BAB 101 "Memahami Rasa"

1.1K 42 4
                                    

••••••••••

Tinggalkan Jejak anda

Happy Reading, Minna-san

••••••••••••

Kini Bisma sudah diijinkan pulang karna kondisinya sudah dinyatakan membaik oleh Dokter, kali ini ia hanya ditemani oleh Dina yang tengah membereskan semua barang bawaannya karna keluarganya yang lain sedang sibuk.

Ia duduk seraya mengamati kegiatan gadis cantik yang berdiri tak jauh dari ranjang rawatnya sesekali tersenyum samar

"Nah udah selesai, sekarang waktunya kita pulang"ia terkesiap mendengar suara lembut istrinya lalu dengan cepat meraih tongkat sanggahannya lalu turun perlahan dari ranjang rawatnya dan melangkah duluan mendahului sang istri yang menatapnya sendu.

"Sampai kapan kamu akan bersikap dingin seperti ini sama aku, Bii"


Kusadari kesalahan ini yang membuat segalanya galau jadinya
Oh kasihku kuharap kau mau memaafkan, menerima pengakuanku
Jangan kau diam lagi, tak sanggupku menahan
Bicaralah kau sayang, jiwa ini tak tenang..
(Cinta Jangan Kau Pergi-Vidi Aldiano)

Kini keduanya sudah berada dimobil dan duduk beriringan namun keduanya hanya terdiam, Bisma memilih memainkan rubik miliknya selama perjalanan sedangkan Dina memilih melihat keluar jendela membuat kecanggungan menyelimuti keduanya.

Tak lama berselang keduanya telah sampai dikediaman adithama dan beranjak keluar dari mobil. Masuk kedalam rumah tanpa suara, Bisma berjalan duluan meninggalkan Dina yang membawa tas miliknya menuju kamar dan merebahkan tubuhnya yang lemas.

Maaf, maafkan diriku yg tlah membuat hatimu terluka
Hanya kau cintaku kutak pernah fikir tuk pergi darimu
Walau hanya sekejap saja...
(Maafkan-Rio Febrian)

***



"Lho Mah, koq Dina udah jam segini masih dirumah ? Kan engga lagi sama Bisma, apa engga papa kalo menginap disini ?"tanya Om Fahmi heran seraya memandang sang putri yang tengah asyik menonton tv diruang tengah rumah keluarganya itu, Tante Intan menghela nafas

"Udahlah biarkan saja, daripada dia nangis terus disana ups"ujarnya keceplosan, kedua tangannya menutup mulutnya saat sang suami menatapnya penuh selidik membuatnya menelan salivanya kasar

"Maksud Mama ? Mereka menyakiti putri kita begitu ? Tidak bisa dibiarkan"ujar Om Fahmi marah, Tante Intan menghela nafas seraya menggenggam tangan suaminya menenangkan

"Bukan itu maksud Mama, mereka sama sekali menyakiti putri kita tapi ia punya sedikit masalah dengan Bisma jadinya ia disini untuk menenangkan diri. Kamu tau gimana kondisi menantumu itukan jika merasa marah dan tertekan dia akan drop kembali dan semakin memperburuk kondisinya, kita tidak mau itu terjadi bukan ? Jadi biarkan saja Dina disini, bukannya kita juga merindukannya"jelasnya, Om Fahmi menghela nafas dan mengangguk paham menatap prihatin kearah putrinya yang sedang tertawa melihat tontonan komedi di tv flat besar mereka.





***


"Ehem, malem2 ngelamun dikolam renang. Kerasukan baru tau rasa lo"tegur Morgan seraya menepuk pelan pundak sang adik, Bisma terkesiap dan tersenyum mempersilahkan kakaknya duduk disampingnya

"Ada masalah apa ? Mau cerita ?"tanyanya, Bisma menggeleng

"Ah engga koq Kak, engga ada masalah apa2"elaknya seraya mengalihkan pandangannya kearah lain, Morgan tersenyum

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang