Author - Ratapan Natasha

5.1K 226 10
                                    

Natasha masih bersembunyi di kamarnya. Tak mau berinteraksi dengan dunia luar. Selama dua hari ini, dilewatinya dengan ratapan kesedihan. Tangisnya selalu pecah saat kembali mengingat suaminya. Dia belum bisa menerima kenyataan pahit yang menimpanya.

"Natasha!" panggil Mama Alex yang sudah berdiri di sebelah Natasha.

Natasha tak menggubris. Dia masih terdiam dalam lamunannya. Pikirannya masih kosong melalang buana.

"Putriku, Mama harap kamu jangan terus bersedih. Biarkan arwah suamimu tenang di sana. Dia sudah bahagia tanpa kita. Kita tak boleh terus bersedih untuknya." ucap Mama Alex.

Natasha menoleh ke arah Mama mertuanya. Masih terlihat lelehan air mata di pipinya.

"Alex, Ma. Kenapa harus pergi sekarang? Bukankah masih banyak cerita indah yang harus kami buat? Program bahagia kami akan sirna jika Alex pergi jauh. Natasha harus gimana, Ma?" tanya Natasha pilu.

"Mama mengerti. Tapi kehidupanmu masih panjang, sayang! Semua itu harus kamu lanjutkan. Ada kami semua untukmu!"

"Mama mudah berkata seperti itu. Tapi tidak dengan Nat! Nat ingin Alex ada di sini! Hidup Nat takkan sempurna tanpa kehadiran Alex. Nat mencintai Alex, Ma!" rengek Natasha.

Alicia ikut masuk ke kamar Natasha. Wajahnya juga terlihat sedih. Tapi dia jauh lebih tegar dan kuat daripada Natasha.

"Apa kabar dengan baby Alexa di dalam perut kak Natasha? Apa dia sudah diberi makan? Apa dia sudah dikasih susu? Apa dia sudah mendapat kebahagiaan dari Mamanya? Apa dia bisa tersenyum juga untuk Tante Alicia?" rentetan pertanyaan yang disampaikan Alice.

"Alice, kau benar! Aku bahkan mengabaikan calon bayiku, baby Alexa. Dia pasti kelaparan di dalam perut ini." Natasha mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit.

"Alice, tolong ambilkan aku makanan! Aku harus makan. Kasian baby Alexa. Seenggaknya sebanyak yang aku bisa. Ambilkan!" perintah Natasha pada Alice.

"Mama senang kamu kembali!" kata Mama Alex.

***

"Bagaimana Ma, apakah Natasha sudah mau bicara?" tanya Papa Alex.

"Lumayan Pa. Dia sudah mau berbicara tadi. Keluh kesahnya tersampaikan. Dia tak sehisteris sebelumnya. Tadi juga udah makan. Meski masih sedikit. Setidaknya ada perubahan baginya. Mama nggak tega melihat dia sedih terlalu dalam, Pa. Dia udah seperti putri Mama sendiri." jawab Mama Alex.

"Iya Ma. Papa juga merasa begitu. Oya, mengenai kecelakaan pesawat yang menewaskan semua penumpang, Papa masih berharap Alex kita masih hidup. Tapi entahlah, kemungkinan itu sangat kecil. Jangankan untuk hidup, untuk menjadi jasad yang utuh saja, adalah hal yang mustahil." kata Papa Alex.

"Berdo'a saja Pa, semoga arwah Alex selalu dalam rahmat Tuhan." tambah Mama Alex.

"Natasha udah tidur?" tanya Papa Alex.

"Sepertinya sudah. Alice yang membuatnya merasa rileks. Alice sangat perhatian dengan saudari iparnya itu. Mama yakin, Alex pasti bahagia di alam sana. Ia akan berkata bahwa adik kesayangannya yang sangat bawel dan ngeselin, bisa berguna juga." jawab Mama Alex.

Sementara itu, Natasha pura-pura terlelap dalam ranjangnya. Ia ingin Alice segera pergi dari kamarnya. Melihat Natasha sudah tidur, Alice langsung bergegas pergi ke kamarnya sendiri.

Natasha kembali sendiri dalam ranjang kesayangannya. Masih dalam keadaan yang sama. Terpuruk dalam lekuk kesedihan yang tiada tara. Sesekali matanya terpejam. Merasakan bayang-bayang kehadiran suaminya. Saat matanya terbuka, tak ada suaminya. Begitu seterusnya, sampai dia benar-benar bosan menghadapi dua dunia yang berbeda. Dunia mimpi dan dunia nyata.

"Aku lelah dengan penderitaan batin ini! Aku harus gimana? Aku bahkan tak bisa lepas dari bayang-bayang Alex. Aku masih ingat tentang senyum khasnya yang sangat manis. Dulu aku membenci senyuman manisnya. Bukan karena aku tak suka. Aku takut dia mengambil alih peranku. Aku ingin akulah yang lebih manis darinya. Kenyataannya, dia jauh lebih manis daripada aku. Alex, aku kangen kamu! Seberapa lama lagi kita dipertemukan dalam kisah cinta yang romantis? Aku ingin mengulang kebersamaan kita semasa kau hidup dulu. Aku ingin kamu dan Dennis kembali beradu pendapat dan saling memperebutkan mengenai kemiripan baby Alexa. Aku ingin kamu memanjat pohon mangga lagi, mengambilkan buah mangga muda untukku. Aku masih dalam proses ngidam yang tak terselesaikan."

Natasha kembali menangkup wajahnya yang mulai bercucuran air mata. Ia tak kuasa lagi membendung elemen air mata yang menumpuk di matanya. Natasha mencoba memejamkan matanya lagi. Ia mensugestikan dirinya sendiri untuk segera terlelap. Tak menunggu waktu yang lama, Natasha pun berhasil dikuasai alam mimpi.

***

Tok Tok Tok

"Papa, sepertinya ada yang ketuk pintu. Papa aja yang buka. Mama takut nih. Ini kan malam Jum'at juga. Ikh ngeri!" kata Mama Alex bergidik.

Tanpa berkata lagi, Papa Alex segera membuka pintu rumah. Tamu yang datang adalah Alexander. Putra kesayangannya.

"Al... Alexander? Kau???" pekik Papa Alex tak percaya.

"Iya, aku Alex Papa ganteng...! Masa udah lupa sama putranya. Baru dua hari nggak ketemu. By the way, Alex nggak diijinin masuk nih? Dibiarin di depan rumah aja?" kata Alex.

Papa Alex segera mundur selangkah untuk menyambut kedatangan putranya. Alex segera masuk ke dalam. Segera memeluk Mama kesayangannya yang juga terdiam saat pertama melihat kehadiran putranya.

"Papa, apakah Mama sedang bermimpi?" tanya Mama Alex.

Alex segera melepas pelukannya. Dipandangi Mamanya dengan seksama, kemudian beralih memandang Papanya yang masih berdiri di dekat pintu.

"Kalian kenapa sih? Kayak ngeliat arwah Alex aja." gumam Alex.

"Alex, kau masih hidup putraku? Bukankah kau...?" tanya Mama Alex.

"Aku kenapa?" tanya Alex.

"Sepertinya kita sudah salah duga. Kau ternyata masih hidup. Tapi bukankah pesawatmu mengalami kecelakaan dan semua penumpang dinyatakan meninggal?" tanya Papa Alex.

"Meninggal? Bahkan Alex tak jadi naik pesawat waktu itu, Pa. Alex sih udah sempet naik, tapi turun lagi. Klien Alex yang lain ngajak ketemuan dulu. Jadi Alex cancel penerbangan, trus booking pesawat lagi, Pa." penjelasan Alex.

"Oh jadi begitu? Trus kenapa kamu nggak kasih kabar ke kita? Tuh istrimu kasian banget! Dua hari ini merenung terus di kamarnya. Kasian dia!" kata Mama Alex.

"Ponsel Alex hilang di jalan, Ma. Tapi untungnya dompet Alex nggak ikutan hilang. Alex nggak bisa kasih kabar ke kalian. Yaudah, Alex ke kamar dulu yah! Kasian Natasha masih mikirin aku." kata Alex sembari melenggang pergi.

Alex telah sampai di kamarnya. Istrinya sudah tertidur pulas. Alex tak berniat membangunkannya, karena itu sama saja dengan mengganggu istirahat istrinya. Ia bergegas ke toilet untuk membersihkan diri.

Setelah mandi, Alex langsung tidur bersebelahan dengan Natasha. Natasha tak menyadari kehadiran suaminya. Tapi saat Alex tak sengaja memeluknya, Natasha pun mengeliat.

"Ya Tuhan, sepertinya aku sedang bermimpi. Ada Alex yang memelukku seperti ini. Aku mau terus seperti ini." kata Natasha pelan, wajahnya sumringah.

Miss HackerKde žijí příběhy. Začni objevovat