Alexander - Natashaku!!

8.7K 421 0
                                    

Tepat jam 10.00. Aku sudah sampai di ruang pertemuan di kantorku. Diikuti sekretarisku, Ica dan beberapa orang bagian yang ahli dalam bidangnya.

"Selamat datang teman lamaku!" kataku saat melihat seseorang yang pernah akrab denganku, dia sudah lebih dulu datang.

"Selamat datang! Senang bisa bertemu denganmu lagi!" katanya.

Dia Gio. Teman kuliahku di Jerman dulu. Sejak kapan dia kembali ke Indonesia? Tak ada perubahan dalam dirinya! Kami pun berjabat tangan dan berpelukan ala sahabat.

"Ternyata kamu putra Pak Cakra Darmawangsa? Nggak nyangka banget!" gumamku yang hanya didengar Gio.

"Iya aku belum mengabarimu. Kedatanganku ya tiba-tiba gini. Si Papi maksa banget untuk jadiin aku CEO di perusahaannya." kata Gio sembari terkekeh.

"Kau hanya didampingi dua orang itu?" tanyaku.

Gio menoleh ke arah telunjukku menunjuk. Kemudian dia tersenyum tipis. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Aku membawa sekretarisku. Mungkin sebentar lagi akan datang. Dia izin sebentar. Sekretarisku itu..."

"Kenapa dengannya?" tanyaku heran.

"Tak apa. Mari kita bicarakan proyek terbaru kita!" kata Gio saat menepuk bahuku.

Satu jam kemudian, pintu ruang pertemuan diketuk. Kemudian ku lihat sosok yang sangat ku kenal meminta izin untuk bergabung meeting. Natasha.

"Perkenalkan, dia Natasha, sekretarisku. Asisten pribadi saya juga." kata Gio pada kami semua.

Natasha. Asisten Gio. Bagaimana bisa? Aku tak suka! Bukan tak suka dengan kehadiran Natasha. Tapi tak suka aja jika kehadiran Natasha sebagai asisten pribadi Gio. Gio sang pesaingku.
Pandanganku tak bisa lepas dari Natasha. Konsentrasiku sedikit terganggu. Terkadang harus menyuruh Gio mengulang perkataannya.

"Nat, tolong kamu bagikan brosurnya!" perintah Gio pada Natasha.

Tanpa bertanya, Natasha segera mengikuti perintah atasannya. Dia beranjak dari bangkunya dan membagikan brosur yang dibawanya.

"Nat.." bisikku saat dia berada di sebelahku.

"Ssttt!" bisiknya.

Natasha hanya sekilas menatapku. Apa auraku tak mampu menggodanya? Meeting pun berlanjut sampai selesai. Gio meminta diri untuk kembali ke kantornya. Natasha juga akan bersamanya. Mengikuti kemanapun Gio pergi. Karena dia asisten pribadinya.

Lamunanku masih seputar Natasha. Masih membayangkan Natashaku yang menjadi bagian dari hidup Gio. Natasha kan hanya boleh denganku. Nggak boleh dekat dengan Gio apapun itu alasannya. Sangat dan sangat tidak dibenarkan.

"Pak Alex, mau saya bikinin kopi atau teh?" tanya Ica tiba-tiba.

Jujur saja aku tersentak kaget. Tapi segera ku netralisir agar Ica tak mengetahuinya.

"Kopi saja!" jawabku singkat.

Tak lama Ica masuk ke ruanganku bersama secangkir kopi di tangannya. Dia terlihat sangat berhati-hati membawanya. Takut kalo kopi itu tumpah.

"Ca, kapan lagi kita rapat dengan Pak Gio?" asumsiku adalah menanyakan kapan aku bisa bertemu Natasha lagi.

"Minggu depan Pak. Kalo tidak salah di Cafe Ariston. Kan hanya membahas masalah ringan. Jadi pihak Pak Gio memutuskan untuk meeting di sana. Sekaligus makan siang di sana." jawab Ica dengan ekspresi bahagia. Dia juga senang? Benarkah?

"Ehm..."

"Pak Gio belum menikah kan Pak?"

Ku tatap Ica dengan cepat. Dia salah tingkah. Ada rasa malu yang ditahan.

"Kenapa? Kau menyukainya?"

Dia menggeleng dengan cepat. Lalu mukanya bersemu. Merah merona. Tentu saja ada sesuatu yang tengah bergelora dalam hatinya. Mungkinkah dia menyukai Gio?

"Dia tampan ya?" tanyaku.

"Kalo jujur sih iya Pak. Wanita mana sih yang bisa meragukan ketampanan Pak Gio." jawab Ica malu-malu.

Terlihat sekali dia menyukai Gio. Apa dari Gio yang dia suka? Tentu Ica belum paham tentang kepribadian Gio yang glamour. Ica belum tau!

"Pak Gio itu temen Pak Alex ya? Kok tadi kelihatan akrab gitu pas meeting."

"Iya. Kami satu tempat kuliah dulunya. Di Jerman. Aku tau banyak tentang dia. Ku sarankan, kamu cukup hati-hati padanya. Kan kamu belum sepenuhnya mengenalnya. Itu saranku saja! Percayalah, nggak ada yang lebih baik daripada berhati-hati!"

"Baik Pak. Saya tau. Terima kasih." kata Ica dengan wajah sedih.

"Kembalilah bekerja!" perintahku .

Ica melenggang pergi setelah berpamitan padaku. Ica saja yang sekali bertemu dengannya langsung tergoda. Bagaimana dengan Natasha yang notabene setiap hari berinteraksi dengan Gio? Apa dia akan tergoda dengan Gio? Ku harap itu tak terjadi padanya. Aku tak mau Natashaku memuja laki-laki itu. Meski dia temanku sendiri. Tapi aku tak rela! Sangat tidak rela!

"Natashaku...!" geramku.

Miss HackerWhere stories live. Discover now