BAB 82

973 36 2
                                    

•••••••••••

gommene kalo ngaret banget :(
ini lanjutannya, semoga suka yaa Minna-san :)

Happy Reading

•••••••••••

Maura sedari tadi mendengus kesal karna sang ayah mengikutinya bahkan kini pipinya mengembung kesal karna risih

"Papa sampai kapan ikutin Maura ?"ucapnya seraya menghentikan langkahnya dan sukses membuat cengiran lebar sang Papa

"Hehe Papa hanya mau memastikan kalau putri kecil Papa baik2 saja, abis kamu galau banget keliatannya"ujarnya seraya menarik pelan pipi putrinya yang sedang mengembung itu membuatnya gemas, maura berdecak

"Nah sekarang Papa udah liat sendiri kan Maura baik2 aja, jadi berhenti ikutin maura. Maura risih Pah"rengeknya, Om Bagas menghela nafas

"Oke kalau begitu biarkan Papa temani kamu dan tidak ada penolakan"ujarnya tegas seketika membuat Maura mengerucutkan bibir mungilnya

"Dasar Ayah egois"gumamnya saat sang ayah menyeretnya menuju ruang rawat Nayla

"Papa dengar itu Little Princess"ucap om bagas membuat gadis manis itu menggerutu

Sesampainya disana, Maura mematung mendapati pemuda yang kini menjadi Mantannya itu tengah tertunduk lesu dikursi tunggu. Om Bagas yang melihatnya tersenyum kecil lalu menggiring sang putri mendekat kearah pemuda manis itu

"Ilham"

"Om Bagas, emb Maura"ujar Ilham terkesiap kala mendapati pasangan ayah dan anak ini berdiri dihadapannya lalu mempersilahkan keduanya duduk

"Ada apa dengan Nayla ? Mengapa kamu menunggu diluar ?"tanya Om Bagas saat ia duduk disisi Ilham disusul Maura, Ilham menghela nafas

"Naya anfal Om dan sekarang sedang ditangani Dokter"ujarnya, Om Bagas mengangguk paham lalu melirik putrinya yang tertunduk lalu membisikkan sesuatu membuat putrinya itu tersenyum walau terkesan terpaksa itu


ceklek


Ketiganya terkesiap saat mendapati pintu ruangan itu terbuka dan mereka mendekati pria berjas putih yang berdiri diambang pintu

"Bagaimana kondisi teman saya Dok ? Dia baik2 sajakan ?"tanya Ilham tak sabar, sang Dokter menghela nafas

"Kondisinya mulai stabil walau masih melemah, sebaiknya jangan terlalu membuatnya shock karna itu akan membuat kondisinya semakin buruk. Sebaiknya kamu temui sepertinya Nona Nayla ingin bicara hal serius denganmu"ujarnya seraya menepuk pelan pundak Ilham, Ilham mengangguk lalu berlalu masuk sedangkan Om Bagas dan Maura memilih kembali duduk dikursi tunggu dan sang Dokter kembali melanjutkan aktivitasnya menangani pasiennya yang lain.

Sesampainya didalam Ilham langsung mendekati ranjang rawat dan duduk dikursi disisi ranjang rawat, menatap Nayla yang tengah tersenyum kearahnya

"Gimana ? Masih ada yang sakit ?"tanyanya, Nayla menggeleng dan tersenyum

"Engga, aku sudah baik2 saja"ujarnya, ilham menghela nafas lega lalu keduanya terdiam


hening

"Ham, bisakah kamu membawa Maura kesini ? Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian"ujarnya, Ilham terdiam sesaat dan mengangguk lalu keluar ruangan membuat gadis cantik itu menyernyit namun sedetik kemudian ia mengulum senyum kala mendapati gadis manis masuk beriringan bersama Ilham

"Apa kabar Kak Nay"ujarnya, Nayla tersenyum dan melambaikan tangannya lalu keduanya mendekat kearah ranjang rawat dan duduk bersisian

"Aku baik seperti yang kamu lihat, maaf Kakak membuat kamu khawatir"ujarnya tak enak, Maura hanya tersenyum tipis dan menggeleng

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang