BAB 36

2.2K 71 5
                                    

•••••

Happy Reading, Minna-san

•••••••••

Disisi lain, diluar ruang rawat bisma tepatnya diujung koridor om bagas dan morgan terduduk diam di kursi tunggu. Belum ada percakapan diantara keduanya hanya helaan nafas om bagas yang terdengar

"pah, ada apa sih kayanya serius banget ?"tanya morgan mengawali obrolan, om bagas menghela nafas menatap lekat putra keduanya itu

"ada yang ingin papa tanyakan sama kamu"ujarnya, morgan menyernyit
"tentang apa pah ?"tanyanya, om bagas menghela nafas berat

"apa kamu yang memukuli bisma di depan kediaman keluarga praditha ?"tanyanya, morgan terdiam lalu tertunduk

"maaf pah"ujarnya pelan, om bagas mengepalkan tangannya kuat menahan emosi yang mulai tersulut

"kamu keterlaluan morgan ! Papa kecewa"sentaknya seraya mencengkram bahu anaknya kuat

"maaf pah, waktu itu morgan lepas kendali. Morgan engga tau bakal seperti ini akhirnya"lirihnya, om bagas tersenyum kecut lalu melepaskan cengkramannya

"kamu tau apa akibat dari luka pukulan itu ? Adikmu akan selalu muntah darah ketika menerima asupan makanan karna lambung dan ususnya mengalami luka yang cukup parah akibat hantaman keras"ujarnya, morgan terperanjat, nafasnya tercekat mendengar penuturan ayahnya tentang adik laki2nya itu

"papa bohongkan ?"ujarnya tak percaya, om bagas menghela nafas

"untuk apa papa berdusta tentang hal serius seperti ini ? Papa mengetahui ini semua dari Dr. Ridwan, dokter yang menangani adikmu itu"ujarnya, morgan menggeleng lalu mengusap wajahnya kasar

"mama tau soal ini pah ?"tanyanya, om bagas menghela nafas dan menggeleng

"tidak, papa belum memberitahukan hal ini pada mama kalian. Papa takut itu akan membuat mama kalian bertambah syok"ujarnya, morgan menunduk dalam

"maaf pah"lirihnya, om bagas menghela nafas lagi seraya tersenyum tipis lalu menepuk2 bahu sang putra.
Morgan mendongak menatap sendu ayahnya dengan matanya yang memerah menahan tangis

"sudahlah, maafmu takkan merubah apapun. Lebih baik kita memperbanyak berdoa kepada tuhan agar adikmu bisa melewati semua ini, jika kondisinya tetap seperti ini papa dan mama akan membawanya ke jerman, disana bisma bisa mendapat penangan medis lebih baik"ujarnya seraya tersenyum tipis, morgan mengerut sesaat

"ke jerman pah ?"tanyanya, om bagas mengangguk

"sebaiknya kita kembali keruangan adikmu, sudah terlalu lama kita disini nanti mama khawatir dan morgan tolong kamu jangan menunjukkan wajah sedihmu didepan mereka terutama bisma karna itu akan memperburuk kondisinya. Bersikaplah seperti halnya kamu tak tau apa2, mengertikan maksud papa ?"ujarnya, morgan mengusap wajahnya lalu mengangguk pelan membuat sang ayah tersenyum lalu keduanya mulai melangkah pergi menuju ruang rawat bisma

***

Diruang rawat anggrek, om ardan masih saja membujuk tante amel agar mau makan namun wanita cantik itu terus menolaknya dan lebih memilih menangis seraya terus menggenggam erat tangan sang putra bungsu yang masih belum membuka mata

"mah ayolah, sedikit saja"bujuk om ardan, tante amel menggeleng

"mama tak lapar pah, mama cuma mau adek hiks"isaknya pelan, seraya mengecup tangan putranya itu

"iyaa papa tau mah, tapi mama harus makan. Mama mau adek marah kalo tau mamanya bandel seperti ini hem ?"ujarnya, tante amel menoleh dan tersenyum kecut

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang