BAB 1 |Bertahan|

8.7K 218 16
                                    

Happy Reading Minna!

**

Bisma POV On

Hari ini Aku datang kembali ke rumah setelah hampir satu bulan Aku tak datang karena suatu hal, jangan tanya tentang hal itu karena tidak penting. Seperti biasa Aku bertandang kerumahnya dengan membawa sebuket kecil bunga lili, dengan senyum mengembang ku mulai melangkahkan kakiku yang disanggah tongkat perlahan. Aku tetap tersenyum saat penjaga keamanan rumah mewah ini menatap tak suka tapi Aku acuh saja bahkan ku berani kan diriku duduk bersisian dengannya menunggu gadis manis sebahu yang belum menampakkan diri

"aduh si Adek ini, kirain kejadian sebulan lalu bikin ade kapok eh ternyata malah kesini lagi"ujarnya hanya tersenyum tipis dan reaksiku membuatnya mendengus kesal.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya yang ku tunggu keluar dari rumah bernuansa klasik itu, dia sangat manis hari ini dengan dress baby blue selutut, sepatu dengan warna senada serta rambut sebahunya yang dibiarkan tergerai indah menambah pesonanya. Aku tersenyum lebar kemudian melangkah mendekatinya dan tak mengindahkan teriakan frustasi dari pak asep sang satpam. Mataku hanya tertuju padanya ku genggam erat buket bunga lili yang akan kupersembahkan untuk gadis istimewaku, putri bulan

"selamat pagi Putri Bulan, lama tak bertemu"ucapku, ramah Dia terkesiap dan membalikkan tubuhnya lalu menatapku aku tersenyum

"ck, lo lagi lo lagi engga aus apa gangguin gue. Gue kira sebulan engga muncul lo udah jera ternyata engga sama sekali, mau apa lo kesini ? Udah ah mending pulang yaa gue lagi males marah2 mood gue lagi baik jadi jangan rusak"ujarnya, Aku menghela nafas

"Aku kesini cuma mau ngasih ini koq, bunga lili buat Putri Bulan"ucapku, seraya tersenyum Dia memandang datar kearahku dan menerimanya aku tersenyum lebar

"thanks, bunganya bagus tapi lebih bagus kalo gue injek"ujarnya, seraya tersenyum sinis senyumku luntur aku menatap nanar bunga lili yang kini sudah tak berbentuk lagi

"kenapa koq sedih gitu ? Bagus tau bunganya kalo ditaro dibawah terus diinjek gitu haha"ujarnya, seraya tertawa aku hanya diam menatap sendu kearah bunga lili itu, nasibnya yang sama dengan hatiku yang mulai retak

"denger yaa pincang, guekan udah pernah bilang gue itu engga suka bunga lili apalagi yang ngasihnya cowok bertongkat macam lo dan ini untuk terakhir kalinya yaa gue peringatin sama lo nama gue dina bukan putri bulan lo dan berhenti samain gue dengan teman masa kecil lo itu karna gue sama dia itu beda dan satu lagi berhenti ganggu gue, kalo engga mau hidup lo berakhir ditangan cowok gue, ngerti !"sentaknya keras seraya menatapku tajam dan aku membalasnya dengan senyuman tipis kala melihatnya menggeram tertahan

"mungkin menurut kamu, kamu dan putri bulan itu beda tapi bagiku kalian adalah orang yang sama. Kalung ini buktinya"ujarku, Ia tergelak sesaat lalu menatapku sinis

"oh kalung bintang itu ? Bukti apa coba? Gue itu nemuin kalung itu dikamarnya cowok gue, karna bagus gue pake aja. Engga mungkin kan putri bulan lo cowok ? Parah banget kalo iya selain fisik lo engga normal ternyata jiwa lo juga menyimpang, prihatin gue"ujarnya, Aku terdiam seraya meresapi ucapannya apa benar ini bukan miliknya ? Tapi mengapa hatiku begitu yakin ? Lalu kenapa kalung bintang ini ada pada... Kak Morgan ????

Bugh

Belum sempat aku bertanya padanya ada seseorang yang menghantam wajahku membuatku tersungkur, aku meringis tertahan menyeka sudut bibirku yang robek mataku membola kala mendapati seorang pemuda berdiri disamping putri bulan menatapku tajam seolah ingin menelanku bulat2

"apakabar anak cacat ? Lama yaa tak bertemu, gue kira lo udah nyerah ternyata lo masih punya nyali juga"ujarnya, sinis aku menelan salivaku kasar seraya menunduk tak berani membalas tatapannya aku hanya bisa berdoa dalam hati agar aku bisa selamat dari cengkaramanya

"yaa Allah, tolong bisma"
brakkkk

"aaargh"

Bisma POV End

"kenapa ? Sakit yaa ?? Ayo dong lawan gue, ahh payah banget sih jadi saingan katanya mau putri bulan perjuangin dong kalo lo emang punya nyali"ujar pemuda tegap itu seraya mencengkram kerah kemeja pemuda dihadapannya yang kini mulai terkulai lemas itu, ia kembali menghujami tubuh lemah itu dengan berbagai pukulan tak peduli dengan luka2 yang sudah diterhias diwajah pemuda itu. Ia pukuli wajah, perut, dada semuanya tubuh pemuda itu tak luput dari pukulan kerasnya

"ampunnnh kak, ampuunhh"erang bisma memohon agar tak lagi dipukul, bukannya iba pemuda tegap itu malah semakin beringas memukulinya makan berkali2 ia menghempaskan tubuhnya dan membenturkan kepalanya ke tembok pagar

"ampunnhh kak sakittthh"

"apa ? Sakit yaa ?? Yaudah tunggu bentar yaa gue mau kasihpenutupnya dong biar enak. Siap2 yaa"

"jangan kak ampunnh"

"aaargh"

Bisma menjerit keras kala kedua kaki yang kini berada di dada dan kaki kirinya dan menekannya kuat tanpa ampun
uuek uueek

"gan udah, gan. Dia udah kesakitan"

"belum sayang, kamu diam aja disitu aku masih belum puas sama anak cacat engga tau diri ini"

"tapi gan, udahlah biarin aja dia udah payah tuh mending kekampus aja yuk"

"ssst,kamu diema aja deh.liat dan perhatikan"

TBC

A/n: hah akhirnya bisa dipost disini juga, ini karya pertama aku semoga suka kalo bisa siapin tisu sama bakiak kalo enek sama saya hehe. makasih sebelumnya tinggalkan jejak yaa nanti saya teror lho pake surat cinta haha

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang