Chapter 8

414 41 42
                                    

Classy's P.O.V

"Itu bukan urusanmu." Ia mengeluarkan sifatnya yang paling kubenci, ketus dan dingin. Walaupun terkadang kata-katanya sedikit menusuk.

Aku mendecak kesal."Itu tentu urusanku."

"Jangan membantah!" Apa?! Ia membentakku? Tetapi mulutku terasa kelu untuk mengeluarkan suara, kerongkonganku tercekat.

"Satu lagi, jangan pernah mencampuri urusanku lagi! Kau kira aku tak tahu, kalau kau mencoba membuka surat itu?" Surat? Oh! Surat yang bertuliskan nama mamaku disana? Bagaimana dia bisa tahu? Dia masih sakitkan?

"Tak kusangka, benar, bukan? Kau kikuk." Ucapnya lagi, itu tepat sekali dihatiku, kau menusuknya, Harry!

"Benar bukan?" Ucapnya lagi, aku masih tetap bungkam.

"Semua tentangku dan urusanku, itu bukan urusanmu."

☮ ☮ ☮ ☮ ☮ ☮

Seperti sebelumnya, aku hanya berdiam diri dirumah, ya rumah, setelah ia sembuh, ia membawaku kerumah tua nan jelek, berbeda dengan sebelumnya. Lantai berdecit, dinding yang rapuh, perapian yang berdebu, dan ditengah hutan!

Mengerti?

Sebenarnya, Harry tak bertindak kasar, hanya saja ia lebih cenderung ketus, itu benar-benar menyiksaku.

Oh, tidak aku tak mencintainya, jangan berprasangka buruk seperti itu.

Cukup menyebalkan tinggal dan hidup bersamanya! Aku sering sekali olahraga jantung karenanya, ia seperti akan menerkamku, kalau aku berbuat satu masalah, seperti pagi ini.

Aku Bangun terlalu pagi hari ini, aku sangat lapar karena dari tadi malam aku tak mendapat jatah makan malamku. Kau mengira ini ulah Harry? Benar sekali!

Aku menuruni tangga yang juga berdecit, semua yang berada dirumah ini berdecit bukan?

Akupun mulai menyiapkan makanan untukku sendiri.

Telur, sosis, dan susu. Cukup? Oh! ini bahkan lebih dari cukup, sangat cukup. Kalian bingung mengapa makanan itu sudah membuatku kenyang? Karena aku model, bukan?

Belum saja aku menyuapkan makanan kembali, terdengar derapan kakiku seseorang yang mulai mendekat. Orang yang dimaksudpun duduk didepanku, dengan tatapan tajamnya, Ia mulai marah, api besar keluar dari kepalanya.

"Sudah berani makan sendiri eh? Makan tanpaku?" Aku masih tak berkata-kata.

"Jawab aku!" Bentaknya lalu menggebrak meja kayu yang rapuh itu, untung saja meja itu tak terbelah.

"Iya, aku bangun terlalu pagi, dan aku kelaparan karena kau tak memberiku jatah makan malam." Ucapku pelan, kalau saja kalian berada diposisiku, aku yakin kalian akan kabur. Kalian bertanya mengapa aku tak kabur? Karena ada sesuatu yang mendorongku harus tetap berada disini.

Ia berjalan kearahku dengan langkah cepat lalu mencengkram tanganku secepat kilat.

"Kau tak sopan." Ia semakin mengencangkan cengkramannya, iapun berlalu pergi.

"Apa yang salah?" Ucapku lebig kepada diriku sendiri.

Hanya masalah kecil bukan?

Dan saat 2 hari lalu, ia membentakku, dan mencengkram tanganku kuat, jadilah membiru tanganku.

Pagi itu, aku berjalan santai--mungkin olahraga-- disekitar rumah--lebih tepatnya diantara pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Aku mengendap-endap agar bisa keluar, sejujurnya Harry telah melarangku, aku berani melakukan itu karena ia sedang keluar, dan bisanya sangat lama.

Pagi ini, cenderung lebih dingin dari biasanya, bahkan tulang-tulangku dapat merasakannya, tetapi ini terasa segar, daripada aku harus berada didalam rumah yang mengerikan, ya walaupun ada beberapa penjaga.

Decitan pintu terdengar olehku, begitupun dengan decitan lantai kayu yang kupijak.

Aku merasakan seseorang mencengkram salah satu tanganku, dengan sangat keras. Hingga aku berbalik dengan kasar.

Harry?

Cepat sekali.

Ia menatapku dengan tatapan membunuh."Darimana saja kau?"

Aku merasa seperti maling yang tertangkap basah.

Aish! Mengapa ia pulang cepat sekali?

"Eh? Kau sudah pulang?" Pertanyaan bodoh, memang! Kau mengira aku mengucapakan itu dengan lancar? Aku berharap begitu, tetapi kenyataannya tidak, aku terlalu takut.

"Kau bodoh atau bagaimana sih? hm?" Ia mendecak, dan memutar bola mata dengan malas, seakan-akan aku ini terlalu bodoh untuk mengalihkan pertanyaan.

Karena tak kunjung menjawab, iapun mencengkram tanganku dengan kuat. "Jawab aku!" Bentakkan ke 3 untuk hari ini.

"Aku -a-aku ah!" Aku merasakan sakit dipergelangan tanganku, itu terlalu kuat!

"Harry sa-sakit!" Erangku semakin kuat.

"Jawab aku?!" Ucapnya-ralat bentaknya!

"Ak-aku dari luar, hanya berjalan pagi." Aku menunduk tak sanggup melihat tatapannya yang sungguh tajam dan situasi yang mencekam!

"Sudah berapa kali kutegaskan, jangan pernah keluar dari rumah ini!" Ia terlihat semakin murka dengan semua ini.

"Harry, luk-lukamu belum begitu pulih." Peringatku padanya yanv tak bisa mengontrol emosi itu.

Ia mendekatkan wajahnya ke wajahku."Apa pedulimu?! Persetan!" Lalu ia membemtakku tepat didepan wajahku.

"Kau terlalu egois Harry." Ucapku lemah, apakah ia tak tahu kalau aku ini anak yang cengeng?

"Semua demi kebaikanmu."Ucapnya pelan, sangat pelan, lalu meninggalkanku diambang pintu sendirian.

Ia mempunyai 101 macam sifat, yang takku mengerti. Ia sifatnya selaly berganti-ganti setiap saat, lebih tepatnya tak menentu.

☮ ☮ ☮ ☮ ☮ ☮

"Kau tak keluarkan hari ini?" Setiap harinya, ketika ia pulang, ia selalu menanyaiku, lebih tepatnya menyelidikiku--itupun kalau ia pulang--

"Tidak." Jawabku yang masih menekuk lutut diatas kasur yang bisa dibilang tak nyaman ini.

"Bagus."

"Satu lagi, jangan pernah bertindak bodoh" Sambungnya.

Ck, dia yang bodoh.

"Jangan mengumpat!" Lalu ia membanting pintu dengan sekuat tenaga.

"Menyebalkan!" Aku melempar bantal kearah pintu.

'Secarik kertas?' Pikirku, aku menemukan secarik kertas yang tergeletak dilantaik kayu rapuh ini.

Aku membuka lipatan-lipatan kecil yang membungkus sempurna kertas itu dengan perlahan.

'Tak usah repot-repot melindunginya, aku pasti akan menemukannya. -Z.M.'

☮ ☮ ☮ ☮ ☮ ☮

☮ ☮ ☮ ☮ ☮ ☮

☮ ☮ ☮ ☮ ☮ ☮

Hello Guys!!! Z.M.? Bisa nebak itu siapa? dan apa maunya? bisa tebak? jawab ya!

+14 votes for next chapter !

Jangan lupa tinggalin comments kalian!

Memories Of The Past ║ h.sWhere stories live. Discover now