BAB 25 "Gue Kecewa Sama Lo, Rangga

2.6K 76 3
                                    

•••••

Silahkan bubuhkan corat coret anda dikomentar :v

Happy Reading, Minna-san :))

••••••••

"lho rangga, lo ngapain disini ?"tanya, rangga mendengus kesal

"aduh raf lo tuh gimana sih jalan engga fokus gitu, bokong gue sakit bego !"dumelnya kesal, rafa tersenyum kikuk

"sorry deh gue kan engga sengaja. Oiya lo belum jawab pertanyaan gue tadi, lo ngapain disini ?"tanyanya, rangga menghela nafas

"iyaa dah serah lo, ilham kambuh lagi kemaren. Lah lo sendiri ngapain disini ? Maura kambuh lagi ?"tanyanya balik, rafa terdiam lalu menggeleng pelan. Pemuda berpipi tembem ini menyeryit

"terus siapa ? Morgan ? Tante reva ? Atau om bagas ?"tanya lagi, rafa tetap menggeleng

"ihh lo kenapa sih dari tadi geleng2 mulu sawan lo ? Jawab aja sih ribet amat. Rafa adithama engga mendadak jadi bisukan ?"ujarnya kesal, rafa menghela nafas berat seraya menatap rangga yang menatapnya penuh selidik

"bisma"ujarnya pelan, rangga terkesiap lalu memandang tak percaya kearah pemuda sipit itu

"jadi lo semaleman nunggu si anak cacat itu disini ? Sungguh mengejutkan"ujarnya seraya menggeleng, rafa tersenyum kecut mendengar ucapan rangga. Sudah ia duga bahwa rangga akan beraksi seperti ini

"kenapa lagi tuh anak cacat ? Penyakitnya kambuh lagi ? Yaelah mau mati aja banyak gaya nyusahin banget. Lo lagi raf kerajinan banget bawa dia kerumah sakit segala cuma buang2 waktu tau engga, mati mah mati aja lagipula engga ada yang peduli juga dia akan emang bukan anak yang diharapkan udah cacat, penyakitan, pembunuh lagi. Kalo gue jadi lo udah gue buang kejurang biar dia lebih cepat enyah keneraka daripada dia disini cuma jadi benalu haha miris"ujarnya seraya tertawa, rafa tercengang mendapati reaksi sahabatnya itu.
Hatinya terasa terkoyak mendengarnya ada yang patah disana, ia memang dulu tak pernah peduli jika rangga menghina adiknya yang malang itu tapi kali ini entah mengapa ucapan rangga kali ini seperti tombak yang menancap jantungnya dan itu sakit sekali.
Pemuda sipit itu memicing tajam kearah rangga membuat pemuda sipit itu menyeryit bingung

"lo kenapa raf ?"tanyanya dan

bugh bugh

"awsh raf lo apa2n sih ? Sakit bego !"sentaknya tak terima kala rafa mendaratkan pukulan keras dipipinya dan membuat pipinya membiru

"kenapa sakit ? Itu engga sebanding sama rasa sakit hati gue karna ucapan lo, dan lo harus membayar mahal akan hal itu keparat"sentak rafa tak kalah keras dan

bugh bugh bugh

Rafa terus melayangkan bogeman mentahnya pada pemuda yang kini tersungkur itu dan membuat pipi putihnya kini penuh luka

"raf, lo kenapa sih ? Ada yang salah hah ? Emang kenyataannya si cacat itu bakal mati ! Jadi lo engga perlu buang2 waktu lo"ujarnya seraya menatap sinis membuat amarah pemuda sipit itu semakin meninggi

"brengsek ! Lo aja yang mati sana!"ujarnya seraya terus memukuli rangga dengan agresif membuat pemuda itu mengerang keras menahan sakit

"rafa hentikan"

*****

Berbeda ditempat lain, dina dan reza telah sampai kembali kerumah sakit dan berjalan perlahan menuju ruang rawat ilham.
Tak ada percakapan diantara keduanya, mereka berjalan gontai menyelusuri lorong koridor yang masih sepi itu

"udahlah din, jangan sedih gitu kan nanti siang kita cari lagi. Senyum dong"ucap reza seraya merangkul sepupunya itu, dina menoleh seraya tersenyum kecil lalu menyendu lagi membuat pemuda tampan itu menghela nafas namun saat dibelokan koridor langkah keduanya tiba2 terhenti, mata keduanya membola melihat pemandangan tak mengenakkan yang terlihat oleh matanya lalu berlari menghampiri tempat yang kini terlihat gaduh itu ~

Kisahku | Pengorbanan Cinta |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang