Author - Alexander Telah Pergi

5.8K 213 4
                                    

Malam harinya, Alexander menonton TV sendirian. Tak ada acara TV yang menarik baginya. Wajar saja jika tak ada yang berminat menonton TV. Alex pun menyusul Natasha ke kamar. Ternyata istrinya masih duduk di ranjang sembari memegang ponsel di tangannya. Natasha belum tidur.

"Kamu belum tidur sayang?" tanya Alex.

"Belum. Masih chatting sama Gea." jawab Natasha tanpa menoleh ke arah Alex.

'Sepertinya layar ponselnya lebih menarik daripada aku!' batin Alex.

"Kau mau bicara apa? Tidurlah di sampingku!" kata Natasha yang menaruh ponselnya di nakas dan membaringkan tubuhnya di ranjang.

Alex mengikuti perintah Natasha. Direbahkannya tubuhnya di ranjang tersebut. Bersebelahan dengan istrinya.

"Sayang, besok aku ada tugas ke luar kota. Kamu jaga diri baik-baik yah! Nggak lama kok. Cuma sehari aja. Lusa udah balik kok. Kan di sini ada Mama, Papa, dan juga Alice. Kamu gapapa kan ya?" kata Alex pada Natasha.

Sejenak Natasha terdiam, mencerna setiap kata yang diucapkan oleh suaminya.

"Bagiku sehari terasa sangat lama. Bagaimana jika Baby Alexa tiba-tiba kangen sama Papanya? Bisakah aku berbuat sesuatu untuknya?" tanya Natasha.

"Semoga besok Baby Alexa tak merepotkanmu. Pasti dia tau, jika Papanya sedang bertugas untuk bekal masa depan kita. Dia anak yang baik dan selalu hormat pada orang tuanya." jawab Alex sembari mengelus pucuk kepala Natasha.

"Kamu berbicara begitu, seolah-olah aku ini adalah anak kecil saja. Aku kan udah gede. Bahkan perutku aja udah membuncit sedemikian rupa." kata Natasha.

Alex membenarkan posisi tidurnya. Masih ditatapnya istrinya dengan tatapan hangat. Sementara Natasha sama sekali tak mau menatap wajah suaminya. Kesal di hatinya karena akan ditinggalkan, menyakiti dirinya sendiri.

"Yaudah, kamu pergi aja! Aku gapapa." kata Nastasha yang membalikkan tubuhnya, membelakangi Alex.

'Pasti dia ngambek. Sudah ku duga!' batin Alex.

Malam itu terasa hambar bagi keduanya. Alex tak bisa romantisan dengan istrinya. Jangankan untuk bermain ranjang, sekedar menyentuhnya saja, istrinya sudah mencak-mencak nggak mau disentuh. Alex masih bisa memakluminya karena istrinya sedang dalam kondisi hamil, yang tentu saja sangat sensitif.

Natasha belum bersedia diganggu Alex. Di satu sisi, ia tak mau membiarkan suaminya kesepian tanpa belaiannya. Ia sangat ingin bercinta dengan suaminya, seperti malam-malam sebelumnya. Tapi apa daya, ia masih menyimpan gengsi yang luar biasa. Kesal di hatinya seakan makin menumpuk dan terus menumpuk.

***

Alexander terbangun di saat istrinya sudah lebih dulu bangun. Istrinya sudah tak ada di ranjangnya. Selanjutnya Alex mencari ke toilet. Tapi tak ada. Alex makin gusar, karena tak biasanya Natasha menghilang. Biasanya Natasha akan tetap berada di kamarnya. Setidaknya seperti itu selama masa kehamilannya.

"NATASHA!!! Kau dimana???" teriak Alex mencari-cari keberadaan istrinya.

Alexander keluar dari kamarnya. Mencari Natasha ke setiap sudut ruangan. Termasuk di kamar Alicia.

"Alice, Natasha ada disini nggak?" tanya Alex saat membuka pintu kamar Alicia.

"Kak Alex keterlaluan! Sepagi ini udah gangguin orang tidur. Mana mungkin kak Natasha ke sini? Ini masih jam 4 pagi. Mungkin kak Natasha ke dapur atau kemana. Coba cari sana!" kata Alicia yang masih belum bisa move on dari guling yang dipeluknya.

Alex mencari Natasha ke tempat lain. Ia berjalan ke arah dapur. Di sana terdapat sosok wanita yang tengah berdiri menghadap kompor. Sepertinya ia sedang memasak sesuatu. Alex langsung hafal siapa sosok itu. Dialah Natasha, istri kesayangannya.

"Natasha, kau sedang apa?" tanya Alex yang masih berdiri di posisi yang sama.

"Kemarilah! Aku masak mie instan. Sepagi ini, aku udah laper banget! Kau tau kan, aku nggak bisa masak? Jadi ya, aku bisanya masak mie instan. Aku masak dua porsi loh. Sengaja buat kamu juga." kata Natasha, sesekali melirik ke arah Alex.

"Apa aku nggak salah liat? Natasha, kan kamu lagi hamil. Lupa sama nasehat Dokter? Kan nggak boleh keseringan makan mie instan?" ujar Alex.

"Nggak boleh keseringan bukan berarti nggak makan kan? Ini udah mau mateng juga. Jadi jangan berisik. Gangguin tidur yang lain aja." kata Natasha.

Alex mengikuti kemauan Natasha. Ia tak bisa menolak kemauan istrinya yang notabene rawan ngidam. Mereka makan mie instan bersama-sama.

***

"Jaga dirimu baik-baik! Besok aku akan kembali." kata Alexander.

Natasha hanya bisa memeluk Alex tanpa berkata sepatah katapun selain menangis. Ia sebenarnya tak ingin ditinggalkan suaminya. Papa dan Mama Nathan, hanya bisa mematung menyaksikan momen perpisahan Alex yang ditangisi Natasha.

"Ayo Lex, nanti kamu bisa terlambat!" kata Papa Nathan.

"Iya Pa." kata Alex yang mencoba melonggarkan pelukan Natasha yang meraung-raung seperti anak kecil.

"Dih, kak Natasha gitu banget deh!" cibir Alice.

"Natasha, sini sama Mama. Biarkan Alex pergi sekarang!" kata Mama Nathan.

"Bolehkah aku ikut mengantarmu! Setidaknya sampai di bandara." pinta Natasha.

"Ayolah! Cepatlah kalian naik mobil!" perintah Papa Alexander yang sudah berada di dalam mobil.

Sesampai di bandara, Natasha benar-benar tak bisa menahan kesedihannya. Ia tak peduli dengan cibiran orang menyebutnya lebay. Bagi Natasha, berat rasanya berpisah dengan suami kesayangannya, walau sehari saja.

***

Keesokan harinya, Navia gusar menanti kehadiran suaminya. Sejak kemaren, ia sama sekali tak memberi kabar padanya. Pikirannya melayang kemana-mana. Orang tua Nathan dan Alice tak terlalu peduli dengan Alex. Tapi tidak dengannya. Alex adalah separuh nafasnya. Tanpa Alex, hidupnya tak ada warna sama sekali.

Natasha menonton TV untuk menghilangkan segala penatnya. Sedari tadi tak ada acara TV yang menarik baginya. Akhirnya dipilih suatu acara TV bertemakan berita.

"DIPASTIKAN SEMUA PENUMPANG PESAWAT TERSEBUT MENINGGAL DUNIA..."

Natasha memastikan kembali kesamaan antara gambar pesawat di TV dengan pesawat yang ditumpangi Alex. Kedua pesawat itu sangat mirip.

'Tidak! Alex tak boleh mati sekarang! Baby Alexa masih butuh perhatiannya. Alex, kamu jahat!' batin Natasha.

Natasha berteriak histeris. Mama Nathan yang kebetulan di rumah, segera memeluk dan menenangkan menantunya.

"Ma, Alex Ma. Alex sudah meninggal. Itu Ma, itu pesawat yang sama yang ditumpangi oleh Alexander. Kemaren Natasha liat Alex masuk ke pesawat itu. Bagaimana nasib Natasha, Ma?" isak tangis Natasha.

"Sabar sayang, semua akan baik-baik saja. Itu belum pasti! Kamu yang sabar ya!"

"Mama, Nat belum siap menjanda, Ma. Baby Alexa masih butuh Papanya."

"Alice, ambilkan minum untuk Natasha!" teriak Mama Nathan.

Tak menunggu waktu lama, Alice membawa segelas air putih. Diberikannya kepada Natasha.

"Sabar ya Kak! Alice juga sedih, nggak mau kehilangan kakak tercinta Alice!" kata Alice.

Natasha kembali menangis sejadi-jadinya. Membayangkan kehidupan selanjutnya tanpa ada kehadiran Alexander setiap harinya.

'Baby Alexa, mulai hari ini kau harus membiasakan dirimu tanpa ada Papa! Papa telah pergi sayang!' batin Natasha

Miss HackerWhere stories live. Discover now