Satu

648 57 6
                                    

Pertemuan pertama

Cerah.

Mungkin, itulah kata yang dapat menggambarkan cuaca hari ini. Matahari bersinar terang, dan hanya ada sedikit awan di langit yang juga dihiasi dengan burung-burung berterbangan. Indah bukan tinggal di negara tropis seperti ini? Suasana cerah yang selalu bisa kita temui.

Tapi cuaca cerah seperti itu tidak menggambarkan suasana hati gadis yang kini sedang duduk di bawah pohon.

Sesak.

Mungkin kata itulah yang lebih tepat untuk menggambarkan suasana hati yang sedang dia rasakan saat ini. Ketika orang yang sangat ia sayangi seperti Niko lebih memilih untuk meninggalkannya. Cerita cinta yang telah meraka rajut selama hampir 2 tahun ini, entah kenapa lenyap dihadapan Niko. Tak ada alasan pasti mengenai berakhirnya hubungan mereka.

Tak terasa air matanya turun dari mata indahnya. Dia melihat sebuah gelang dari pria itu bertuliskan Rachel Alinson. Ya, Rachel Alinson adalah nama gadis itu. Namun,dia lebih sering disapa Alin oleh orang orang terdekatnya.

Dia menggenggam erat gelang pemberian mantan pacarnya. Tak ada niat sedikitpun untuk melepaskannya.

Hari sudah sore, dan entah kenapa cuaca yang tadi sangat cerah kini berubah menjadi terlihat sangat gelap yang menandakan siang akan segera berlalu. Alin pun bangkit dari tempat duduknya dan menghapus air mata yang tersisa di matanya.

Tetapi tiba-tiba saja ada yang menabraknya, dia terhempas begitu saja kebawah untung saja ada tangan kekar yang menangkapnya. Dia terkejut, karna sekarang dia sedang dipeluk oleh laki-laki yang menabraknya tadi. Pandangan mereka bertemu, untuk sesaat mereka saling bertatap-tatapan.

Namun, akhirnya Alin sadar. Dia langsung bangkit dan menyadari sesuatu. "Gelang guee..." teriak Alin saat menyadari gelangnya sudah tak ada lagi digenggaman tangannya.

"Ihhh jalan tuh pake mata, punya mata ga sih? Liat tuh gelang gue ilang. Pokonya gue ga mau tau lo harus tanggung jawab dan cariin gelang gue!" bentak alin kepada yang menabraknya.

"Aduh maaf banget, gue lagi buru-buru dan ga liat lo tadi. Yaudah iya gue bantuin cari, gelang lo warna apa?" Jawab laki-laki tersebut.

"Silver, bentuknya rantai tertulis nama Rachel Alinson disitu" Alin menjelaskan.

Dan akhirnya mereka berdua pun mencari-cari gelang itu. Setalah sekitar 10 menit kemudian, akhirnya Alin menemukan gelangnya sendiri. Saking senangnya, dia melompat dan berseru.

"Ketemuu!!" Teriak Alin dengan semangat sambil mengangkat tinggi-tinggi gelangnya.

"Awww"

Dan tanpa dia sadari gelangnya itu kini melukai dahi seorang laki-laki yang membantunya tadi.

"Aduh, maaf gue ga sengaja. Ya ampun, lo berdarah. Sini sini gue obatin."Dengan cepat alin mengambil sebuah tisu untuk membersihkan luka di dahi laki-laki tersebut. Tanpa sadar dia memperhatikan wajah laki-laki itu.

Tampan. Gumam Alin dalam hati

"Lho? Helo mbaa, ko bengong ngeliatin gue gitu?" Tanya laki-laki itu dengan tampang bingung.

"Eh, i..ni gue ngerasa bersalah aja sama lo. Udah buat lo luka kaya gini. Ini udah selesai ko."

"Makasih ya, maaf sekali lagi udah nabrak lo tadi. Gue duluan ya, gue buru buru. Dahh"

Alin pun menatap punggung laki-laki itu yang lama kelamaan telah memudar dari pandangannya. Tanpa sadar dia terlupa sesuatu. Dia belum bertanya nama laki-laki itu, betapa menyesalnya dia.

Tetapi ada yang aneh dengan dirinya.

Ko jadi deg degan gini ya.

***

Edited

Ketika Pelangi Telah PergiWhere stories live. Discover now