BAB 40

2.4K 82 2
                                    

•••••••

Silahkan tinggalkan jejak
Hargailah, yaa minimal 100rb lah buat beli kuota :v

Happy Reading, Minna-san

••••••••

pagi menyapa, sinar mentari merambat masuk melewati celah kecil jendela mecoba membangunkan orang2 yang masih terlelap tak terkecuali pemuda tampan bertongkat itu.
Ia mulai membuka perlahan matanya yang terasa berat, ia mencoba bangkit namun tubuhnya terasa berat seperti tertimba beban berat.
Ia terkesiap saat mendapati tangan melingkar diperutnya namun sedetik kemudian terukir senyum tipis dibibirnya yang masih memucat itu saat tau kalau sang mama semalaman memeluknya, ia mencoba menyingkirkan lingkaran tangan itu namun lingkarannya malah semakin kuat. Ia mengerut bingung

"sudah tidur saja lagi, ini masih pagi sayang biarkan mama memeluk lebih lama putra mama yang tampan ini"bisma terkesiap mendengar ucapan sang mama yang masih terpejam itu, lalu menghela nafas pasrah namun ia tak sengaja terbatuk membuat sang mama berlonjak bangun dan memandangnya cemas

"sayang, kamu tak apa nak ?"tanyanya cemas, bisma tersenyum dan menggeleng lalu bangkit dari tidurnya

"selamat pagi mamaku yang cantik"sapanya dengan suara pelan pada sang mama, tante reva tersenyum

"selamat pagi juga putra mama yang tampan, perutnya masih sakit tidak ?"tanyanya seraya mengusap lembut pipi putranya, bisma menggeleng

"engga koq, udah engga sakit. Maaf yaa bisma udah bikin kalian semua panik"sesalnya tante reva tersenyum seraya menjawil pelan hidung mancung putranya

"engga papa sayang, yasudah mama ke kamar yaa mau lihat papa sudah bangun atau belum sekalian cek kakak2 dan adik kamu juga oke"ujarnya seraya mengikat rambut panjangnya dan mengecup pipi bisma sekilas lalu beranjak pergi.

Bisma tersenyum lalu mencoba beranjak dari ranjang dan meraih tongkatnya yang disandarkan disisi ranjang namun sulit karna terhalang tiang infusnya, ia terus mencoba meraihnya dan akhirnya berhasil.
Ia mencoba berdiri namun tubuhnya sangat lemas sehingga membuatnya terduduk kembali keranjang

"duh lemes banget, tapi aku udah kebelet nih engga tahan pengen pipis"gumamnya seraya menggigit bibir bawahnya menahan hasratnya untuk buang air kecil

"kenapa adikku ? Koq dari tadi gue liat lo berdiri terus duduk berulang2 gitu hem ?"tanya rafa yang baru saja masuk kamar adiknya itu

"emb aku kebelet kak tapi kaki aku lemes banget jadi kaya gini deh"ujarnya lesu, rafa tersenyum

"yaudah sini gue papa kekamar mandi"ujar rafa seraya memapah adiknya, bisma hanya menurut saja.

Sesampainya disan bisma langsung masuk untuk menuntaskan hasratnya sedangkan rafa menunggu diluar kamar mandi, tak lama bisma keluar seraya tersenyum lebar

"udah lega sekarang ?"tanya rafa, bisma mengangguk

"yaudah yuk gue papah keranjang lo biar lo bisa istirahat lagi, biar cepat pulih"ujarnya, bisma mengangguk membiarkan sang kakak memapahnya

"yaudah gue keluar yaa, kalo perlu apa2 panggil kita aja oke"ujarnya lalu pergi keluar

"yaah diinfus lagi hem"

"kapan yaa tangan ini engga dihiasi infus pffft"gumamnya seraya menatap selang infus yang menancap dipergelangan tangannya itu

"selamat pagi bisma"bisma terkesiap mendengar namanya dari suara cempreng seseorang, ia menoleh cepat mendapati seorang gadis cantik berambut panjang kecoklatan tersenyum lebar

"mauren"

"iyaa ini gue, kaget yaa lo haha. Gue disuruh sama ayah kesini buat lepas infus lo dan menggantinya dengan yang baru"ujarnya seraya memposisikan dirinya duduk disisi pemuda tampan itu

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang