Chapter 7 - Bermalam

1.1K 53 0
                                    

"Lanjutkan, aku akan mendengarkannya. Lagi pula tidak ada yang bisa aku lakukan saat ini," kataku mencoba santai, memancingnya untuk terus bicara.


"Charly..." Aku memanggilnya lagi. Pria itu masih menunduk seperti tidak menghiraukanku. Rambutnya yang hampir sebahu tergerai di depan wajahnya. Wajah rupawan itu kini tak terlihat. Tapi aku masih bisa melihat wajahnya, ya karena aku entah kenapa selalu mengingat wajahnya.

"Jun! Kemarilah!" Suara Jerry terdengar dari belakang kami-aku dan Charly.

Aku menoleh sambil tersenyum kecut. Aku harus pergi, dan yang artinya Charly mungkin akan melupakan pertanyaanku dan tidak berniat menjawabnya. "Kau masih berhutang jawaban, Charly!" kataku mengingatkan.

Pria itu mengangkat wajahnya dan mengangguk.

Aku berlari menghampiri Jerry yang tampak kegirangan.

"Bukankah ini ransel dan tendamu?"

Aku mengikuti telunjuk Jerry. Mataku membelalak. "Iya, kau benar!"

Ranselku ternyata tertinggal. Ya, itu karena aku meletakkannya di dekat pokok pohon kelapa. Whitney dan anak-anak lain pasti tidak melihatnya.

Aku, Jerry dan Charly mendirikan tenda yang tertinggal itu. Sementara Stefan dan Maureen tampaknya masih menyesali apa yang telah mereka perbuat. Mereka hanya duduk jauh dari kami sambil menunduk seolah mereka bisa berbicara dengan butiran pasir itu.

Selesai. Tenda itu kini sudah berdiri.

"Maureen, kemarilah! Kau bisa masuk ke dalam dan menghangatkan tubuhmu!" seruku pada Maureen.
Jerry memelototiku. "Aku sudah memaafkan mereka, Jerry. Mereka juga pasti sudah menyadari kesalahan mereka."

Aku melangkah mendekati Stefan dan Maureen. Tanpa berkata-kata lagi aku menarik pelan lengan Maureen. Gadis itu mengikutiku. "Kau juga, Stefan. Masuklah ke tenda, temani Maureen."

"Terima kasih, Jun," ucap Maureen hampir tak terdengar. Ia mengusap lembut telapak tanganku. "Maafkan kami ya."

Aku mengangguk. "Aku sudah memaafkannya, karena kalian sudah menyadari kesalahan kalian. Itu cukup buatku. Yang terpenting adalah kalian baik-baik saja saat ini."

Maureen tersenyum padaku. Ia masuk ke tenda ditemani Stefan. Aku, Jerry, dan Charly duduk di depan tenda. Tapi Jerry memilih diam karena kesal dengan sikapku barusan. Ia masih saja marah pada Stefan dan Maureen.

"Charly.. Tentang jawaban yang tadi-"

"Ya Tuhan! Kenapa aku tidak terpikir sama sekali! Kau datang dari mana?" tanya Jerry mengagetkan sekaligus memotong ucapanku. Ia menatap Charly penuh tanya tanya. Sepertinya bocah sialan ini tidak membiarkanku bicara pada Charly.

"Aku tinggal di pulau ini," jawab Charly tenang.

"Tidak mungkin!" Jerry mengelak.

"Itu benar, Jerry. Dia sudah menceritakannya padaku," kataku sambil mengunyah sisa roti yang kutemukan di dalam ransel. Aku menggoyangkan roti di tanganku pada Jerry dan Charly, menawarkan apa mereka mau. Mereka hanya menggeleng. "Jadi.. tentang pertanyaanku yang tadi: apa yang kau maksud aneh, Charly?" Aku menatap Charly, menunggunya bersuara. Jerry juga melakukan hal yang sama denganku.

The Protecting Blood Where stories live. Discover now