Chapter 9 - Rahasia Charly

1.1K 44 8
                                    

Dengan langkah berat Charly menembus hutan yang gelap. Ia tidak pernah sekali pun merasa takut dengan kegelapan. Malahan baginya malam adalah teman terbaik bagi setiap masalahnya. Tapi berbeda situasi pada saat ini. Malam seperti mencekatnya. Memaksanya untuk bertaruh apa ia masih bisa hidup lebih lama dengan adanya ancaman mengerikan yang menggerogoti pikirannya, atau ia akan mati lebih cepat dari keinginannya hidup.


Ingatan tentang perjanjian darah kembali memompa otaknya. Membuatnya berdenyut dan menimbulkan sensasi kebas di kepala. Masih terekam jelas saat ayahnya itu mengatakan bahwa perjanjian darah bisa dibatalkan dengan satu cara.

"Kita hanya perlu mencari dan menangkap gadis itu. Setelah itu kita bekukan dia dalam sihir bulan purnama kedua."

"Tapi Ayah, dia akan mati. Dan begitu pun mereka semua."

Ayahnya menyeringai.
"Dia tidak akan mati. Aku 'kan bilang akan membekukannya bukan membunuhnya. Kita hanya membuat semua organ tubuhnya berhenti bergerak."

"Tapi Ayah... Itu sama saj-"

Ayahnya itu kembali menyeringai. Kali ini lebih tajam. Charly tidak melanjutkan kata-katanya.

Tiba-tiba... Plakk! Satu tamparan keras mendarat di pipi Charly. Laki-laki berumur 16 tahun itu lalu menyentuh wajahnya dan mendapati kulitnya sobek sedikit di bawah matanya. Ia menemukan bercak darah di tangannya yang tidak bisa dibilang sedikit.

Charly kembali bergidik teringat cuplikan memori di otaknya. Baginya takdir begitu aneh. Ia tidak pernah mengerti mengapa harus gadis berambut pirang bernama Patricia Juney yang menjadi korbannya. Dan mengapa juga ada perjanjian semacam itu. Menurutnya perjanjian darah itu adalah sebuah kesalahan. Sebuah kesalahan yang ayahnya lakukan pada gadis malang itu. Dan sekarang gadis itu harus menanggung ulah ayahnya. Ia tidak tahu bagaimana caranya meminta maaf pada Patricia jika suatu hari ia memberitahunya apa yang seharusnya gadis itu ketahui. Ya, itu tidak lama lagi karena ayahnya akan segera mengambil tindakan jika jumlah penduduk Nieffe semakin berkurang. Sejujurnya Charly tidak pernah setuju ayahnya melakukan itu. Ia ingat betul bagaimana ayahnya dulu berjanji pada mendiang Gerard, tentang perjanjian darah yang akan ia lakukan sebagai balas budi karena Gerard telah menyelamatkan nyawa ayahnya itu. Seharusnya ayahnya menerima konsekuensi perjanjian itu saja, dan bukan malah mencari cara agar Si Darah Pelindung-Patrica-tidak terluka atau mati. Ayahnya justru berubah serakah dan ingin membatalkan perjanjian itu.

Ini semua membingungkan. Apa ia harus memberitahu ayahnya bahwa Si Darah Pelindung ada di pulau ini lalu menculiknya untuk membantu ayahnya membatalkan perjanjian darah itu? Benar, itulah yang ayahnya inginkan untuk Charly lakukan. Tapi ia benar-benar tidak sanggup melihat gadis manis yang dilihatnya lima belas tahun lalu itu membeku dan hanya bisa mendengar dan melihat tanpa bisa menggerakkan tubuhnya. Bahkan itu lebih keji daripada membunuhnya sekalian. Atau ia memberitahu gadis itu saja tentang konspirasi ayahnya dan lari bersamanya? Charly mengacak rambutnya kesal. Ia benar-benar dirundung frustasi. Charly menarik napasnya panjang. "Kenapa Si Darah Pelindung itu adalah kau, Patricia? Kenapa harus dirimu?"

Charly menghentikan langkahnya. Tangan kanannya memukul pohon besar yang ada di dekatnya. Ia menunduk kesal. Giginya gemeretakkan. Dan untuk kedua kalinya sebuah hantaman keras jatuh di permukaan pohon itu lagi. Charly tidak bergeming beberapa saat. Hantaman itu tidak menyakitinya meskipun permukaan batang pohon itu cekung dan pecah-pecah karena ulahnya.

The Protecting Blood Where stories live. Discover now