Author - Lahirnya Baby Alexa

9K 251 5
                                    

Sudah sembilan bulan baby Alexa bersemayam dalam perut Natasha. Perut Natasha pun terlihat buncit membesar. jalannya pun sedikit kesusahan. Terlalu sering meminta bantuan Alice untuk mengantarnya kesana-kemari. Apalagi sejak Alice memutuskan untuk kuliah di kota dimana Natasha berada.

Suatu ketika, Natasha merasa perutnya begah disertai rasa sakit yang tak bisa ditahannya.

"Kak Natasha, ada apa? Perutmu sakit lagi? Apa mungkin ini pertanda kalo calon keponakanku akan lahir?" tanya Alice gugup.

"Tidak mungkin. Dokter yang kemaren ku datangi, memprediksi kalo baby Alexa lahirnya lima hari yang akan datang. Mana mungkin sekarang?" jawab Natasha merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.

Alice segera menghubungi kakaknya, Alex. Tapi sayang, Alex tak bisa mengadukan masalah yang dihadapi Natasha. Alex sepertinya mematikan ponselnya. Alice hanya mengirim pesan suara untuk Alex.

"Alice, ini sakit. Menurutmu aku harus apa?" keluh Natasha.

"Aduh, Alice juga nggak tau harus gimana. Uhm, baiklah! Aku akan segera bawa Kak Nat ke Rumah Sakit. Eh tapi aku nggak bisa nyetir mobil. Duh, gimana nih? Kak Alex nggak bisa dihubungi juga. Oya, ada Kak Dennis! Aku akan hubungi dia!" seru Alice semangat meski masih terlihat gugup.

Alice segera mencari kontak bernama Dennis di ponselnya. Lalu tekan dial. Tersambung ke Dennis.

"Kak Dennis, aku butuh bantuanmu! Bisa tidak kau datang menjemputku. Aku pastikan ini bukan jemputan kencan. Masalahnya, Kak Natasha kesakitan. Aku tak tau harus gimana. Dia harus dibawa ke Rumah Sakit!" penjelasan Alice.

"..."

"Baiklah. Kami tunggu!"

"..."

Alice menutup panggilannya. Kembali mendekati tubuh Natasha yang sudah terkulai lemas tak berdaya.

"Sabar kakak ipar. Kak Alex sudah aku kirimi pesan. Sepertinya ponselnya sedang tidak aktif. Tunggulah sebentar Kak!" ujar Alice berusaha menenangkan Natasha.

Sesaat kemudian, Dennis pun datang. Alasan dirinya sebagai dokter ataukah memang sangat peduli dengan Natasha, ia begitu sigap dalam penanganan. Ia segera menggendong Natasha menuju mobilnya. Alice pun mengekor di belakangnya. Tak lupa, membawa sebuah tas koper kecil yang dipersiapkan oleh Natasha sebelumnya.

***

"Bagaimana keadaan Natasha, Dok?" tanya Dennis pada dokter yang menangani Natasha.

"Sepertinya Nyonya Natasha harus segera melakukan persalinan. Kami butuh tanda tangan persetujuan persalinan. Ini darurat. Adakah dari kalian yang merupakan keluarga terdekatnya? Anda suaminya?"

"Dokter Yusuf Fadila, sepertinya Anda bercanda! Saya belum menikah. Suaminya..." jawab Dennis bingung.

"Saya suaminya!" seru Alex dari kejauhan.

Alice dan Dennis segera membalikkan badan. Terdapat hawa kelegaan saat Alex sudah tampak di hadapan mereka.

"Baiklah. Silakan segera menuju bagian Administrasi. Persetujuan dari Anda, adalah langkah awal penanganan kami." kata Dokter dan kemudian kembali menuju ruang persalinan.

"Entahlah! Aku tak bisa berpikir lagi jika Alex tak datang saat ini. Bagaimana keadaan Natasha nantinya? Aku sangat cemas." kata Dennis.

"Jadi Kak Dennis masih menyimpan rasa yang sama pada Kak Natasha. Meskipun dia sudah menikah, bahkan sebentar lagi akan mempunyai seorang anak? Masihkan cinta itu demikian kuatnya?" keluh Alice seraya meratapi kesedihan.

Dennis tau bahwa Alice akan berkata seperti itu karena cemburu. Ia pun mendekati Alice dan memeluknya. Tangis Alice pecah dalam pelukan Dennis.

"Kalian???" seru Alex.

Dennis dan Alice gelagapan. Mereka melepaskan pelukan masing-masing.

"Oh, kakak sudah kembali." lirih Alice.

Alex tak berkata apa-apa lagi selain isi hati dan pikirannya yang berkecamuk.

Satu jam kemudian, terdengar suara tangis bayi. Dokter pun keluar dari ruang persalinan.

"Tuan Alex, selamat! Istri anda melahirkan bayi perempuan yang cantik dan sehat. Selamat!" kata Dokter itu.

"Akhirnya... terima kasih, Dok!" kata Alex berlinang air mata.

"Silakan menemui istri Anda. Dia masih sangat lemah. Tapi dia terus menanyakan anda." kata dokter itu.

Alex bergegas menemui Natasha yang terbaring di ranjangnya. Wajahnya masih sangat pucat. Lelah yang bercampur kesakitan.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Alex yang menghujani ciuman di kening Natasha.

"Alex..." lirih Natasha.

"Iya sayang. Kamu jangan banyak bicara dulu. Kamu masih sangat lemah. Oya, putri kecil kita sudah lahir. Lengkap sudah peranmu sebagai istri dan ibu yang cantik!" bisik Alex.

"Dimana dia? Aku mau melihatnya." pinta Natasha.

"Ini dia..." kata perawat yang langsung memberikan bayi kepada Alex.

Alex pun menerima dengan senang hati. Tak lupa, dibisikkan adzan dan iqomad di telinga putri kecilnya itu.

"Putri kecil kita, baby Alexa, sangat cantik. Ini wajahmu. Beruntung aku mendapatkan hadiah seindah ini. Terima kasih sayangku..." kata Alex yang masih menatap gemas pada bayi mungil di gendongannya.

"Akan diberi nama siapa?" tanya Natasha.

"Alexandriana Putri. Bagaimana?"

"Aku suka itu. Nama yang bagus. Nama kita ada di dalamnya." kata Natasha parau.

"Kalian... kebahagiaan macam apa yang hanya dinikmati berdua? Bukankah baby Alexa tak lepas dari pengamatanku? Untuk apa aku di sini jika kehadiranku diabaikan?" kata Dennis pura-pura marah.

"Om Dennis, namaku Alexandriana Putri. Aku akan menjadi gadis yang cantik nantinya. Terima kasih Om Dennis yang ganteng!" kata Alex berusaha menirukan suara anak kecil, bikin gemas seisi ruangan persalinan.

"Aduh, jadi enak nih kalo begini. Mau gendong dong!" kata Dennis.

"Jangan! Kak Dennis belum steril. Kalo Kak Alex kan ayahnya. Jadi gapapa." kata Alice sewot.

"Cailah. Baru jadian sehari, udah protektif aja." ujar Dennis.

"Kalian jadian? Di Rumah Sakit ini?" seru Alex.

"Iya!!" jawab Alice dan Dennis bersamaan.

"Siniin Alexandrianya! Aku mau melihatnya dari dekat!" pinta Natasha.

Alex pun menidurkan bayinya di sebelah tempat tidur Natasha.

"Lihat, betapa kebahagiaan selalu datang di akhir cerita! Perjuangan takkan memungkiri usaha dan doa. Mereka telah berbahagia sekarang." kata Dennis.

"Aku tau itu!" kata Alice.

Kenyataannya, Alexander dan Natasha memang tengah menikmati kebahagiaannya yang ke sekian kali. Kehadiran baby Alexa yang bernama Alexandriana Putri, menambah warna kebahagiaan yang terasa lebih sempurna.

Demikianlah, akhir seulas cerita yang sebenarnya tak ingin berakhir, tapi harus disudahi sampai di sini. Sekian.

Miss HackerWhere stories live. Discover now