangan Tessa dan mengamatinya dengan serius.

Tessa membasahi bibirnya karena jantungnya berdetak kencang.

"Aku nggak apa-apa," jawab Tessa pelan.

"Mereka siapa?" tanya Aksa.

Tessa hanya mengangkat bahunya pertanda tidak tahu.

"Kamu beneran kan nggak di apa-apain?"

Tessa mengangguk sambil tersenyum geli. Rasanya nyaman berada di dekat Aksa, seakan bebannya sedikit berkurang.

"Oh iya, jaket kamu," Tessa membuka tasnya dan mengeluarkan jaket dan sweater milik Aksa, "Makasih..."

Aksa mengangguk.

"Aku pulang dulu, ya." Kata Tessa.

"Nggak ngopi?"

Tessa menggeleng pelan kemudian keluar dari tempat itu.

Tessa membuka buku hariannya dan mulai menuliskan sesuatu di buku itu, sudah lama sekali dia tidak menulis disana.

Semenjak kejadian tadi,

Dan hal-hal yang dilakukannya untukku...

Aku merasa sangat nyaman berada di dekatnya...

Sepertinya,

Mulai saat ini...

Tessa telah mencintai Aksa...

Tessa menutup buku harian itu dengan senyum yang mengembang. Rasa cintanya yang dulu telah mati, kini mulai hidup kembali...

Pendek? Emang:v
Next? tunggu viewers 30 ya:v Soalnya akhir-akhir ini viewers KdML menurun banget):

9 Mar 2017

Kamu dan Masa Lalu [Terbit Ebook]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora