Dengan ragu-ragu malik bertanya setelah frilla kembali duduk di kursinya "Kamu hamil fri..?"pertanyaan tak di duga malik membuat frilla sedikit terkejut

"Eh i.iiya.."sedikit gugup frilla menjawab

"Oh, udah berapa Bulan..?"malik bertanya lagi

"Enam Bulan memasuki 7 Bulan"frilla tersenyum menjawab pertanyaan malik

Malik mengangguk-angguk lalu bertanya lagi "Udah berapa lama menikah..? Tapi kelihatannya kamu masih muda banget fri, masih cocok jadi anak kuliahan semester satu"

Raut wajah frilla langsung berubah murung, malik dapat melihatnya dengan jelas "Kalau kamu tidak mau jawab tidak apa-apa"ucap malik merasa tak enak

"Enggak apa-apa, aku akan ceritain, aku percaya kamu orang baik, jadi aku yakin kamu bakal jaga rahasia aku"frilla tersenyum kearah malik agar malik tak merasa canggung

Frilla menghelakan nafas beratnya lalu mulai berucap "Aku hamil, tepatnya hamil di luar nikah.."malik terkejut mendengar ucapan frilla, malik kira frilla gadis baik-baik, saat malik hendak memotong frilla melanjutkan ceritanya sehingga malik bungkam kembali

"Saat itu aku gadis yang begitu polos, berpacaran dengan kakak kelasku, awalnya kami berpacaran normal, tapi entah kenapa hari itu dia tampak berbeda dari biasanya, dia meminta pembuktian cinta ku dengan cara melakukan hubungan intim, aku menolak karena ini sudah di luar batas, tapi dia terus memaksa, mengatas namakan cinta dan pengikat bahwa aku tak akan meninggalkannya di saat dia menempuh pendidikan di luar negeri, dan akhirnya aku luluh sehingga hari itu juga kami melakukannya, dia melakukan tanpa pengaman apapun saat itu dan dua Bulan kemudian aku didapati sahabatku tengah pingsan lalu membawaku kerumah sakit, dokter pun menyatakan aku tengah hamil, berbagai fikiran negatif terus berkecamuk di fikiranku, tak tau harus berbuat apa, hingga sahabatku menyarankan aku berbicara pada pacarku, aku memberanikan diri berbicara padanya, saat aku berbicara padanya, dia mengira aku tengah bercanda, tapi aku meyakinkannya, dan keluarlah kata-kata menyakitkan dari mulut nya, dia tidak menerima benih yang ku kandung, malah dengan teganya dia menyuruhku menggugurkan kandunganku, aku marah padanya, karena ini semua salahnya, dia telah menghancurkan masa depanku, tapi membalasku marah mengatakan dia akan menerima pertunangan dari orangtuanya serta melanjutkan pendidikannya keluar negeri, terbukti fikiran negatif ku sebelum mengatakannya pasti dia tidak akan menerima anak yang aku kandung sekarang"malik tertegun medengar cerita frilla, ia sempat mengklaim bahwa frilla bukan perempuan baik-baik tapi nyatanya dia salah, frilla hanya perempuan polos yang tak tau apa dampak dari perbuatannya

Frilla menghapus air matanya lalu tersenyum lega pada malik, seusai bercerita rasanya bebannya sedikit berkurang "Aku yakin fri, laki-laki itu akan menyesali perbuatannya, meninggalkan kalian yang sangat berharga adalah pilihan yang sangat bodoh"malik mengusap-usap punggung tangan kanan frilla mencoba menenangkan

"Ya, tapi aku berharap tak akan bertemu dengannya sampai kapanpun"ucapnya sedikit tak yakin

"Yasudah daripada sedih-sedihan lebih baik kita jalan ke pusat pembelanjaan di sini, aku yakin kamu butuh hiburan"frilla mengangguk pelan menyetujui ucapan malik

Malik menjalankan mobilnya meninggalkan Restaurant, tak lupa membayar pesanan mereka terlebih dahulu, sempat ada perdebatan kecil antara malik dan frilla membuat beberapa orang memandang mereka, frilla memaksakan untuk membayar pesanannya sendiri, tapi malik menentang, sebagai laki-laki dialah yang harus membayar semua, lagipula yang mengajaknya ke Restaurant ini kan malik, sangat tidak etis jika mereka bayar masing-masing, dan perdebatan pun akhirnya di menangkan oleh malik.

Malik memarkirkan mobilnya di besmen pusat pembelanjaan terkenal di london. Keduanya memasuki pusat pembelanjaan tersebut diiringi obrolan ringan.

Malik membawa frilla berkeliling area mall "Hemm fri, kamu sudah beli perlengkapan bayi belum..?"tanya malik saat mereka berada didepan perlengkapan bayi

My Baby BoyМесто, где живут истории. Откройте их для себя