Chapter 13 - Pertemuan

663 29 0
                                    

Selamat Membaca! :D

***

Sampai di rumah Mom memberitahuku bahwa ada seseorang yang datang pagi tadi.

"Siapa, Mom?" tanyaku sambil mengunyah roti yang Mom buatkan untukku.

"Dia bilang namanya Charly. Sedikit lebih tua darimu sih. Tapi dia cukup tampan. Hm..aku seperti pernah bertemu dengannya."

"Apa?!" Aku tersedak lalu memukul-mukul dada. "Lalu sekarang? Di mana dia, Mom?" Aku bangkit dari duduk.

"Ia pamit. Aku tidak tahu ke mana," jawab Mom datar. "Apa dia pacarmu, Sayang?" Pertanyaan itu kembali membuatku tersedak. Mom meletakkan udangnya di baskom. Mom mencucinya sambil menatapku penuh tanda tanya. Ada mimik gembira di ujung bibirnya.

"Bukan... Dia temanku, Mom."

"Ohh, benarkah?" Mom menggodaku."Benar itu bukan pacarmu? Padahal aku baru akan bersyukur karena akhirnya putriku benar-benar seorang perempuan."

"Oh ya ampun, Mom..." Aku menggeram kesal lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarku. Aku kemudian memilih meninggalkan Mom yang sibuk dengan udangnya.

"Apa kau tidak ingin mendengar berita bagusnya, Sayang?" Mom berseru dari dapur.

Aku tidak bersuara. Mom pasti sedang mengerjaiku. Lagi. Ia sering melakukannya di akhir pekan. Jika kusimpulkan, ini artinya Mom sangat berambisi menikahkanku di usia muda. Haha, tapi dengan siapa? Aku bahkan belum memikirkan aku akan menikah suatu hari.

Klontang-klontang dari dapur kembali terdengar. Lalu hening sesaat.

"Pacarmu itu mengajakmu kencan di ZSL Zoo pukul tiga, Sayang!" seru Mom lagi.

Aku tercenung. Jadi? Ini sungguhan? Tapi siapa?

Kulihat jam di dinding kamarku. Menunjuk pukul setengah tiga. Oh ya ampun, setengah jam lagi. Aku bergegas mengganti pakaian. Kukenakan kaos hitam bergambar boyband Westlife dan celana jins panjang. Aku menarik jaket dari cantelan baju dan melekatkannya di tubuhku. Tak lupa topi hitam milik mendiang ayah yang selalu kupakai kemana pun aku pergi. Aku meminta izin pada Mom dan langsung menyambar kunci mobil dengan terburu-buru.

Pukul tiga kurang lima menit aku sampai di lokasi yang dijanjikan. Dari parkiran mobil kulihat Charly berdiri di depan pintu masuk dengan tenangnya. Pria itu terlihat lebih tinggi dari sebelumnya—HAHA, mungkin ini hanya perasaanku saja—dengan mantel musim dingin berwarna coklat dan celana hitam mirip setelan jas. Ini sedikit berlebihan, mengingat musim dingin baru akan turun sekitar satu bulan lagi. Itu pun jika ramalan cuacanya tepat. Tapi, ya, benar juga sih. Angin yang berhembus lebih kencang dari biasanya. Mungkin malah musim dingin akan datang lebih awal.

Aku memutar kunci mobil dan menariknya keluar, lalu menyelipkannya di dalam dompet. Aku kembali melihat sosok Charly. Aku baru menyadari ada yang berubah dari penampilannya setelah tatapan keduaku. Rambutnya! Ia memotong rambutnya! Oh ya ampun, ia semakin—apa? apa yang mau kau katakan, Jun?!tidak! tidak ada!

 Rambutnya! Ia memotong rambutnya! Oh ya ampun, ia semakin—apa? apa yang mau kau katakan, Jun?!—tidak! tidak ada!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Protecting Blood Where stories live. Discover now