Dua Puluh

188 24 0
                                    


"Jadi, sekarang ceritanya lo udah jadian nih?" tanya Dira seusai Alin bercerita tentang kejadian malam yang indah itu.

"Iya gitu, gue ga nyangka Dir. Ternyata dia juga suka sama gue." ucap Alin sambil tersenyum.

Dira pun ikut tersenyum. "Kalo gitu, abis ini kita ke kantin dan lo yang traktir ya? Itung itung pajak jadian." ucap Dira sambil menyikut-nyikut lengan Alin pelan.

"Dasar, selalu ada maunya. Yaudah sekarang aja yuk ke kantin." Dira yang lebih dulu bangkit lalu menarik tangan Alin ke arah kantin.

"Yuk." Ucapnya.

Untungnya, kantin tidak terlalu ramai. Maklum lah, ini masih jadwal kegiatan belajar mengajar. Namun, berhubung Bu Susi guru mata pelajaran Sejarah tidak masuk hari ini, Dira dan Alin bisa pergi ke kantin. Kantin di dominasi oleh beberapa siswa yang memakai seragam olahraga.

"Duh, kayanya ga tepat banget deh kita ke kantin jam segini. Yang olahraga kelasnya si Drama Queen." ucap Dira sambil memutar bola matanya malas.

Alin melirik keadaan sekitar kantin, dan benar saja disitu ada gengnya Sisil. Anak 12 Ips 2 yang terkenal, ya kebanyakan dari mereka memang cantik cantik.

"Yaudahlah, kita kesini bukan buat gangguin mereka ko." ucap Alin sambil menyeruput esnya.

"Tapi pandangan mereka itu ke kita Lin, liat deh. Kaya pandangan ga suka gitu."

"Gue males deh mikirin yang kaya gitu, udah diemin aja."

Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka. "Berduaan aja nih kaya sendal jepit, kita gabung ya." Dira menoleh dan melihat Kevin dan Nauval -teman sekelas Alin dan Dira.

"Buu, es teh manisnya lagi dua ya." ucap Kevin kepada ibu kantin.

"Lin, liat deh kebelakang. Masa ya ada gerombolannya mantannya mantan pacar lu." ucap Kevin.

"Vin, lo ngomong apaan sih? Malu-maluin gue aja." ucap Nauval.

"Sisil maksudnya?" tanya Dira.

"Tuh dia aja ngerti apa yang gue maksud. Iya maksud gue dia, banyak loh yang ngomongin dia. Dari mulai dia yang kena karma gara-gara rebut pacar orang, dia yang kecentilan, pokonya negatif negatif deh." jelas Kevin.

"Vin, lo jangan gabung sama cewe lagi ya." ucap Dira.

"Lah kenapa?" tanya kevin.

"Gosipnya, lengkap banget. Gue yang cewe aja kalah. Vin, lo tuh lebih cocok jadi ketua biang gosip dibanding ketua kelas." ucap Dira.

"Itu emang kenyataannya Dira sayang, gue sering denger dan dijamin bukan gosip." ucap Kevin.

"Vin, your mouth! Turun pasaran gue dipanggil sayang sama lo." ucap Dira tak terima.

"Tapi seneng kan?" ucap kevin sambil menaikan satu alisnya.

"Stttt.. Gue ke kantin mau makan, bukan mau dengerin lo berdua." ucap Nauval.

"Tapi lo mesennya minum, bukan makan." ucap Dira kesal.

Ting nong

Bel jam selanjutnya pun berbunyi menandakan jam pelajaran berganti.

"Udah ah, udah bel tuh. Kita masuk aja deh yuk ke kelas." ucap Alin.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan kantin dan menuju kelasnya.

***

"Duh, yang udah punya pacar mah sekarang dijemput. Ga nungguin bis lagi dong bareng gue." ucap Dira.

"Hehe, maaf dir ga maksud ninggalin lo ko. Lagian dia emang kebetulan lagi bawa motor katanya. Jadi, kita masih bisa nungguin bareng." ucap Alin

"Hm.. Yaudah deh, gue ke halte duluan ya. Takut penuh, bye lin." ucap Dira.

Kini tinggalah Alin sendiri menunggu Gio di depan gerbang. Beberapa menit sebelum bel, Gio mengirim pesan bahwa dia ingin menjemput Alin.

Beberapa saat kemudian, akhirnya Gio datang.

"Maaf ya, aku kalo jemput kamu telat mulu." ucap Gio.

"Gapapa ko, belum lama juga." Alin tersenyum simpul, lalu langsung naik motor Gio.

"Habis ini, kita mampir ke tempat tanteku dulu gapapa lin? Aku ada keperluan, bisa nemenin aku kan?" tanya Gio.

"Bisa ko, asal pulangnya ga kesorean. Aku boleh aja." ucap Alin.

"Iya sebentar aja ko." Lalu Gio segera melajukan motornya.

Sesaat sebelum Alin meninggalkan gerbang sekolah, dia melihat Niko.
Niko yang tengah memandangnya dengan tatapan tidak suka. Alin membuang muka. Tidak memperdulikan pandangan itu lagi.

Dahulu, kalian menatapku dengan tatapan mengejek. Namun kini aku bangkit. Dan sekarang setelah aku bangkit, kalian menatapku tidak suka. Untungnya hidupku tidak ada sangkut pautnya dengan kalian. Karena ada atau tidaknya kalian, aku masih menjadi diriku sendiri.

***

Adakah yang masih nungguin kelanjutan cerita mereka?

Terus ikutin ya:)

Vote terus ya ceritanya.

Ketika Pelangi Telah Pergiحيث تعيش القصص. اكتشف الآن