Chapter 43 : Mahari Yusa

Start from the beginning
                                    

"Mulutmu bisa sangat kasar sekali."

"Aku tidak berniat lembut kepada siapapun." aku mengeluarkan ponsel untuk memastikan sekali lagi. "Kenapa tidak ada titik merah?!" jadi orag itu apa? Musuh? Tentu saja! buktinya dia menyerangku.

aku mengecek bar-ku dan menekan option lainnya yaitu, entrant. Seperti dugaanku, peserta tersisa 16 orang. Satu mati mungkin karena Korune atau mungkin terbunuh oleh semacam mahluk seperti orang itu. tapi aku yakin itu perbuatan Korune

betapa kagetnya aku ketika Korune sudah mengacungkan pistol ke arahku dengan napas tersengal-sengal. Dengan mudah aku menembakkan peluruku ke arah pistolnya hinggal terpental. bisa saja aku menembak pada urat nadinya tapi aku harus urungkan itu saat ini. aku mempunyai alasan membuatnya masih hidup hingga saat ini.

Korune berusaha kabur tapi pistol besarku ini teranjur menembakkan peluru tepat di pergelangan kakinya hingga dia tidak bisa berjalan.

"Mau kabur? Jangan harap." Kuambil pistol kecil itu yang tadi terpental dan mengarahkannya ke kepala Korune. "Mau rasanya mati dua kali di tanganku?"

"Hah? Aku tidak mengira ini akan terjadi lagi."

Aku tertawa puas. "Ini de javu. Tapi tenang, aku tahu bagaimana rasanya nyawamu tercabut. Pasti sangat sakit. Jadi aku akan lebih cepat melakukannya agar kau tidak terlalu merasakan rasa sakit itu terlalu lama."

"Kau tidak akan pernah merasakannya karena kau tidak pernah merasakan kematian."

"Jangan menyimpulkan seperti itu. Aku lebih berpengalaman merasakan kematian dibandingkan denganmu." Tiba-tiba aku membanggakan ketika aku mati dan dihidupkan kembali. Aku tahu rasanya!

"Jadi...tunggu apa lagi? Cepat tembak! Atau kau ingin membuat aliansi denganku?"

"Jangan bercanda dengan sesuatu yang konyol, kawan. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu. Jika kau tidak menjawab, aku akan menembakmu." Kataku dengan lantang dan melanjutkan. "Kau dapat kode, kan?"

"Kode?" katanya.

"Jangan pura-pura bodoh."

"Jadi kau menyelamatkanku karena alasan itu?"

"Cepat jawab!"

"Tidak akan."

"Kau mau mati?!"

"Kau takut aku tidak akan memberitahukanmu?"

"Tidak samasekali." Jawabku santai.

Korune tersenyum sinis. "Bagaimana kau tahu kalau aku mendapatkan kode?"

Aku berdecak. Tentu saja dia membunuh peserta. Setiap membunuh peserta, kita bisa mendapat kode dan tentu saja Korune dapat. Dia sudah membunuh peserta! Tapi aku tidak akan memberitahunya. Biarkan dia menyadarinya sendiri. "Kau tidak perlu tahu alasannya."

"Hah? Jadi untuk apa aku memberitahumu jika kau tidak mau memberitahuku. Atau....kita bisa berbagi informasi. Kau dulu beritahu aku dan setelah itu aku akan memberitahumu. Bagaimana? Bukankah itu adil?"

"Tidak perlu." Jawabku cepat.

"Aku juga sebenarnya tidak terlalu butuh. Aku juga bisa tahu itu nanti. Walaupun begitu, aku sudah dapat informasi yang tepat untuk saat ini. kode itu untuk menghidupkan peserta yang lain bukan? Kenapa kau menginginkan kode itu? Kita di sini bukan untuk berteman jadi untuk apa kau membutuhkan kode itu?"

Aku diam. Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya.

Korune membperhatikanku dan membuat ekspresi tidak percaya. "Sebenarnya siapa yang ingin kau selamatkan?"

Gawat. Dia sudah mulai mencurigaiku. Ini tidak boleh terjadi. Aku tidakboleh membunuhnya tapi....aku sudah menekan pelatuknya. Tapi masih belum membunuhnya.

Tiba-tiba saja aku mendengar suara pistol dikokang, dan aku menoleh ke atas, orang itu tepat berada di atas kepalaku. Aku berlari meninggalkan kotakku dan Korune dan aku berusaha mencari jarak karena pistolku terlalu sulit untuk dibawa. Dia menembak membabibuta

Aku selamat. Aku masi bisa lari darinya.

Aku membawa pistol yang cukup besar itu dan aku keluar dari persembunyianku. pistol itu terdapat sebuah kekeran yang mempermudahku untuk melihat target. Target berjarak cukup jauh. Hujan memang menggangu tapi ini sangat membantu untuk melihat dari kejauhan. Target sudah terkena sasaran dan aku hanya melepas pelatuknya dan gagalterkena sasaran.

"Fokus...fokus...fokus..."

Kucoba lagi dan Berhasil! Peluruku tepat mengenai dadanya dan orang itu menghilang. Tapi ada sesuatu seperti layar kecil dan aku berlari, takut ada sesuatu seperti orang itu datang lagi.

Aku membacanya.

Sebelumnya anda memiliki keuntungan yaitu, bisa hidup kembali apapun itu tapi di sini tidak berlaku lagi. Ketika satu peserta sudah diselamatkan, semua peraturan akan diubah kembali sesuai prosedur. Jadi anda jangan berharap kehidupan yang abadi akan selalu mendampingi anda. Bersiaplah menghadapi musuh yang baru. Kami senang melihat anda menderita.

DAN BONUS! Kode peserta terdapat pada peserta yang lain dan itu MUTLAK.

Dan saat ini keadaaan tidak menguntungkan karena aku sama sekali tidak tahu letak musuh dan seberapa banyak mereka.

Terdapat pilihan share dan delete di bagian bawah kanan. Aku menekan share dan terdapat pilihan foto dan di sana terdapat fotoku dan para peserta yang masih tersisa. Tapi hanya fotoku dan Korune yang menyala yang berarti mungkin aku dan Korune saja yang masih selamat. Jadi aku menekan fotoku sendiri

Clue menghiasi option di barku. Informasi itu kelah kekirim ke bakr-ku.

Setelah itu aku menekan delete untuk menghapus informasi itu di layar iyu dan kemudian layar itu menghilang. Jadi hanya aku saja yang memiliki informasi itu di dalam bar-ku.

aku mengecek bar-ku dan menekan option lainnya yaitu, entrant. Seperti dugaanku, peserta tersisa 16 orang. Satu mati mungkin karena Korune atau mungkin terbunuh oleh semacam mahluk seperti orang itu. tapi aku yakin itu perbuatan Korune.

Kukira Korune sudah mati oleh orang itu tapi ternayat dia masih hidup. Bagaimana bisa dia bisa kabur?

Aku kembali untuk mengecek keadaan Korune tapi dia sudah tidak ada ditempat, hanya ada kotakku yang tadi. Aku membawa kotak itu dan menguti berdak darah yang sudah terbawa oleh air hujan tapi masih terlihat jelas dan jejek itu hilang ketika berada di ujung danau.

"Sial. Dia berhasil hidup. Seharusnya aku habisi dia."

Aku terdiam dan berpikir tentang informasi yang tadi.

"Berarti kode Kano berada di peseta yang mana?"

Life GameWhere stories live. Discover now