BAB 107 "Malaikat Kematian Bisma"

1.6K 49 3
                                    

••••••••••••

Menuju Ending, Vomment bisa dong 😄

Happy Reading, Minna-san


••••••••••••

Seperti janjinya pada sang Mama untuk menemani beliau meeting, Bisma sudah bersiap untuk itu. Dengan kemeja biru tua dan celana hitam serta sepatu formal ia melangkah perlahan dengan tongkatnya memasuki area kantor.

Sepanjang koridor berbagai pandangan mengarah kearahnya, seperti biasanya ada yang memandang aneh dan tak suka padahal ia yakin mereka tau bahwa ia adalah putra ketiga dari sang pemilik kantor besar itu namun tetap saja ia masih mendapat perlakuan seperti ini.
Ia menghela nafas dan mencoba tak menghiraukannya, tetap melangkahkan kaki yang disangga tongkat itu menuju ruang sang mama berada.

Sesampainya disana ia langsung disambut hangat oleh sekretaris sang Mama yang bernama Lista

"Waah selamat datang Mas Bisma, Ibu sudah menunggu sedari tadi"ujarnya senang, Bisma hanya tersenyum kecil lalu masuk kedalam ruang kerja Nyonya Adithama tersebut

"Masuk sayang, tak perlu seformal itu hanya untuk menemui Mama"

Bisma mengulum senyum lalu mendekat kearah sang Mama, mengecup lembut punggung tangan sang Mama dan mencium kedua pipinya dan dibalas kecupan penuh sayang didahinya dari wanita paruhbaya yang masih terlihat cantik itu

"Uuuh tampannya anak Mama, hari ini meetingnya cuma sebentar koq jadi Mama jamin kamu engga akan kecapean"ujar Tante Reva, Bisma mengangguk paham

"Dimana meetingnya Mah ?"tanyanya, Tante Reva mengusap kepala putranya

"Disini saja biar kaki kamu engga sakit jalan ke ruang meeting"ujarnya, Bisma hanya tersenyum


tok tok tok


"Maaf Bu, clientnya sudah datang"

"Persilahkan mereka masuk Lista"titah Tante Reva pada sang sekretaris, Lista mengangguk dan mempersilahkan sang tamu untuk masuk kedalam ruangan

"Selamat pagi, Nyonya Adithama"


Deg




***





Dicky terpaku sesaat dimeja kerjanya seraya meremas kuat ponselnya, sepertinya dia sangat shock

"Engga... Engga lagi, udah cukup dia semena2 selama ini sama sahabat gue. Kali gue engga akan tinggal diam, engga peduli dia tante gue. Gue harus cegah sebelum hal buruk menimpa sahabat gue. Harus"gumamnya lalu meraih ponsel, kunci mobil dan jasnya dan beranjak keluar ruangan menghiraukan teriakan sekretarisnya bahkan kini ia berlari menuju parkiran dan masuk kedalam mobil dan tak mau membuang waktu ia langsung melesat pergi menuju tempat tujuannya




***





"Inessa"

"Tante Ines"

"Iyaa ini aku, apakabar Reva dan apa kabar Bisma ? Waah sepertinya aku ketinggalan banyak info yaa. Aku tak menyangka sekarang kalian terlihat kompak sekali padahal dulu setauku kamu sama sekali tak mau anak pemakai tongkat sanggahan ini menjadi bagian dari keluargamu, Reva Wijaya"ujar Tante Ines tersenyum sinis membuat Tante Reva menggeram kesal sedangkan Bisma terpaku. Ia menggenggam erat tongkat penyangganya, rasa takut yang telah hilang kini mulai menyeruak memenuhi rongga dadanya menyebabkan rasa sesak didadanya

"Apa maumu ? Tolong jangan ganggu keluargaku lagi"ujar Tante Reva menatap tajam wanita sebayanya yang kini berdiri angkuh dihadapannya

"Oh tenang saja Reva, aku tidak mengganggumu justru aku ingin memberimu bantuan. Jangan lupa sekarang kita patner dan aku menanam saham terbesar diproyek barumu, ingat itu"ujarnya menyeringai membuat Tante Reva membeku dan tubuh Bisma mulai bergetar hebat

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang