BAB 24

2.4K 70 3
                                    

•••••

Voment yaps :)

Happy Reading

•••••••

"gue kangen kalian guys, terutama lo bis. Tapi rasa sakit ini terlalu dalam, setiap gue melihat wajah lo buat gue ingat sama bunda dan itu semakin buat gue marah sama lo. Maafin gue, gue belum bisa menerima lo lagi"lirihnya seraya mengusap pelan foto yang berada digenggamannya itu, airmatanya kini mengalir deras dipipinya

"andai kejadian itu engga pernah terjadi, andai bukan lo yang jadi pendonor organ hati nyokap gue bis dan buat bunda gue tinggalin gue sendirian buat nyusul ayah mungkin kita masih sama2 sekarang, bunda salah keputusan dicky ini ? Dicky butuh bunda hiks dicky kangen bunda hiks hiks"lirihnya dalam hati, ia memejamkan matanya berharap rasa sakit yang kini menyesakkan dadanya itu seraya memeluk erat frame foto ia bersama kedua sahabatnya semasa remaja.

*****

Kini waktu sudah menunjukkan jam 6 pagi, semua orang mulai melakukan rutinitas hariannya seperti biasa namun beda dengan gadis berambut sebahu ini ia malah baru memejamkan dan mulai terlelap setelah semalam mencari pangeran bintangnya dimobil.
Reza yang kini kembali berada dikursi kemudi hanya tersenyum tipis seraya menaikkan jaket yang ia sampirkan ketubuh mungil itu sampai bahu

"udah jam 6, balik kerumah sakit aja deh sekalian cek kondisi ilham nanti siang baru cari lagi. Hem pasti cape banget deh semaleman nyetir nyari pangerannya sampe pulas gini tidurnya, jangan sedih lagi yaa sepupuku yang cantik gue janji secepatnya kita bakal ketemu sama pangeran bintang lo itu. Gue janji"ujarnya pelan seraya merapikan rambut dina yang menutupi wajahnya cantik sepupunya itu, dina yang merasa terusikpun kini mulai mengerjapkan matanya perlahan lalu menguceknya mencoba membiasakan pandangannya

"hoam udah pagi yaa, duh pegel semua badan gue"gumamnya seraya meregangkan badannya yang terasa sedikit pegal itu, reza yang melihatnya hanya tersenyum

"selamat pagi putri bulan"sapanya ramah, dina menatapnya lalu tersenyum

"sorry yaa za gue ketiduran tadi ngantuk banget soalnya hehe"ujarnya, reza mengangguk

"gapapa koq gue yang harusnya minta maaf karna biarin lo nyetir, maaf yaa din"ujarnya, dina hanya tersenyum

"emb din kayanya kita balik dulu aja deh kerumah sakit, nanti siang atau sore baru kita cari lagi terus gue juga laper nih belum makan dari semalam hehe"ujarnya seraya tersenyum lebar, dina menghela nafas lalu mengangguk

"yaudah za kita balik aja, lagipula gue juga laper"ujarnya, reza tersenyum lalu melajukan mobilnya berbelok arah melesat pergi menuju rumah sakit tempat adik bungsunya dirawat ~

*****

Disisi lain, om bagas yang tadi pergi kekantin untuk sarapan kembali masuk ruang rawat melati itu.
Pria paruhbaya itu mendekat perlahan menuju ranjang rawat sang putra yang terbaring lemah, disana ada sang istri yang terlelap seraya menggenggam erat tangan kurus bisma.
Ia memandang sendu keduanya tangannya terulur pelan mengusap rambut panjang sang istri dengan lembut, seraya menahan laju airmatanya yang tertahan dipelupuk mata.
Tante reva yang merasa terusik kini mulai membuka matanya dan menegapkan tubuhnya menoleh kearah om bagas yang tersenyum tipis, ia hanya memandang sekilas lalu beralih menatap sang putra yang masih saja setia memejamkan matanya itu.
Airmata yang sempat mengering itu kini mengalir lagi, hatinya masih terasa ngilu melihat putranya yang masih saja enggan membuka matanya

"mah, sarapan dulu yuk tadi papa belikan bubur dikantin rumah sakit. Mama makan yaa dari semalam mama belum makan apa2"ujar om bagas lembut, tante reva tak menyahuti ucapannya masih diam seraya menggenggam erat tangan putra malangnya itu

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang