Kamu dan Masa Lalu' 15

3.2K 258 11
                                    

Jangan lupa vomment, biar aku semangat updatenya.

Tak lama Aksa kembali sambil membawa sweater rajut berwarna hitam. Aksa mengulurkan sweater itu ke arah Tessa.

Tessa malah memperhatikan lengan Aksa yang sedang mengulurkan sweater, tangannya kekar ditambah lagi kaos yang dia kenakan dinaikkan bagian lengannya.

"Sa?"

"Eh, iya?"

Pipi Tessa memanas, semoga Aksa tidak sadar bahwa tadi Tessa memperhatikan lengannya.

"Nih... Seragam kamu dicopot aja, terus kamu pake sweater ku."

Tessa membelalakkan matanya.

"Gantinya di kamar mandi," ucap Aksa yang melihat ekspresi kaget Tessa.

Tessa menggaruk tengkuknya yang tak gatal lalu mengambil sweater dari tangan Aksa.

Gara-gara ngelihatin lengannya Aksa, gue jadi mesum begini... Batin Tessa

"Kamar mandinya dimana?"

"Ikut aku," Aksa berjalan ke kamar mandi dan diikuti Tessa dibelakangnya.

Setelah mengganti seragamnya dengan sweater milik Aksa, Tessa keluar dari kamar mandi.

"Kegedean," kata Tessa kepada Aksa yang menunggu di depan kamar mandi.

Aksa tersenyum samar, "Kamu yang kekecilan."

Tessa menggulung bagian lengannya, karena sweater itu terlalu panjang hingga tangan Tessa tidak terlihat.

"Jaket yang kemarin juga belom dibalikin, ini dipinjemin sweater lagi."

"Nggak apa-apa, daripada sakit kan."

"Aku mau pulang," kata Tessa.

"Sebentar."

Tessa mengernyit.

"Aku anter, nggak baik cewek pulang sendiri malem-malem." Ucap Aksa sambil masuk ke salah satu ruangan.

Sepertinya manusia salju mulai mencair...

Tanpa sadar kedua sudut bibir Tessa terangkat ke atas.

"Mana kuncinya?" Aksa mengulurkan tangannya, sekarang dia sudah memakai jaket.

Tessa mengambil kunci motor dari saku roknya kemudian menyerahkannya ke Aksa.

"Kamu pulangnya gimana?"

Aksa diam sebentar kemudian menjawab, "Nanti naik ojek."

"Aku ngerepotin ya..." Gumam Tessa.

"Enggak kok," sahut Aksa tanpa melihat ke arah Tessa.

Gue dianggep apaan sih? Mahluk halus gitu? Tessa mengumpat kesal.

Dan ternyata manusia salju kembali membeku, lanjutnya dalam hati.

Setelah berpamitan pada Adrian dan nenek, Tessa berjalan keluar bersama Aksa.

"Kamu nggak kerja?"

"Shift pagi tadi," Aksa menjawab tanpa menoleh.

Tessa menghela nafas. Sepertinya Aksa ini merasa dia sedang berbicara dengan mahluk tak kasat mata sehingga tidak perlu melihat lawan bicaranya.

"Naik dong."

Tessa mendekat dan naik ke motornya.

"Temen kamu lucu," kata Aksa tiba-tiba.

"Siapa?"

"Yang kemarin pesen."

"Flora?"

"Asik anaknya, nggak pendiem."

Ini nyindir apa gimana sih? Ngaca dong, sendirinya juga pendiem kan.

"Oh," Tessa berpikir sebentar lalu dia tersenyum devil, "tapi udah punya pacar."

"Oh."

Oh doang?!

Tak lama Aksa kembali bersuara.

"Kos kamu dimana?"

"Dari amour lurus terus," Tessa menjawab dengan ogah-ogahan.

Aksa mengangguk pelan.

"Stop, stop!" Tessa refleks menepuk punggung Aksa.

"Disini?"

Tessa mengangguk. Aksa turun dari motor Tessa kemudian berdiri di dekat pagar.

"Pak Jono! Tolong bukain dong!" jerit Tessa sambil menekan klakson motornya.

"Iya, sebentar!" sahut Pak Jono dari posnya, dia segera membukakan pagar untuk Tessa.

"Aksa?"

Aksa menoleh, "Hm?"

"Nggak mau pulang?"

"Bentar, kamu masuk aja."

"Ya udah, aku masuk dulu."

Aksa mengangguk.

"Masnya nggak masuk?" tanya Pak Jono kepada Aksa dan dibalas gelengan.

Tessa melupakan sesuatu! Dia segera kembali ke luar.

"Aksa!"

Aksa yang baru berjalan beberapa langkah langsung berhenti dan berbalik.

"Makasih!"

Aksa mengangkat jempolnya sambil tersenyum.

Tessa memasukkan jaket dan sweater milik Aksa ke dalam tas sekolahnya.

Ini adalah hari ke empat UTS.

Flora dan Grace memperhatikan Tessa dengan tatapan aneh.

"Kenapa?" tanya Tessa.

"Tas lo agak gede ya?" celetuk Flora.

"Bawa jaket punya temen."

"Siapa?"

"Kepo lo," Tessa menjulurkan lidah dan duduk di kursinya.

Setelah selesai mengerjakan soal UTS, Tessa merapikan alat-alat tulisnya dan bersiap untuk pulang.

"Pulang sama siapa, Sa?" tanya Rey yang sedang merapikan alat tulisnya juga.

"Sendiri."

"Bareng yuk."

"Enggak deh, kak. Gue mau mampir dulu," Tessa tersenyum samar.

"Yaudah yuk ke depan bareng."

Tessa mengangguk dan berjalan bersama Rey sampai ke parkiran.

"Duluan, Kak." Ucap Tessa.

Rey mengangkat jempolnya dan berkata, "Oke."

Sekitar sepuluh menit kemudian, Tessa sampai di amour. Setelah memarkirkan motornya, Tessa berjalan masuk. Tapi tiba-tiba ada yang menariknya ke gang kecil samping amour.

Tessa melepaskan cengkeraman ditangannya dan melihat tiga cewek dengan dandanan menor yang tidak dikenalnya, mereka juga menggunakan seragam SMA Harapan.

Aku mau berhentiin update KdML dulu kalo minggu2 ini dikit viewersnya. Maaf ya, tapi kaya KdML tuh sedikit pembacanya, apalagi yg vote):

2 Mar 2017

Kamu dan Masa Lalu [Terbit Ebook]Where stories live. Discover now