Chapter 8 - Ada Apa Denganmu, Jerry?

1K 52 0
                                    

"Teman wanitamu yang tadi...pergi ke mana dia?" tanya Jerry pada Charly. Aku menoleh pada Jerry yang duduk di sampingku. Ada rasa penasaran dan curiga di wajahnya.


"O..oh..mungkin pulang. Dia itu adikku. Elena. Aku yakin ada hal penting yang harus dilakukannya."

"Sendiri?" tanyaku cemas.

"Dia sudah biasa ada di hutan malam-malam," jawab Charly sambil menyunggingkan senyumnya.

Aku teringat kata-kata Charly sore tadi, tentang.. 'hyena mungkin tidak akan melukai kami, para penduduk Nieffe'.

"Apa ada semacam ritual atau perjanjian khusus antara penduduk desa ini dan para hyena?" tanyaku akhirnya.

"Entahlah... aku tidak yakin.."

Charly kemudian mengeluarkan sesuatu dari bungkusan hitam di tangannya, yang entah bagaimana aku tidak menyadarinya. Rupanya itu adalah ikan! Charly membawa tiga ekor ikan di tangannya sejak tadi! Oh ya ampun, betapa senangnya kami mengetahui ada makanan yang masih bisa diolah. Kami benar-benar kelaparan, terutama aku sendiri.
Stefan menyiapkan tusukan untuk ikan-ikan tadi dari ranting yang ia dapat di sekitar tenda. Charly menyiapkan tempat panggangan. Ia menyusun ranting-ranting besar menjadi seperti pagar dan merebahkannya di atas api unggun dengan keempat sudutnya ditumpangkan pada kayu besar pendek yang berdiri vertikal. Terlihat seperti panggangan barbekyu yang terbuat dari kayu sekarang. Cukup kreatif.

Sambil membersihkan sisik ikan dan membelah perutnya dengan pisau yang biasa kubawa, sesekali aku mencuri pandang ke arah Charly. Pria itu selalu menarik perhatianku meski tidak pernah sekali pun ia tebar pesona atau semacamnya. Ia cukup keren jika dibandingkan dengan Jerry. Tentu saja ia berbeda dari Jerry. Seleranya sangatlah berbeda. Baju-baju yang dipakainya tidak terlalu modis, bahkan terlihat ketinggalan jaman. Tapi aku tetap menyukainya. Aku suka matanya dan aku juga suka rambutnya yang menyentuh bahu di bagian belakang. Alisnya yang lurus, bibir atasnya yang tipis di bagian atas, dan kumis tipis di bawah hidung mancungnya...apa pria ini terlahir dari seorang manusia? Atau pria itu seperti Perseus: separuh dewa separuh manusia? Ya, namanya Charly. Setidaknya kami sudah saling kenal. Bahkan ia sudah tahu namaku sejak awal.

Aku melihat bajunya. Charly sudah menggantinya kupikir. Tidak lagi mengenakan..Ya ampun, aku masih memakai jaketnya!

Charly sepertinya menyadari kalau aku melamunkan dirinya sejak beberapa waktu lalu. Ia tersenyum padaku. Aku berubah gelagapan. Mataku berkedip-kedip meyakinkan diri jika Charly tidak tersenyum barusan.
Charly ternyata mendekatiku. Aku tidak mengira sama sekali. Jadi aku membelakanginya saja.

"Kau menatapku terus." Suara berat itu kini ada di belakang telingaku, membuat tengkukku berubah dingin dan aku harus menelan ludahku.

"Aku perlu mengobrol denganmu, Patricia. Sepertinya menarik." Charly kemudian meninggalkanku. Aku tidak menoleh, hanya mendengar langkah kakinya yang menjauh.

Apa barusan? Apa Charly baru saja menggodaku? Aku mendengus kesal.

Pukul 11.21. Kami berlima telah menghabiskan tiga ikan bakar besar yang dibawa Charly. Sudah pasti kami tidak kenyang, tapi setidaknya itu cukup untuk perut kami sampai besok pagi. Stefan dan Maureen masuk ke dalam tenda. Jerry memadamkan api unggunnya dan ikut masuk ke dalam tenda. Aku sedikit bersyukur dengan masuknya Jerry ke dalam tenda kecil milikku dan Maureen. Itu artinya aku tidak perlu mencemaskan bahwa mereka-Maureen dan Stefan-akan melakukan hal-hal aneh lagi, mengingat mereka memang berpacaran sejak lama. Bukan, bukan! Bukan karena iri atau perasaan aneh lainnya. Bukan juga karena aku senang bisa berduaan dengan Charly di luar! Bukan sama sekali! Aku hanya tidak ingin Maureen melewati batasannya sendiri. Aku hanya membantunya jadi anak baik. Ya, menurutku.

The Protecting Blood Where stories live. Discover now